Orang yang benar-benar kaya---bukan terlihat kaya---akan mengalokasikan sumber pendapatannya (active income) terlebih dahulu kepada pos-pos yang akan menghasilkan pendapatan kembali secara pasif (passive income).
Sebagai contoh, seorang yang mengutamakan wealth style, akan menabung sedikit demi sedikit untuk membeli rumah terlebih dahulu. Kemudian rumah tersebut ia sewakan, sehingga setiap bulannya ia memperoleh passive income. Nah, passive income inilah yang kemudian digunakan untuk membiayai life style, bukan active income. Inilah yang menurut Tung disebut menunda kesenangan demi memperoleh kesenangan yang lebih besar.
Sontak saya tersadar. Benar kata Pak Tung. Boleh dibilang selama ini saya hanya menuruti life style. Jangankan niat memiliki passive income, tabungan saja rasanya selalu pas-pasan. Lebih besar pasak ketimbang tiang. Harusnya saya menabung dahulu---menunda kesenangan---untuk membangun passive income. Bukannya malah senang-senang.
Akhirnya, saya menerapkan apa yang diajarkan Pak Tung dalam hidup saya. Pelan-pelan saya mulai menata kembali gaya hidup dan keuangan saya. Dan sekarang, alhamdulillah, saya berhasil mewujudkan salah satu impian istri saya untuk melanjutkan studi pasca sarjana.
Dari Derita Menjadi Gelimang Harta
Tung sama seperti kebanyakan orang. Tidak dilahirkan dari keluarga kaya, melainkan keluarga sederhana. Sejak kecil ia kerap mengalami kesulitan. Terutama saat bisnis ayahnya bangkrut. Sejak itu, Tung belajar bagaimana cara bekerja keras untuk mengubah hidup.
Kehidupan yang keras membuat Tung akhirnya menjadi pribadi ulet dan tangguh. Ada satu prinsip dalam hidup pria kelahiran 22 Desember 1968 ini yang patut kita tiru. Menurut Tung, kunci sukses adalah belajar mencontek.
Mencontek? Bukannya itu tidak baik? Nanti dulu.
Prinsip tersebut membawa Tung menuju kesuksesan. Sewaktu kuliah, Tung tidak segan-segan berkenalan dan menimba ilmu pada seniornya yang berprestasi. Tung kemudian berhasil menjadi mahasiswa terbaik di angkatannya. Bahkan prestasinya saat itu melebihi senior yang mengajarinya.
Prestasi Tung di bidang akademik menarik perhatian sebuah bank milik swasta. Tung kemudian direkrut bank tersebut, dan tidak membutuhkan waktu lama untuk menjadi pimpinan berkat prestasinya. Salah satunya berhasil memperbaiki hasil audit 22 cabang pembantu dalam waktu empat bulan. Kinerja cabangnya berubah, dari semula terburuk, menjadi yang terbaik di seluruh Indonesia.