Seperti masjid raya pada umumnya, Sabilal Muhtadin juga punya keunikan khusus. Kubahnya berbentuk bulat pipih, berdiri di atas bangunan kotak persegi panjang. Di sekeliling bangunan masjid dilengkapi empat menara kecil, masing-masing setinggi 21 meter. Kemudian ada pula satu menara utama setinggi 45 meter di tengah bangunan masjid.
Bangunannya bergaya aristektur Timur Tengah, tetapi tidak melupakan muatan lokal Kalimantan. Itu terlihat dari motif tumbuh-tumbuhan yang mengelilingi pilar dan tembok. Mencerminkan Kalimantan sebagai pusat paru-paru dunia lantaran diberkahi deretan hutan belantara.
Bangunan utama memiliku luas 5.250 meter persegi. Berisi ruang ibadah dua lantai yang bisa menampung jamaah hingga 7.500 orang. Adapun teras dan selasarnya juga diperkirakan sanggup menampung hingga 7.000 jamaah.
Kesan pertama saya ketika menatap masjid ini adalah kokoh. Itu tebersit dari penggunaan kubah besar, tiang-tiang, dan dinding tebal lagi padat. Akan tetapi, ketika langkah kaki sampai di depan pintu, kesan kokoh sedikit melunak. Bentuk pintu-pintu masjid ini berbentuk kerawang sehingga sedikit memberi kesan ringan dan nyaman.
Perasaan ringan dan nyaman juga dikesankan dari lampu hias yang terpasang di bagian dalam ruang utama. Lampu hias berjumlah 17 unit, dilengkapi ribuan susunan bola kaca dalam sebuah lingkaran bergaris tengah 9 meter.
Suasana yang dirasakan ketika memasuki masjid adalah sejuk. Pasalnya, di bagian luar masjid, ada ruang terbuka hijau yang dihuni ratusan pohon. Ada 58 jenis pohon yang terdiri dari 23 famili dan 12 model arsitektur pohon. Di antara jenis pohon adalah ketapang, angsana, dan trembesi.
Selain digunakan sebagai tempat ibadah, Masjid Raya Sabilal Muhtadin juga punya sekolah Islam yang bernama sama. Lewat sekolah itu, anak-anak bisa mengenyam pendidikan Islam sembari meresapi nilai-nilai kebaikan yang ditanamkan oleh Ulama Banjar sejak dulu.
Jenjang pendidikan Islami yang ada di Masjid Raya Sabilal Muhtadin juga sangat lengkap. Mulai dari TK hingga SMA/SMK. Ada pula perpustakaan umum, radio dakwah, koperasi karyawan, sarana olahraga, hingga SPBU.
Dengan kata lain, masjid ini benar-benar digunakan sebagai pusat kegiatan Islam.
Saya yang kebetulan tengah bertugas di Kalimantan Selatan, beruntung sudah beberapa kali mengunjungi masjid ini. Baik untuk salat, mengambil foto dan video, ataupun sekadar jalan-jalan sore di area ruang terbuka hijau.