Mohon tunggu...
Adhi Nugroho
Adhi Nugroho Mohon Tunggu... Penulis - Blogger | Author | Analyst

Kuli otak yang bertekad jadi penulis dan pengusaha | IG : @nodi_harahap | Twitter : @nodiharahap http://www.nodiharahap.com/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Asa Mengangkat Citra Indonesia

12 Agustus 2018   22:02 Diperbarui: 12 Agustus 2018   22:13 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Pertemuan Tahunan IMF-WB. Pada tanggal 12-14 Oktober 2018 mendatang, pertemuan ini akan diselenggarakan di Bali dan dihadiri oleh pemangku kepentingan ekonomi dan keuangan dari 189 negara di dunia | Sumber : Bank Indonesia

Purwoko mengusap bulir keringat dari dahinya dengan handuk kecil berwarna putih yang selalu terlilit rapi di bahunya. Sebagai seorang buruh lepas, dia tahu bahwa pekerjaannya kali ini berbeda dari biasanya. Bukan saja karena lokasinya di luar Pulau Jawa, tempat asalnya, namun juga karena dia harus bekerja pada shift ketiga saat dini hari bermula.

Namun, upah harian dan bonus tambahan yang dijanjikan oleh mandornya seketika mengobarkan kembali semangat juangnya. Asalkan proyek Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai yang dikerjakannya rampung awal Agustus 2018, dia bisa pulang dan membeli komputer baru untuk putranya yang baru beranjak ke semester tiga.

Gelaran Akbar

Bali sedang sibuk berbenah. Proyek yang dikerjakan Purwoko hanya merupakan salah satu dari proyek infrastruktur yang sedang dikebut. Ada beberapa proyek lainnya yang juga sedang diselesaikan seperti perluasan apron Bandara Ngurah Rai, pemasangan patung Garuda Wisnu Kencana, Pelabuhan Benoa, dan Tempat Pembuangan Akhir Sampang Suwung.

Apa sebab? Semua itu dilakukan demi mendukung kelancaran penyelenggaraan Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia (IMF-WB) yang diamanahkan kepada Indonesia, di Nusa Dua, Bali pada 12-14 Oktober 2018 mendatang.

Pertemuan Tahunan IMF-WB merupakan pertemuan ekonomi dan keuangan terbesar di dunia. Pertemuan yang diselenggarakan oleh Dewan Gubernur IMF dan WB setiap tahunnya pada bulan Oktober ini, akan mendiskusikan perkembangan ekonomi dan keuangan global terkini serta isu-isu lainnya seperti outlook ekonomi global, stabilitas keuangan global, kemiskinan, pembangunan, lapangan kerja, perubahan iklim, dan isu global lainnya. Tidak tanggung-tanggung, peserta yang akan menghadiri pertemuan akbar ini terdiri dari Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari 189 negara anggota IMF, akademisi, think tank, anggota parlemen, Non-Governmental Organization (NGO), investor, swasta, dan kalangan media.

Dalam rangkaian pertemuan tersebut, akan diselenggarakan pula sejumlah pertemuan penting yang bersifat bilateral maupun multilateral. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan di bidang ekonomi dan keuangan seperti Development Committee, International Monetary and Financial Committee, G24, G20, G7, dan Organisasi Regional Kawasan.

Tidak ketinggalan ada pula pertemuan yang membahas isu spesifik seperti seminar pemuda, teknologi informasi, pemberdayaan perempuan, konferensi pers, dan lain-lain. Diperkirakan akan ada lebih dari 2.000 pertemuan yang diselenggarakan secara simultan dan melibatkan tidak kurang dari 15.000 kepala selama perhelatan berlangsung.

Singkatnya, the world is coming to Indonesia. Dunia datang menuju Indonesia.

 Memanfaatkan Kesempatan

Menjadi tuan rumah Pertemuan Tahunan IMF-WB merupakan kesempatan yang langka bagi setiap negara, termasuk Indonesia. Sesuai siklusnya, Pertemuan Tahunan IMF-WB digelar di Washington DC, Amerika Serikat selama dua tahun berturut-turut. Pada tahun ketiga, barulah negara anggota IMF dan WB lain yang menyampaikan minatnya melalui proposal, diberi kesempatan untuk menjadi tuan rumah. Seperti halnya perhelatan akbar dunia lainnya, ada kriteria dan mekanisme khusus yang diterapkan IMF dan WB untuk menentukan siapa yang terbaik dari seluruh kandidat tuan rumah.

Manfaat jangka pendek dan panjang Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018 bagi Indonesia | Sumber : Bank Indonesia (diolah)
Manfaat jangka pendek dan panjang Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018 bagi Indonesia | Sumber : Bank Indonesia (diolah)
Sebagai warga negara Indonesia, kita patut berbangga. Setelah mengajukan minat pada tahun 2014 dan melalui proses panjang selama setahun penuh, Indonesia akhirnya ditetapkan sebagai tuan rumah Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018. Mengalahkan dua kandidat lainnya yaitu Mesir dan Senegal. Indonesia merupakan negara anggota ASEAN-5 keempat yang menjadi tuan rumah setelah Filipina (1976), Thailand (1991), dan Singapura (2006). Unggul dibanding Malaysia yang sampai saat ini belum pernah menjadi tuan rumah.

Sederet manfaat sudah menunggu untuk kita raih sebagai tuan rumah. Apa saja? Dalam jangka pendek, ada potensi penerimaan devisa dengan jumlah tidak kurang dari Rp725 miliar sepanjang Pertemuan Tahunan IMF-WB berlangsung. Devisa tersebut berasal dari biaya belanja peserta, baik delegasi maupun turis asing, antara lain untuk pertemuan, transportasi dan akomodasi, makanan dan minuman, belanja hiburan, serta wisata alam dan budaya.

Dalam keterangan resminya, Bappenas memprediksi dampak langsung pengeluaran peserta pertemuan bahkan lebih besar lagi, yakni mencapai Rp943,5 miliar. Sebagian besar dialokasikan kepada biaya akomodasi dan makan minum, disamping hiburan dan belanja cenderamata.

Kehadiran belasan ribu peserta di Bali sudah barang tentu akan berdampak positif terhadap perekonomian Bali. Gelaran akbar yang diselenggarakan pada masa low season di bulan Oktober, akan memberikan angin segar terhadap roda perekonomian Bali. Terutama pada sektor akomodasi makan minum, jasa, industri kecil, dan sektor pendukung lainnya. Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi Bali sepanjang 2018 akan tumbuh di kisaran 6,0%-6,4%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat tumbuh 5,59%.

Bukan hanya Bali yang akan merasakan dampaknya. Ajang besar ini juga dimanfaatkan Indonesia untuk mempromosikan paket wisata di luar Bali. Melalui slogan promosi Beyond Bali, destinasi wisata kelas wahid nusantara seperti Lombok, Raja Ampat, Pulau Komodo, Tana Toraja, Danau Toba, dan Candi Borobudur akan ditawarkan kepada peserta Pertemuan Tahunan IMF-WB. Harapannya, peserta dapat mengenal lebih jauh keindahan alam dan budaya Indonesia di sela-sela agenda pertemuan. Seperti Bali, roda perekonomian berbagai daerah wisata lainnya diprediksi akan berputar lebih cepat.

Selain jangka pendek, ada juga berbagai manfaat jangka panjang yang dapat diraih Indonesia. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, Pertemuan Tahunan IMF-WB akan mendorong terjadinya perbaikan infrastruktur pariwisata di Bali dan destinasi wisata lainnya. Dampak dari perbaikan infrastruktur ini akan dirasakan tidak hanya selama pertemuan berlangsung, namun juga jauh setelah gelaran usai.

Sebagai contoh, pembangunan Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai yang sedang dikerjakan Purwoko diharapkan akan menjadi solusi kemacetan di pusat kota Bali. Hal ini akan mengurangi biaya transportasi dan memangkas waktu tempuh bagi siapapun yang melewatinya.

Sejalan dengan apa yang dikatakan Managing Director IMF, Christine Lagarde, pertemuan ini juga merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk menarik investor asing agar berinvestasi di Indonesia. Momentumnya sangat tepat. Pasalnya, fundamental ekonomi Indonesia saat ini berada dalam kondisi yang kuat dan telah diakui oleh dunia.

Buktinya, berbagai lembaga rating internasional yaitu Fitch, R&I, JCR, dan Moody's kompak menaikkan rating Indonesia menjadi investment grade. Ini menegaskan kembali kepercayaan dunia terhadap peluang investasi di Indonesia. Pertemuan Tahunan WB-IMF nanti merupakan saat yang tepat untuk memamerkan potensi ekonomi Indonesia sekaligus meminang investor asing untuk merasakan keuntungan berinvestasi di bumi pertiwi.

Di bidang perdagangan internasional, Pertemuan Tahunan WB-IMF menjadi ajang yang tepat untuk memasarkan produk unggulan Indonesia di pasar global. Kita berharap produk lokal Indonesia mampu bersaing dengan produk mancanegara, khususnya pada sektor industri kreatif, teknologi finansial, pariwisata dan budaya. Khusus di sektor pariwisata, promosi paket wisata diharapkan akan meningkatkan kunjungan wisatawan ke destinasi utama Indonesia. Persis seperti peribahasa 'laksana jentayu menantikan hujan', kita ingin pariwisata Indonesia senantiasa dirindukan oleh dunia.

Sebagai gambaran, Oxford Business Group dalam kajiannya telah membuktikan bahwa Pertemuan Tahunan WB-IMF 2015 telah memperkuat citra global Peru, yang kala itu bertindak sebagai tuan rumah, sebagai destinasi wisata di kawasan Amerika Latin. Kontribusi industri perjalanan dan wisata terhadap ekonomi Peru meningkat 16,34% selama tahun 2014-2016. Dampaknya, penciptaan lapangan kerja di sektor tersebut juga meningkat 6,82% sepanjang periode yang sama.

Di luar faktor ekonomi, manfaat jangka panjang lainnya yang dapat dipetik dari Pertemuan Tahunan WB-IMF ini adalah kesempatan menunjukkan kepemimpinan Indonesia dalam membahas berbagai isu global yang mengemuka seperti pembangunan infrastruktur, stabilitas sistem keuangan, penanganan inequality, pembangunan sumber daya manusia, ekonomi syariah, dan keuangan inklusif. Terakhir, Pertemuan Tahunan WB-IMF akan menambah pengalaman Indonesia dalam menyelenggarakan event internasional dan memperluas jejaring dengan berbagai komunitas internasional.

 Peran Kita

Kesempatan yang langka ini sudah sepatutnya kita manfaatkan dengan baik melalui persiapan yang matang, terencana, dan terukur. Kita ingin Indonesia dikenal dunia sebagai tuan rumah yang mampu melayani dengan baik. Kuncinya, kita harus mampu mengangkat citra positif Indonesia dan menyentuh kesan terdalam para tamu yang datang, sehingga tidak ragu untuk kembali berkunjung ataupun berinvestasi di Indonesia pasca acara pertemuan usai.

Dalam mempersiapkan gelaran akbar ini, Indonesia telah membentuk Panitia Nasional yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, dibantu oleh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia sebagai wakilnya. Panitia Nasional telah menyiapkan rangkaian kegiatan persiapan demi mengangkat citra Indonesia jelang Pertemuan Tahunan WB-IMF 2018.

Rangkaian ini terangkum dalam sebuah tema besar, yaitu Voyage to Indonesia (VTI). Esensi dari kata voyage adalah perjalanan menuju tempat baru. Artinya, peserta akan dibawa menuju Indonesia yang baru, khususnya setelah berhasil bangkit dari krisis Asia tahun 1998. Secara garis besar, fokus VTI adalah menampilkan ekonomi Indonesia yang tereformasi, memiliki daya tahan yang kuat, serta tumbuh secara progresif dan inklusif.

Bappenas menyatakan bahwa biaya yang dianggarkan untuk mempersiapkan perhelatan akbar ini setidaknya mencapai Rp6 triliun. Rinciannya adalah biaya perbaikan infrastruktur yang mencapai Rp4,9 triliun. Sisanya sebesar Rp1,1 triliun dialokasikan untuk biaya operasional penyelenggaraan acara. Dengan segudang manfaat jangka pendek dan panjang yang telah diuraikan sebelumnya, sebetulnya Indonesia berada dalam posisi yang menguntungkan. Sekali lagi, asalkan kita mampu mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.

Peran yang dapat kita lakukan dalam mengangkat citra Indonesia guna mendukung kesuksesan Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018 | Sumber : Kementerian Keuangan (diolah)
Peran yang dapat kita lakukan dalam mengangkat citra Indonesia guna mendukung kesuksesan Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018 | Sumber : Kementerian Keuangan (diolah)
Lalu, apa peran yang dapat kita lakukan untuk membantu Panitia Nasional dalam mengangkat citra positif Indonesia? Sangat banyak!

Jika anda belum berkesempatan terlibat langsung dalam penyelenggaraan Pertemuan Tahunan WB-IMF 2018, anda dapat memulai dengan hal yang paling sederhana : menjaga citra dan kredibilitas Indonesia di mata dunia. Dengan tidak memberikan komentar negatif apalagi menyebarkan hoax, anda sudah turut serta mendukung kesuksesan acara pertemuan ini.

Lebih baik lagi jika anda dapat mempelajari makna Pertemuan Tahunan WB-IMF 2018 dari sumber berita yang kredibel. Sekaligus ikut mempromosikan manfaatnya kepada keluarga, teman dekat, ataupun melalui tulisan di media sosial maupun media massa.

Yuk, jangan mau kalah dari Purwoko yang sibuk menyelesaikan proyek Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai. Jika bukan kita, siapa lagi?

***

Artikel ini diikutsertakan dalam Bank Indonesia Blog Competition dan berhasil meraih juara 3.

Juara 3 Bank Indonesia Blog Competition. | Sumber : Dokumentasi Pribadi
Juara 3 Bank Indonesia Blog Competition. | Sumber : Dokumentasi Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun