Mohon tunggu...
Vidya Vijaswari
Vidya Vijaswari Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

A Healthier Tomorrow: The Importance of Reproductive Education in Preventing Stunting for Building Stronger Generations

20 Mei 2024   10:44 Diperbarui: 20 Mei 2024   10:45 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pendahuluan

Pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi tidak hanya sekedar kesejahteraan individu, namun juga memainkan peran penting dalam meningkatkan sumber daya manusia dalam skala yang lebih luas. Berdasarkan pernyataan dari American Academy of Pediatrics (AAP) pendidikan seks komprehensif mencakup beberapa topik seperti anatomi, persetujuan hingga hak dan tanggung jawab reproduksi.1 Pendidikan ini tidak hanya penting dalam mendorong perilaku seksual sehat dan mengurangi angka kehamilan remaja dan Penyakit Menular Seks (PMS) tapi juga kontribusi dalam pemahaman dan pengelolaan kesehatan reproduksi, yang berdampak pada tingkat masyarakat dan perkembangan.1

Dalam meningkatkan pendidikan seputar kesehatan reproduksi telah direncanakan pembelajaran mengenai elemen-elemen penting seperti kesadaran kesehatan seksual, kurikulum kesehatan reproduksi, dan promosi kesehatan ibu, yang akan menyangkut pembangunan sumber daya manusia yang kuat dengan meningkatnya hasil kelahiran, penurunan stunting, dan peningkatan literasi kesehatan seksual. Aspek-aspek dasar pendidikan ini membekali individu dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk perencanaan kehidupan reproduksi dan pemanfaatan sumber daya keluarga berencana, yang menjadi preseden kesehatan dan kesejahteraan yang digabungkan dari generasi ke generasi.2. Memasukkan pemahaman masyarakat mengenai sistem reproduksi, seluk-beluk proses reproduksi, dan dampak mendalamnya terhadap kualitas sumber daya manusia di Indonesia, terutama melalui penanganan permasalahan seperti stunting dan pernikahan dini, menggarisbawahi pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi yang kuat dalam membuka jalan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Masyarakat yang lebih sehat dan lebih terinformasi2.

Pembahasan

  1. Pentingnya Pendidikan Mengenai Kesehatan Reproduksi

1.1 Kondisi Pengetahuan Mengenai Kesehatan Reproduksi di Indonesia 

Masa remaja memperlihatkan perubahan sosial yang cepat, dari lingkungan tradisional ke modern. Sebelumnya, remaja terlindungi oleh sistem keluarga yang kuat dan adat istiadat lokal. Namun, dengan globalisasi, remaja lebih rentan terhadap pengaruh luar, padahal remaja sebagai aset negara. Menurut Jarssa, Lodebo, dan Suloro, sekitar 16,8% dari populasi dunia adalah remaja, dengan mayoritas berada di negara berkembang. Data dari Sakernas menunjukkan bahwa sebanyak 62,89% remaja Indonesia berusia 15-19 tahun masih berstatus sebagai siswa. Proyeksi populasi menunjukkan bahwa pada tahun 2030, akan terjadi lonjakan populasi remaja saat mereka memasuki usia reproduksi.

Usia remaja, khususnya di rentang usia 15-19 tahun, dianggap sebagai masa berisiko tinggi, dengan sekitar 33,3% remaja perempuan dan 34,5% remaja laki-laki terpapar risiko. Data Puslitbang menunjukkan sekitar 8,26% remaja laki-laki dan 4,17% remaja perempuan telah melakukan hubungan seks pranikah pada tahun 2015. Perilaku ini menyebabkan remaja menjadi rentan terhadap penyakit menular seksual. Salah satu masalah utama dalam kesehatan reproduksi remaja (KRR) di Indonesia adalah kurangnya informasi tentang kesehatan reproduksi serta perubahan perilaku seksual remaja. Hasil penelitian juga menunjukkan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi masih kurang di kalangan remaja, hanya sekitar 57,58% remaja laki-laki dan 62,85% remaja perempuan memiliki pengetahuan yang memadai.

Selain itu, remaja juga masih kurang memanfaatkan layanan kesehatan reproduksi. Hanya sekitar 24,3% remaja di Kota Makassar yang memanfaatkan layanan tersebut pada tahun 2018. Faktor utama yang mendorong pemanfaatan layanan adalah pengetahuan tentang layanan yang tersedia, dukungan dari keluarga, dan teman sebaya. Oleh karena itu, penyedia layanan perlu menyediakan sarana sosialisasi secara teratur, menggunakan jejaring sosial untuk menyebarkan informasi, dan melakukan pelatihan sebaya di setiap sekolah.

1.2 Pendidikan Kesehatan Reproduksi di Indonesia 

Di Indonesia sendiri, pendidikan kesehatan reproduksi menjadi bagian integral dari kurikulum pendidikan, terintegrasi ke dalam berbagai mata pelajaran seperti Biologi, Ilmu Pengetahuan Sosial, Agama, dan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Namun, sayangnya, masih terdapat beberapa masalah yang menghambat efektivitas pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah-sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun