Mohon tunggu...
Nobiel Utoro
Nobiel Utoro Mohon Tunggu... Programmer - SMA Kanisius

...

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelanjaan yang Sering Ganti Seiring Era Semakin Maju

4 November 2024   19:19 Diperbarui: 4 November 2024   21:25 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berbelanja kini tidak lagi sekadar tentang mengunjungi pasar, supermarket, atau toko fisik untuk membeli kebutuhan sehari-hari seperti buah, sayur, daging, dan bumbu dapur. Seiring dengan perkembangan zaman, cara berbelanja juga ikut berubah. Saat ini, masyarakat lebih banyak memanfaatkan teknologi dengan belanja secara online melalui platform e-commerce.

Platform seperti Shopee, Tokopedia, hingga aplikasi on-demand seperti Astro, menjadi pilihan utama banyak orang. Alasannya tidak hanya karena kemudahan, tetapi juga berbagai penawaran diskon yang sering kali sangat menggiurkan, bahkan mencapai 80%. Hal ini tentu memicu pergeseran tren dari belanja konvensional di toko fisik menuju belanja online yang lebih praktis dan sering kali lebih ekonomis.

Belanja di toko fisik dan e-commerce memiliki beberapa perbedaan yang mencolok. Dilihat dari kenyamanan ketika berbelanja, belanja online memungkinkan konsumen untuk belanja kapan saja dan di mana saja tanpa harus mengunjungi lokasinya. Namun, belanja di toko fisik memperlihatkan kondisi barangnya secara langsung agar pembeli bisa mengetahui apakah barang tersebut masih baik atau sudah mau expired. Hal ini membuat belanja di toko bisa menentukan barang-barang yang dibeli lebih baik lagi.

Namun, belanja di toko fisik tentu membutuhkan waktu yang sangat lama karena banyak barang yang harus dibeli dan harus diangkut sendiri. Tantangan ini diatasi dengan belanja di e-commerce, karena jasa e-commerce sendiri yang akan melakukan hal tersebut. Hal ini juga dapat menghemat waktu ketika perjalanan dan antrian. Lalu, harga yang diberikan bisa berbeda-beda, tergantung penjual yang menjual barang-barang di toko mereka. Beberapa kali mereka memberikan diskon besar-besaran, baik untuk pembeli pertama kali atau pembeli yang sudah belanja berkali-kali di tempat yang sama.

Menjadi pembelanja yang aktif sekarang ini sudah tidak lagi sekadar tentang mengunjungi pasar tradisional atau supermarket untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Seiring zaman bertambah canggih, cara kita berbelanja ikut berubah. Saat ini, masyarakat lebih banyak memanfaatkan teknologi dengan berbelanja online melalui platform e-commerce. Platform seperti Shopee, Tokopedia, hingga aplikasi on-demand seperti Astro, menjadi pilihan utama banyak orang. Alasannya tidak hanya karena kemudahan, tetapi juga berbagai penawaran diskon yang sering kali sangat menggiurkan, bahkan mencapai 80%. Hal ini tentu memicu pergeseran tren dari belanja konvensional di toko fisik menuju belanja online yang lebih praktis dan ekonomis.

Bayangkan seseorang yang ingin membeli barang-barang rumah tangga seperti pakaian, elektronik, dan perlengkapan dapur. Jika memilih untuk pergi ke mall atau pusat perbelanjaan, mereka harus meluangkan waktu untuk perjalanan, parkir mobil, dan menavigasi melewati berbagai toko. Di sini, mereka juga harus siap-siap menghadapi antrian di kasir dan potensi produk yang kosong. Sebaliknya, jika mereka menggunakan platform e-commerce seperti Shopee atau Lazada, mereka cukup membuka aplikasi, memilih barang yang diinginkan dengan cepat, dan melakukan pembayaran dalam hitungan menit tanpa harus keluar rumah. Bahkan, ada fitur pengiriman gratis atau ongkir murah yang membuat pengalaman belanjanya jauh lebih menyenangkan dan hemat biaya transportasi.

Salah satu contoh nyata dari pergeseran kebiasaan belanja ini dapat dilihat pada saat Hari Belanja Online Nasional. Setiap tahunnya, tanggal 12 Desember menjadi hari di mana platform e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, dan Bukalapak menawarkan diskon besar-besaran untuk menarik konsumen. Pada hari itu, penjualan produk bisa meningkat cepat , dari produk elektronik, fashion, hingga kebutuhan sehari-hari. Sebagai contoh, seseorang yang biasanya membeli pakaian di toko baju akan lebih memilih belanja secara online di platform tersebut karena diskon yang ditawarkan sangat menguntungkan. Selain itu, berbagai promo juga semakin mendorong masyarakat untuk beralih ke toko platform online.

Salah satu contoh nyata dari pergeseran kebiasaan belanja ini dapat dilihat pada saat Hari Belanja Online Nasional. Setiap tahunnya, tanggal 12 Desember menjadi hari di mana platform e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, dan Bukalapak menawarkan diskon besar-besaran untuk menarik konsumen. Pada hari itu, penjualan produk bisa meningkat cepat , dari produk elektronik, fashion, hingga kebutuhan sehari-hari. Sebagai contoh, seseorang yang biasanya membeli pakaian di toko baju akan lebih memilih belanja secara online di platform tersebut karena diskon yang ditawarkan sangat menguntungkan. Selain itu, berbagai promo juga semakin mendorong masyarakat untuk beralih ke toko platform online.

Menurut saya, perubahan kebiasaan belanja ini adalah hal yang sudah biasa terjadi di era modern, di mana teknologi telah menyatu dalam kehidupan sehari-hari. Namun, hal ini bukan berarti bahwa toko fisik akan ditinggalkan begitu saja. Meski belanja online lebih nyaman dan cepat, ada kalanya orang tetap ingin belanja secara langsung. Ngobrol dengan penjual, mencoba produk, dan sebagainya masih menjadi kegiatan yang tidak bisa sepenuhnya digantikan oleh e-commerce. Saya yakin bahwa masa depan belanja akan berfokus pada perpaduan antara pengalaman fisik dan digital, di mana keduanya akan saling melengkapi untuk memberikan yang terbaik bagi para konsumen.

Pergeseran cara berbelanja ini dapat diibaratkan seperti perubahan dalam cara kita mendengarkan musik. Sebelum teknologi berkembang secara pesat, untuk menikmati musik, kita harus membeli kaset atau CD di toko musik. Namun, teknologi mulai cepat sekali dan akhirnya muncul platform streaming musik, seperti Spotify dan Apple Music yang memungkinkan kita mendengarkan musik kapan saja dan di mana saja tanpa perlu keluar rumah. Sama halnya dengan berbelanja, toko fisik bisa diibaratkan sebagai "kaset" yang masih punya tempat di hati sebagian orang, sementara e-commerce adalah "platform streaming" yang memudahkan kita berbelanja.

Belanja di platform e-commerce memberikan hal yang sangat berbeda dibandingkan toko fisik. Tampilan antarmuka yang modern dan ramah pengguna membuat siapa saja dapat dengan mudah menemukan barang yang mereka cari. Di halaman utama, konsumen bisa melihat deretan produk dengan kategori yang terorganisir, dari elektronik, fashion, hingga kebutuhan rumah tangga. Foto-foto produk yang menarik dilengkapi dengan deskripsi detail, spesifikasi, serta ulasan pelanggan yang membantu pembeli membuat keputusan yang lebih tepat. Saat melakukan pembayaran, sistem checkout yang cepat dan berbagai opsi pembayaran---termasuk COD (Cash on Delivery) hingga e-wallet---menambah kenyamanan bagi pengguna. Bahkan, layanan pengiriman yang cepat, terkadang hanya dalam hitungan jam, memberikan pengalaman berbelanja yang hampir tanpa cela bagi konsumen modern. Semua ini menunjukkan bagaimana teknologi telah mengubah pembelajaan menjadi lebih efisien dan cepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun