Setiap penulis sejatinya hanya memiliki harapan tunggal ketika ia menulis, yaitu karyanya dibaca. Saya bisa membayangkan bagaimana rekan saya menulis artikelnya dengan penuh cita-cita. Berharap agar gagasan yang ditulisnya, bisa dinikmati oleh banyak orang. Sehingga akan menjadi sumber rujukan, manfaat, atau inspirasi bagi setiap orang yang membacanya.
Mungkin ia juga berangan-angan, bahwa pembaca yang kritis akan menghubunginya setelah membaca tuntas tulisannya. Menanyakan tentang bagian yang kurang tepat, atau menyampaikan argumen atas hasil analisis yang berbeda pendapat. Menguliti kata per kata, demi merumuskan solusi yang tepat atas topik yang diangkat.
Jikalau ada harapan untuk memperoleh kompensasi pun, saya berani bertaruh, bahwa itu berada pada urutan terakhir dari tujuan ia menulis. Karena jelas, ia tidak mengandalkan artikelnya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Saya menjawab. Pertama, karena saya memiliki kesempatan untuk mendapat hadiah. Hadiah yang saya peroleh dari kompetisi menulis, tidak hanya menjadikan dapur tetap ngebul, namun juga menambah tabungan bagi istri untuk melanjutkan studi.
Kedua, karena prestasi. Siapa yang tidak senang ketika namanya terpampang sebagai pemenang kompetisi penulis? Hal itu membuat saya senang dan ketagihan.
Terakhir, dengan mengikuti kompetisi, minimal artikel yang saya kirim pasti dibaca dengan tuntas oleh para juri. Pasti! Bisa jadi bukan hanya sekali, tetapi hingga berkali-kali. Untuk membandingkan tulisan saya dengan peserta lainnya, apabila kualitasnya dinilai cukup untuk ditempatkan dalam daftar nominasi pemenang.
Ah, jangan berkecil hati kawan. Saya pernah mendengar dari orang bijak, bahwa orang yang menulis itu, berpeluang mendapatkan 3 kepuasan. Pertama, puas karena tulisannya berhasil ia selesaikan. Kedua, puas karena hasil tulisannya telah dibaca orang. Dan terakhir, puas karena mendapatkan kompensasi, bisa dalam bentuk materi ataupun ketenaran.
Jikalau yang kedua belum bisa dinikmati, setidaknya kau sudah mendapat 2 kepuasan lainnya, bukan?
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H