Mohon tunggu...
Adhi Nugroho
Adhi Nugroho Mohon Tunggu... Penulis - Blogger | Author | Analyst

Kuli otak yang bertekad jadi penulis dan pengusaha | IG : @nodi_harahap | Twitter : @nodiharahap http://www.nodiharahap.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengenakan Batik, Menjadikan Indonesia Lebih Baik

2 Oktober 2018   01:09 Diperbarui: 2 Oktober 2018   01:10 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Si premium berwarna ungu yang menjadi pilihanku | Sumber: dokumentasi pribadi

Rasa gugup mendadak muncul kala secarik kertas diantarkan ke meja kerjaku sore itu. Bukan sekadar kertas biasa, melainkan sebuah surat undangan. Berisi tiga paragraf singkat yang diketik rapi dengan menggunakan huruf Times New Roman. Bunyinya meminta kesediaan pejabat kantorku untuk menjadi pembicara di sebuah acara diskusi ekonomi.

Undangan seperti ini sebenarnya sudah biasa, ketika kita bekerja di sebuah lembaga negara. Sudah banyak surat sejenis yang ditujukan ke alamat kantorku, dengan maksud yang serupa. Namun, disposisi atasanku kali ini membuatku terngaga.

"Saudara Adhi, tolong wakili saya untuk menghadiri acara ini," tulisnya di pojok kanan atas surat dengan menggunakan pena kebanggaannya.

Tugas membawakan materi di berbagai kesempatan presentasi, sebenarnya sudah biasa aku ladeni. Hanya saja levelnya berbeda. Sebagai analis ekonomi yang baru empat tahun bekerja, aku biasanya diberikan kesempatan tampil pada acara sosialisasi. Pesertanya paling-paling sekelompok pelajar, mahasiswa, dan akademisi.

Penyajiannya pun cenderung satu arah. Jikalau ada sesi tanya jawab, paling lama hanya berlangsung selama 15 menit. Itupun jarang terpakai penuh, karena adik-adik yang kujejali dengan materi, rata-rata malu bertanya. Kalau sudah begini, biasanya aku memancing keberanian mereka dengan hadiah yang tak seberapa.

Presentasi di depan ratusan orang, butuh persiapan matang | Sumber: dokumentasi pribadi
Presentasi di depan ratusan orang, butuh persiapan matang | Sumber: dokumentasi pribadi
Untuk acara diskusi ekonomi seperti kali ini, tugasku biasanya hanya menyiapkan bahan presentasi dan menjadi asisten sorot untuk atasanku. Apalagi, yang menjadi pesertanya bukanlah pihak yang biasa-biasa: ratusan aparatur sipil negara.

Bak ratusan semut yang mengerubungi gula, berjuta pertanyaan dengan cepat menyerang isi kepalaku. Apa yang harus kusampaikan di hadapan orang-orang berseragam coklat itu? Apa jadinya jika mereka mencecarku dengan beragam pertanyaan? Sementara ide dan mulutku hanya terdiam seperti batu. Oh, tidak.

Hingga malam tiba, berbagai pertanyaan itu terus menghantuiku. Menjauhkanku dari tidur nyenyak. Hingga akhirnya kutumpahkan seluruh kegalauanku kepada istriku.

"Tenang saja, acaranya masih dua minggu lagi. Masih ada banyak waktu untuk mempersiapkan materi dan penampilanmu. Yang penting kamu berusaha, Allah pasti akan memberimu hasil yang terbaik," pesan istriku mencoba menenangkanku.

Batik Jadikan Penampilanku Lebih Baik

Mencoba mengalahkan rasa gugup, akhirnya aku putuskan untuk memfokuskan diri pada hal yang lebih penting: mempersiapkan diri dengan baik. Lagian, namanya tugas harus tetap dijalani, bukan diratapi. Oke, kita mulai satu per satu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun