Kini, Bapak telah berpulang. Aku bersyukur bisa menemani dan membantunya menunaikan ibadah haji empat belas tahun silam. Doaku satu saja. Semoga kami dipersatukan kembali di taman surga-Nya.
Pentingnya Berhaji Sedari Muda
Berbekal cerita tadi, maka kutempatkan “berbakti kepada orangtua” sebagai urutan pertama pada tiga alasan mengapa generasi milenial harus berhaji selagi muda.
Seperti Bapakku dulu, mungkin orangtuamu juga memerlukan bantuanmu untuk menyempurnakan rukun hajinya. Entah karena sakit, entah lantaran faktor usia. Yang jelas, jangan pernah sia-siakan kesempatan itu.
Alasan kedua berkaitan dengan fisik. Pembaca budiman, haji adalah satu-satunya ibadah wajib yang tidak hanya menuntut materi, tetapi juga kekuatan fisik. Dari enam rukun haji, tiga di antaranya membutuhkan kondisi tubuh yang prima: tawaf, sai, dan wukuf.
Belum lagi perjalanan menuju Tanah Suci yang memakan waktu lebih dari sembilan jam. Setelah tiba di sana, kita pun harus menahan terik matahari pada siang hari dan melawan hawa dingin tatkala malam hari. Bukan apa-apa, ini padang pasir, Kawan!
Oleh sebab itu, jangan pernah menunggu tua. Berhajilah sedari muda. Selagi ketegaran dan kekuatan masih melekapi raga. Selama mampu, tunaikanlah segera. Jangan ditunda-tunda. Sebab kita tidak pernah tahu bilamana kita akan berpulang kepada-Nya.
Sulawesi Selatan, misalnya. Warga Tanah Toraja mesti menahan rindu bertemu kakbah selama 39 tahun. Sebelas-dua belas dengan penduduk Bumi Lambung Mangkurat—julukan Kalimantan Selatan—yang mesti tabah menanti selama 29 tahun.
Terbayang, tidak? Jika daftar haji sekarang, maka kita akan diberangkatkan kira-kira pada 2040 mendatang. Belum lagi kedatangan pandemi korona yang memaksa pemerintah Arab Saudi menghentikan penyelenggaraan haji dan umrah sepanjang 2020. Semakin panjang saja antreannya, Kawan!
Nah, mumpung masih muda, sisihkanlah sebagian pendapatan untuk tabungan haji. Selain sebagai sarana mempersiapkan diri, tabungan haji juga membuktikan niat dan ikhtiar kita dalam menunaikan rukun Islam yang kelima. Jangan lupa, setiap niat baik akan dicatat penuh sebagai pahala sekalipun belum dilakukan.