Mohon tunggu...
Adhi Nugroho
Adhi Nugroho Mohon Tunggu... Penulis - Blogger | Author | Analyst

Kuli otak yang bertekad jadi penulis dan pengusaha | IG : @nodi_harahap | Twitter : @nodiharahap http://www.nodiharahap.com/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Asa Mengangkat Citra Indonesia

12 Agustus 2018   22:02 Diperbarui: 12 Agustus 2018   22:13 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manfaat jangka pendek dan panjang Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018 bagi Indonesia | Sumber : Bank Indonesia (diolah)
Manfaat jangka pendek dan panjang Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018 bagi Indonesia | Sumber : Bank Indonesia (diolah)
Sebagai warga negara Indonesia, kita patut berbangga. Setelah mengajukan minat pada tahun 2014 dan melalui proses panjang selama setahun penuh, Indonesia akhirnya ditetapkan sebagai tuan rumah Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018. Mengalahkan dua kandidat lainnya yaitu Mesir dan Senegal. Indonesia merupakan negara anggota ASEAN-5 keempat yang menjadi tuan rumah setelah Filipina (1976), Thailand (1991), dan Singapura (2006). Unggul dibanding Malaysia yang sampai saat ini belum pernah menjadi tuan rumah.

Sederet manfaat sudah menunggu untuk kita raih sebagai tuan rumah. Apa saja? Dalam jangka pendek, ada potensi penerimaan devisa dengan jumlah tidak kurang dari Rp725 miliar sepanjang Pertemuan Tahunan IMF-WB berlangsung. Devisa tersebut berasal dari biaya belanja peserta, baik delegasi maupun turis asing, antara lain untuk pertemuan, transportasi dan akomodasi, makanan dan minuman, belanja hiburan, serta wisata alam dan budaya.

Dalam keterangan resminya, Bappenas memprediksi dampak langsung pengeluaran peserta pertemuan bahkan lebih besar lagi, yakni mencapai Rp943,5 miliar. Sebagian besar dialokasikan kepada biaya akomodasi dan makan minum, disamping hiburan dan belanja cenderamata.

Kehadiran belasan ribu peserta di Bali sudah barang tentu akan berdampak positif terhadap perekonomian Bali. Gelaran akbar yang diselenggarakan pada masa low season di bulan Oktober, akan memberikan angin segar terhadap roda perekonomian Bali. Terutama pada sektor akomodasi makan minum, jasa, industri kecil, dan sektor pendukung lainnya. Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi Bali sepanjang 2018 akan tumbuh di kisaran 6,0%-6,4%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat tumbuh 5,59%.

Bukan hanya Bali yang akan merasakan dampaknya. Ajang besar ini juga dimanfaatkan Indonesia untuk mempromosikan paket wisata di luar Bali. Melalui slogan promosi Beyond Bali, destinasi wisata kelas wahid nusantara seperti Lombok, Raja Ampat, Pulau Komodo, Tana Toraja, Danau Toba, dan Candi Borobudur akan ditawarkan kepada peserta Pertemuan Tahunan IMF-WB. Harapannya, peserta dapat mengenal lebih jauh keindahan alam dan budaya Indonesia di sela-sela agenda pertemuan. Seperti Bali, roda perekonomian berbagai daerah wisata lainnya diprediksi akan berputar lebih cepat.

Selain jangka pendek, ada juga berbagai manfaat jangka panjang yang dapat diraih Indonesia. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, Pertemuan Tahunan IMF-WB akan mendorong terjadinya perbaikan infrastruktur pariwisata di Bali dan destinasi wisata lainnya. Dampak dari perbaikan infrastruktur ini akan dirasakan tidak hanya selama pertemuan berlangsung, namun juga jauh setelah gelaran usai.

Sebagai contoh, pembangunan Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai yang sedang dikerjakan Purwoko diharapkan akan menjadi solusi kemacetan di pusat kota Bali. Hal ini akan mengurangi biaya transportasi dan memangkas waktu tempuh bagi siapapun yang melewatinya.

Sejalan dengan apa yang dikatakan Managing Director IMF, Christine Lagarde, pertemuan ini juga merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk menarik investor asing agar berinvestasi di Indonesia. Momentumnya sangat tepat. Pasalnya, fundamental ekonomi Indonesia saat ini berada dalam kondisi yang kuat dan telah diakui oleh dunia.

Buktinya, berbagai lembaga rating internasional yaitu Fitch, R&I, JCR, dan Moody's kompak menaikkan rating Indonesia menjadi investment grade. Ini menegaskan kembali kepercayaan dunia terhadap peluang investasi di Indonesia. Pertemuan Tahunan WB-IMF nanti merupakan saat yang tepat untuk memamerkan potensi ekonomi Indonesia sekaligus meminang investor asing untuk merasakan keuntungan berinvestasi di bumi pertiwi.

Di bidang perdagangan internasional, Pertemuan Tahunan WB-IMF menjadi ajang yang tepat untuk memasarkan produk unggulan Indonesia di pasar global. Kita berharap produk lokal Indonesia mampu bersaing dengan produk mancanegara, khususnya pada sektor industri kreatif, teknologi finansial, pariwisata dan budaya. Khusus di sektor pariwisata, promosi paket wisata diharapkan akan meningkatkan kunjungan wisatawan ke destinasi utama Indonesia. Persis seperti peribahasa 'laksana jentayu menantikan hujan', kita ingin pariwisata Indonesia senantiasa dirindukan oleh dunia.

Sebagai gambaran, Oxford Business Group dalam kajiannya telah membuktikan bahwa Pertemuan Tahunan WB-IMF 2015 telah memperkuat citra global Peru, yang kala itu bertindak sebagai tuan rumah, sebagai destinasi wisata di kawasan Amerika Latin. Kontribusi industri perjalanan dan wisata terhadap ekonomi Peru meningkat 16,34% selama tahun 2014-2016. Dampaknya, penciptaan lapangan kerja di sektor tersebut juga meningkat 6,82% sepanjang periode yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun