Mohon tunggu...
Nnover Purba
Nnover Purba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa Geografi di Universitas Indonesia yang berminat di bidang keilmuan dan karya ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Krisis Air Bersih di Depok: Dampak Limbah Rumah Tangga dan Solusi Berbasis Komunitas

28 Desember 2024   01:00 Diperbarui: 28 Desember 2024   00:41 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diagram: Sumber Sampah Kota Depok pada Tahun 2021Sumber:  Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendali Lingkungan Hidup Republik Indonesia

Air bersih adalah kebutuhan dasar yang tidak tergantikan dalam kehidupan manusia, baik untuk konsumsi, kebersihan, maupun aktivitas ekonomi. Namun, ketersediaan air bersih semakin terancam akibat berbagai faktor, termasuk pencemaran air. Menurut laporan United Nations Environment Programme (UNEP, 2022), lebih dari 80% limbah domestik di seluruh dunia dibuang tanpa pengolahan, mencemari sungai dan danau yang menjadi sumber utama air bersih bagi masyarakat. Kondisi ini juga terjadi di Indonesia, khususnya di wilayah perkotaan seperti Depok, yang menjadi bagian dari kawasan Jabodetabek. 

Depok menghadapi tantangan serius terkait pencemaran air. Data dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Depok (2022) menunjukkan bahwa Sungai Ciliwung dan Danau Depok, dua sumber air utama di wilayah ini, tercemar berat oleh limbah rumah tangga. Limbah berupa detergen, minyak, sampah organik, dan plastik banyak ditemukan mencemari badan air. Kondisi ini diperparah oleh kurangnya infrastruktur pengolahan limbah domestik, sehingga sebagian besar rumah tangga membuang limbah langsung ke saluran air. Akibatnya, tingkat Biochemical Oxygen Demand (BOD) di Sungai Ciliwung tercatat mencapai 20 mg/L, jauh di atas ambang batas 3 mg/L yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Melihat urgensi masalah ini, diperlukan langkah-langkah strategis yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat lokal. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi sumber utama pencemaran air di Depok, menguraikan dampak pencemaran terhadap kesehatan masyarakat, dan menawarkan solusi berbasis komunitas yang berkelanjutan untuk mengatasi krisis air bersih di wilayah tersebut.

Limbah Rumah Tangga yang Menyebabkan Krisis Air Bersih di Depok

Pencemaran air akibat limbah rumah tangga di Kota Depok menunjukkan data yang signifikan dan mengkhawatirkan. Berdasarkan informasi dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok, pada tahun 2021 sekitar 11.611 ton sampah organik tercatat masuk ke fasilitas pengolahan limbah, di mana hanya 8.097 ton yang berhasil diolah menjadi kompos. Sisanya, termasuk limbah anorganik dan bahan berbahaya, kemungkinan besar berkontribusi pada pencemaran air permukaan seperti sungai dan danau.  Limbah rumah tangga menjadi salah satu sumber pencemaran utama, terutama karena rendahnya kesadaran masyarakat dalam melakukan pemilahan sampah dan keterbatasan akses terhadap teknologi pengolahan limbah. Selain itu, tingkat pemanfaatan Unit Pengolahan Sampah (UPS) belum optimal, meskipun terdapat 31 fasilitas pengolahan yang tersebar di Depok. 

Foto: Pencemaran sungai limbah rumah tangga, Depok, 2019Sumber:  Situ Depok Rata-Rata tercemar Limbah Rumah Tangga (Kompas, 2019)
Foto: Pencemaran sungai limbah rumah tangga, Depok, 2019Sumber:  Situ Depok Rata-Rata tercemar Limbah Rumah Tangga (Kompas, 2019)
Pencemaran ini berdampak luas pada kesehatan masyarakat. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization, WHO) mencatat bahwa paparan air tercemar dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti diare, kolera, dan hepatitis A. Di Depok, survei lokal oleh Kompas (2023) melaporkan peningkatan kasus diare hingga 30% pada masyarakat yang tinggal di sekitar Sungai Ciliwung. Selain itu, pencemaran air juga mempengaruhi produktivitas ekonomi warga karena berkurangnya akses terhadap sumber air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Untuk kualitas air, data pada pengujian dari DLHK (Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan) menunjukkan beberapa titik sungai di Depok telah melampaui ambang batas baku mutu air. Hal ini berimplikasi langsung pada ketersediaan air bersih bagi masyarakat dan menimbulkan ancaman terhadap kesehatan, seperti penyakit diare, infeksi kulit, dan gangguan pencernaan lainnya.

Permasalahan pencermaran ini juga dikuatkan dengan bukti bhawa Depok masih sulit kendalikan limbah industri rumah tangga (Pascal, Kompas. 2019). Kota Depok, Jawa Barat, masih kesulitan mengendalikan pencemaran akibat limbah industri rumah tangga. Saat dilakukannya uji kelayakan baku mutu air sungai, DLHK Kota Depok kerap sekali menjumpai air yang tercemar limbah domestik dan industri rumah tangga. Penyebabnya belum semua orang memahami sistem pengolahan limbah rumah tangga tersebut. Proses Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Depok juga menunjukkan bahwa pengelolaan limbah rumah tangga masih menunjukkan tantangan yang begitu besar. Sekitar 62,9% rumah tangga tidak mengolah limbah padat mereka secara aman dan 77,8% limbah cair rumah tangga tidak dikelola dengan baik. Hal ini menunjukkan banyaknya limbah domestik yang langsung mencemari lingkungan termasuk sumber air bersih sekalipun. 

Sumber:  Jalan Raya Bogor RW 02 Kelurahan Tugu, Kecamatan CimanggisFoto: Media Indonesia/Kisar Rajaguguk
Sumber:  Jalan Raya Bogor RW 02 Kelurahan Tugu, Kecamatan CimanggisFoto: Media Indonesia/Kisar Rajaguguk

Sumber: Sungai Pesanggrahan Jembatan Kampung Bulak barat-Pasir Putih, Depok, Jawa Barat. Foto: Merdeka.com /Maverick
Sumber: Sungai Pesanggrahan Jembatan Kampung Bulak barat-Pasir Putih, Depok, Jawa Barat. Foto: Merdeka.com /Maverick

SOLUSI SEBELUMNYA YANG TELAH DILAKUKAN 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun