Mohon tunggu...
Adhi Nugroho
Adhi Nugroho Mohon Tunggu... Penulis - Blogger | Author | Analyst

Kuli otak yang bertekad jadi penulis dan pengusaha | IG : @nodi_harahap | Twitter : @nodiharahap http://www.nodiharahap.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sambal Roa Mengguncang Amerika

10 Desember 2017   10:25 Diperbarui: 10 Desember 2017   10:41 3793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sambal roa khas Sulawesi Utara milik Jonathan Lengkong | Sumber : Dokumentasi pribadi Jonathan Lengkong


Detak jantung Jonathan Lengkong berdebar kencang. Jari-jemari yang biasanya patuh oleh perintah dari impuls otak, kini seakan berbeda. Tidak tahu harus berbuat apa, sebulir keringat kemudian perlahan jatuh membasahi pipinya. Dirinya seakan tidak percaya sekaligus gembira membaca pesan singkat dari seorang pelanggan yang terpampang jelas di layar telepon genggamnya :

"Saya suka sambal roanya. Segera kirim ke Amerika".

Sambal Roa Khas Sulawesi Utara

Sambal. Ya, siapa yang tidak kenal makanan khas Nusantara ini? Konon katanya, Indonesia memiliki tidak kurang dari 50 jenis produk turunan sambal yang tersebar hingga ke pelosok Negeri. Begitu pula di Sulawesi Utara, ada salah satu sambal khas asli daerah, yaitu sambal roa.

Terbuat dari campuran cabai merah dan ikan roa asap, jenis sambal ini merupakan hidangan pelengkap yang wajib ada di setiap meja. Ikan roa sendiri tidak mudah ditemui di daerah lain. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa sambal roa menjadi sambal khas Sulawesi Utara. Rasanya pedas memikat. Apalagi jika dihidangkan dengan ikan bakar panas-panas, membuat setiap orang yang mencicipi dijamin ketagihan.

Seperti kata pepatah, kegagalan merupakan awal dari sebuah kesuksesan. Prinsip itu senantiasa dipegang teguh oleh Jonathan Lengkong, seorang pengusaha UMKM binaan Bank Indonesia dari Bitung, Sulawesi Utara. Kegagalan menjalani usaha pengiriman ikan hias, tidak membuat dirinya menjadi patah semangat. Didampingi istri tercinta, mereka banting setir menggeluti usaha produksi sambal roa. Dari sambal roa inilah, mereka kemudian bisa terkenal sampai ke Amerika.

Jonathan Lengkong menggeluti usaha produk kuliner sejak tahun 2012 dengan nama UD Utama Food Processing. Pada awalnya, Jonathan Lengkong menjual berbagai produk abon ikan, mulai dari abon ikan cakalang, tuna, hingga marlin. Perlahan tapi pasti, penjualan abon ikan ini terus meningkat, karena digemari oleh para pelanggannya, terutama wisatawan lokal yang berkunjung ke Sulawesi Utara.

Abon ikan milik Jonathan Lengkong | Sumber : Dokumentasi pribadi Jonathan Lengkong
Abon ikan milik Jonathan Lengkong | Sumber : Dokumentasi pribadi Jonathan Lengkong
Setelah sukses dengan produk abon ikan, Jonathan Lengkong kemudian memperluas usahanya dengan memproduksi berbagai jenis sambal khas daerah. Jenis sambal yang dijual sangat lengkap, mulai dari sambal cakalang, sambal bakar, sambal teri, sambal ikan asin, dan tentu saja sambal roa sebagai produk unggulannya.

Proses produksi sambal dilakukan secara home industry dengan baik dan higienis. Bahan baku ikan diperoleh dari pabrik ikan yang banyak terdapat di sekitar Kota Bitung. Bahan baku ikan diperoleh dalam bentuk can-out, yang artinya sudah dikeluarkan dari kaleng. Sedangkan bahan baku bumbu-bumbuan, diperoleh dari pasar lokal.

Proses produksi sambal roa sendiri membutuhkan ketelitian dan keuletan. Langkah pertama adalah memisahkan ikan roa dari durinya dan memanaskannya di wajan hingga wangi. Setelah masak, ikan roa kemudian ditumbuk sampai halus. Langkah selanjutnya adalah menghaluskan bumbu untuk membuat sambal yaitu cabai merah, bawang putih, dan bawang merah. Langkah terakhir adalah mencampur sambal dengan ikan roa yang sudah ditumbuk dengan halus, sebelum dilakukan proses pengemasan.

Sama halnya dengan produksi sambal roa, produksi abon ikan cakalang juga membutuhkan ketelitian dan keuletan. Bahan baku ikan cakalang dimasak dengan menggunakan wajan hingga wangi. Kemudian hasil olahan ikan cakalang tersebut dikeringkan dengan uap (steam), sebelum dilakukan proses pengemasan.

Dalam berusaha, Jonathan Lengkong berbagi tugas dengan istri tercinta. Istrinya bersama 3 orang karyawan, bertugas memastikan proses pembelian bahan baku dan produksi bisa berjalan dengan baik. Sedangkan Jonathan Lengkong sendiri bertugas memasarkan hasil produksinya.

Dengan proses produksi yang higienis dan pengemasan yang baik, sambal roa buatan Jonathan Lengkong saat ini mampu bertahan cukup lama, yaitu satu tahun. Untuk sekaleng sambal, Jonathan Lengkong membanderolnya dengan harga Rp55 ribu sampai dengan Rp70 ribu. Sedangkan untuk sekantong abon ikan dijual dengan harga Rp25 ribu sampai dengan Rp35 ribu.

Peran Bank Indonesia Dalam Pengembangan UMKM

Sektor UMKM sendiri sejatinya merupakan penopang utama perekonomian Indonesia. Berkaca dari peristiwa krisis ekonomi pada tahun 1997/1998, sektor UMKM terbukti memiliki daya tahan yang tinggi dalam menghadapi krisis ekonomi. Sadar akan pentingnya sektor UMKM di dalam peta perekonomian Indonesia, Bank Indonesia yang memiliki tugas menjaga stabilitas sistem keuangan, kemudian bekerja sama dengan Pemerintah Daerah, Kementerian / Lembaga terkait, dan Lembaga Keuangan, untuk bersama-sama memajukan dan mengembangkan pelaku UMKM.

Jonathan Lengkong sendiri berpendapat bahwa permasalahan utama dalam pengembangan UMKM atau home industry lainnya adalah keterbatasan akses pasar. Hal inilah yang menjadi penyebab kegagalan bisnis pengiriman ikan hiasnya dahulu. Untuk itu, kesuksesan usaha sangat bergantung pada bagaimana seorang pemilik usaha bisa memasarkan produknya dengan baik. Meskipun produknya bagus dan layak jual, tetapi jika seorang pemilik usaha tidak tahu bagaimana dan ke mana menjual produknya, maka niscaya usaha tersebut akan gulung tikar.

Permasalahan inilah yang kemudian ditangkap oleh Bank Indonesia. Melalui berbagai kegiatan seperti pelatihan Wirausaha Binaan Bank Indonesia (WUBI), sejak tahun 2015 Jonathan Lengkong bersama pengusaha UMKM lainnya diberikan pelatihan paket lengkap. Mulai dari bagaimana cara memasarkan suatu produk, membuat laporan keuangan sederhana, mengemas produk hingga memiliki nilai jual, pembekalan motivasi bagi pengusaha, dan mendapatkan akses ke lembaga keuangan formal.

Jonathan Lengkong sendiri mengakui bahwa manfaat terbesar dalam mengikuti program pelatihan WUBI adalah penyusunan laporan keuangan. Bank Indonesia memberikan pelatihan mengenai penyusunan laporan keuangan sederhana, sehingga pelaku usaha UMKM bisa memahami fungsi laporan keuangan tersebut. Dengan adanya laporan keuangan yang baik, maka pelaku UMKM bisa mengajukan kredit ke lembaga keuangan formal untuk mengembangkan usahanya, maupun untuk kepentingan pelaporan pajak kepada Pemerintah Daerah.

Selain penyusunan laporan keuangan, Jonathan Lengkong berpendapat bahwa dengan mengikuti program pelatihan WUBI, akses pasar akan semakin luas. Jonathan Lengkong bisa mendapatkan insight dan bekerja sama dengan pengusaha UMKM binaan Bank Indonesia lainnya.

 Dalam pelatihan WUBI, Jonathan Lengkong juga diberikan sesi untuk mengemas dan menyajikan produknya dengan baik. Pengemasan dan penyajian produk yang baik menjadi sangat penting untuk meningkatkan penjualan. Melalui pelatihan yang diberikan Bank Indonesia, jajaran produk abon dan sambal ikan Jonathan Lengkong kini dikemas dengan sangat cantik, setara dengan produk premium dan siap bersaing, tidak hanya dengan produk Nusantara, tetapi juga mancanaegara.

Aneka produk sambal khas Sulawesi Utara buatan Jonathan Lengkong | Sumber : Dokumentasi pribadi Jonathan Lengkong
Aneka produk sambal khas Sulawesi Utara buatan Jonathan Lengkong | Sumber : Dokumentasi pribadi Jonathan Lengkong
Sejak menjadi binaan Bank Indonesia, Jonathan Lengkong mengakui bahwa produk abon dan sambal ikannya kini dibanjiri pesanan. Tidak hanya dari pelanggannya yang berasal dari Sulawesi Utara, namun juga dari Jakarta, bahkan hingga dari Amerika! Omset usaha lambat laun meningkat, dari semula Rp30 juta dalam sebulan, kini bisa mencapai Rp50 juta sebulan!

Mencoba meraih pelanggan generasi milenial, produk abon dan sambal ikan buatan Jonathan Lengkong kini juga dipasarkan melalui media sosial. Bagi pembaca yang penasaran dengan produk abon dan sambal ikan buatan Jonathan Lengkong, segera klik "Raja Abon" di akun Facebook dan Instagram pembaca.

Jadi, jika berkunjung ke Sulawesi Utara, jangan lupa yaa mencicipi sambal roa!

Artikel ini diikutsertakan oleh Penulis dalam Lomba Blog Bank Indonesia Tahun 2017 dan berhasil meraih Juara 1.

Piagam Penghargaan Juara 1 Lomba Blog Bank Indonesia 2017 | Sumber : Dokumentasi Pribadi
Piagam Penghargaan Juara 1 Lomba Blog Bank Indonesia 2017 | Sumber : Dokumentasi Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun