Berwisata atau melakukan perjalanan ke tempat baru seringkali melahirkan banyak inspirasi. Selalu ada cerita dan pengalaman unik yang dapat dibagi. Entah mengenai keindahan alam, sarana transportasi, ataupun proses perjalanan itu sendiri.
Nah, agar sepanjang perjalanan tetap menyenangkan, tentunya kondisi fisik harus kita perhatikan. Jangan sampai gara-gara mabuk perjalanan atau kelelahan, kita jadi tidak bisa menikmati perjalanan. Alih-alih mendapat pengalaman baru, kita malah harus jatuh sakit berkepanjangan. Duh, jangan!
Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menjaga tubuh agar tetap fit dan prima di sepanjang perjalanan. Makan makanan bergizi dan olahraga yang teratur harus menjadi keseharian. Ditambah dengan istirahat yang cukup sebelum melakukan perjalanan.
Namun, itu saja tidak cukup. Dalam perjalanan, terkadang kita harus melalui medan yang berat. Dan tidak biasa atau bahkan belum pernah sama sekali kita lakukan. Untuk kasus seperti ini, 'sedia payung sebelum hujan' menjadi mutlak diperlukan. Agar perjalanan tetap menyenangkan, Tolak Angin SidoMuncul yang sudah terpercaya sejak tahun 1930 dapat kalian andalkan.
Turun Lapang ke Kalimantan
Berbicara mengenai first time travelling dan Tolak Angin SidoMuncul, Saya punya pengalaman unik untuk dibagikan. Beberapa waktu yang lalu Saya ditugaskan turun langsung ke lapangan untuk mempelajari proses bisnis tambang batubara, dari mulai produksi hingga pemasaran, di Kalimantan. Bukan tugas biasa bagi seorang analis kantoran di Jakarta, yang sehari-hari melototi data ekonomi lewat laptop.
Sepanjang 30 tahun hidup Saya di dunia, baru dua kali Saya pergi ke Kalimantan. Pertama ketika transit pesawat selama 45 menit di Balikpapan. Dan terakhir ketika memenuhi undangan seminar di salah satu hotel berbintang tiga. That's it! Turun lapang dan tambang batubara? Ini merupakan lembar pertama.
Ah, namanya juga karyawan, tugas apapun harus dilaksanakan. Lagipula ini merupakan kesempatan emas untuk mendapatkan pengalaman. Selain itu, ilmu yang diperoleh dapat digunakan untuk mempertajam analisis yang Saya hasilkan, khususnya mengenai sektor pertambangan.
Singkat cerita, perjalanan panjang menuju lokasi tambang batubara dimulai dari bandara Soekarno-Hatta di Jakarta pada sore hari. Saya menggunakan pesawat udara untuk menuju bandara Syamsudin Noor di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Ditempuh dengan waktu hanya 1,5 jam.
Meski waktu tempuh relatif singkat, ada beberapa efek negatif ketika kalian melakukan perjalanan dengan pesawat. Kelembaban udara di dalam kabin pesawat lebih rendah sekitar 20 persen. Keringnya udara di dalam kabin pesawat akan menguras cairan tubuh, sehingga menyebabkan tenggorokan gatal dan kering, mudah haus, serta batuk.