Berkaca dari fakta tersebut, mendorong pemanfaatan EBT menjadi agenda wajib yang harus dilakukan. Beruntung Indonesia memiliki seorang Eniya Listiani Dewi yang telah meneliti potensi sumber energi baru sejak tahun 1998. Risetnya telah banyak menghasilkan ide dan gagasan baru, salah satunya adalah pemanfaatan hidrogen sebagai sumber alternatif energi.
Hidrogen sebenarnya merupakan salah satu unsur yang melimpah di alam semesta, dengan pangsa sekitar 75% dari total massa unsur alam semesta. Di muka bumi, senyawa hidrogen alami relatif jarang ditemukan. Meski demikian, proses industri seringkali menghasilkan hidrogen dalam bentuk senyawa hidrokarbon seperti metana. Selain itu, hidrogen juga dapat diproduksi dari air melalui proses elektrolisis.
Inovasi teknologi yang dikembangkan Eniya sejak tahun 2003 berhasil mengubah senyawa hidrogen menjadi listrik melalui proses transfer elektron. Teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk motor dan tenaga cadangan berbagai mesin dan peralatan yang membutuhkan energi listrik.
Bahan baku gas hidrogen juga relatif mudah untuk diperoleh. Gas hidrogen bersumber dari limbah biomassa yang umum dihasilkan oleh industri kelapa sawit. Sebagaimana kita ketahui, Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor kelapa sawit terbesar di dunia.
Untuk memudahkan kita memahaminya, Eniya menggambarkan teknologi yang dibuatnya sama seperti generator. Bedanya, dia menggunakan sel bahan bakar sebagai pengganti generator.
Nah, sel bahan bakar tersebut tugasnya mengubah hidrogen (H2) dan oksigen (O2) menjadi air yang mengandung listrik. Kandungan listrik di dalam air bisa dihasilkan karena adanya proses transfer elektron. Selanjutnya, listrik tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi baru bagi mesin dan peralatan yang menggunakan energi listrik.
Teknologi sel bahan bakar yang dikembangkan Eniya memerlukan rata-rata 0,8 hingga 1 liter gas hidrogen untuk menghasilkan 1 KWh. Oleh karenanya, biaya operasional per KWh mencapai Rp3.300 hingga Rp28.300. Lebih mahal dibandingkan tarif dasar listrik saat ini yang berkisar antara Rp1.352 hingga Rp1.644.
Inovasi dalam Mengatasi Tantangan
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Eniya bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) juga mengembangkan teknologi untuk memproduksi gas hidrogen secara mandiri. Dalam prosidingnya yang berjudul Potensi Hidrogen sebagai Bahan Bakar untuk Kelistrikan Nasional, ada tiga teknologi yang telah dikembangkan Eniya.