Mohon tunggu...
Adhi Nugroho
Adhi Nugroho Mohon Tunggu... Penulis - Blogger | Author | Analyst

Kuli otak yang bertekad jadi penulis dan pengusaha | IG : @nodi_harahap | Twitter : @nodiharahap http://www.nodiharahap.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ibu, Sumber Kehangatan Keluarga

15 Maret 2018   01:56 Diperbarui: 15 Maret 2018   02:12 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertemuan singkat Saya dan Ibu di sebuah rumah makan khas Minang. Bagi Saya, Ibu merupakan sumber kehangatan keluarga. | Sumber : Dokumentasi Pribadi

Namun, hangatnya diskusi yang kami lakukan sejak tadi membuat segala ketidaksempurnaan di siang itu menjadi sirna. Bersama siapa kali ini jauh lebih bermakna daripada di mana.

Makan siang bersama Ibu siang itu. Bersama siapa kali ini lebih penting daripada di mana. | Sumber : Dokumentasi Pribadi
Makan siang bersama Ibu siang itu. Bersama siapa kali ini lebih penting daripada di mana. | Sumber : Dokumentasi Pribadi
Sambil menyantap rendang dan perkedel, seperti biasa Saya mengawali cerita kepada Ibu seputar pekerjaan. Saya menceritakan bagaimana perasaan Saya dan Istri ketika harus menjalani pindah tugas untuk pertama kalinya dalam karier. 

Bagaimana upaya Saya dan Istri yang harus menyesuaikan pola kehidupan di Jakarta yang sangat berbeda dengan di Manado sebelumnya. Saya juga menceritakan niat Saya untuk mewujudkan cita-cita Istri yang ingin melanjutkan studi ke jenjang magister tahun ini.

Dengan sabar, Ibu mendengarkan setiap kata yang Saya ucapkan sambil terkadang memberikan masukan dan saran yang membangun. Ibu juga bercerita mengenai rencana pensiun yang akan dijalaninya pada tahun ini. 

Tekadnya sungguh bulat dan kuat. Berbekal pengalaman kerja di dunia perbankan selama puluhan tahun, Ibu memilih untuk tetap mengabdikan diri selepas purna tugas nanti. Mengajar atau menjadi pengurus di sebuah organisasi keuangan merupakan sebuah pilihan yang menanti keputusannya dalam beberapa bulan ke depan. Apapun pilihannya nanti, Saya berdoa agar Ibu selalu kuat dan sehat dalam melakoninya.

Di sela waktu luangnya, sebenarnya Ibu telah disibukkan dengan bermain bersama cucu-cucunya yang kini sudah berjumlah empat. Satu dari kakak pertama Saya, dan tiga dari kakak kedua Saya. Dengan raut berbinar, Ibu menunjukkan beberapa foto yang sempat diambilnya saat menghabiskan liburan bersama cucu pertamanya di Bali dua bulan yang lalu.

Ibu ketika liburan bersama cucu pertamanya di Bali. | Sumber : Dokumentasi Pribadi
Ibu ketika liburan bersama cucu pertamanya di Bali. | Sumber : Dokumentasi Pribadi
Pertemuan dengan Ibu kali ini juga mengajarkan Saya mengenai pentingnya membagi waktu untuk keluarga. Ibu telah memberi contoh bahwa keluarga harus selalu menjadi prioritas utama dalam kehidupan. Dalam kehidupan berkeluarga, waktu bersama dan kasih sayang orang tua akan sangat mempengaruhi tumbuh kembang dan kualitas hidup seorang anak.

Ibu juga mengajarkan Saya bahwa keluarga akan menjadi tempat sekolah pertama bagi seorang anak dalam mempelajari perilaku bersosialisasi. Keluarga juga harus menjadi tempat yang nyaman bagi seorang anak dalam menyalurkan sifat sosialnya, yaitu berbagi cerita, baik di saat bahagia maupun merana. Dan yang paling terpenting, keluarga yang baik adalah keluarga yang mampu memberikan rasa aman bagi seluruh anggotanya.

Untuk membentuk sebuah keluarga yang baik, dibutuhkan upaya untuk terus menjaga dan memelihara kehangatan keluarga, seperti pertemuan Saya dengan Ibu kali ini. Saya merasa beruntung memiliki seorang Ibu yang senantiasa mencurahkan kasih sayangnya sepanjang masa, dari sejak Saya berada di dalam kandungan, hingga kini telah dewasa dan memiliki keluarga kecil sendiri. 

Pelajaran yang didapat dari pertemuan dengan Ibu kali ini akan menjadi teladan penting bagi Saya dan Istri dalam membina rumah tangga, memiliki dan membesarkan buah hati nantinya.

Saya bersama Istri dan Ibu. Pertemuan dengan Ibu memberikan Saya pelajaran dalam membina rumah tangga, memiliki dan membesarkan buah hati nantinya. | Sumber : Dokumentasi Pribadi
Saya bersama Istri dan Ibu. Pertemuan dengan Ibu memberikan Saya pelajaran dalam membina rumah tangga, memiliki dan membesarkan buah hati nantinya. | Sumber : Dokumentasi Pribadi
Kehangatan keluarga yang Saya rasakan bersama Ibu di siang itu akhirnya harus kembali tertunda oleh waktu. Sambil melirik jam tangan yang sudah menunjukkan pukul 13.17, kami sepakat untuk menyudahi pertemuan kali ini untuk kembali bekerja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun