Meskipun sekarang banyak negara sedang mendalami potensi energi terbarukan, pentingnya -- dan ketergantungan pada -- minyak bumi di dunia tidak bisa dipungkiri ataupun diabaikan. Untuk sementara, bahan bakar fosil akan tetap menjadi sumber energi primer global yang paling penting. Pada akhir tahun 2022, bahan bakar fosil menyumbang hampir 82 persen pada konsumsi energi primer global (dengan energi terbarukan menyumbang 14 persen dan energi nuklir sebesar 4 persen). Dan dalam kategori bahan bakar fosil, minyak bumi (yang dulu disebut 'emas hitam') terus memainkan peranan sangat penting.Â
 Namun, sejak pertengahan tahun 2014, harga minyak dunia mulai menurun tajam akibat lesunya aktivitas ekonomi global (terutama karena menurunnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok dengan cepat seiring dengan upaya Beijing untuk mengubah perekonomiannya dari berorientasi ekspor menjadi berorientasi konsumsi), dan peningkatan produksi minyak di Amerika Serikat, sementara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memutuskan untuk tidak membatasi tingkat produksinya juga. Pada bulan Februari 2016 harga minyak menyentuh titik terendah dalam 13 tahun. Setelah titik terendah itu, harga minyak bumi agak pulih hingga kuartal keempat tahun 2018.Â
Kesimpulan
  Minyak bumi adalah suatu campuran cairan yang terdiri dari berjuta-juta senyawa kimia. Paling banyak adalah senyawa hidrokarbon. Senyawa ini terbentuk dari dekomposisi yang dihasilkan oleh fosil tumbuh-tumbuhan dan hewan. Minyak bumi adalah SDA (Sumber Daya Alam) yang sangat penting dalam kehidupan sehari - hari kita. Namun, jumlah minyak bumi yang berada di Banten dan di Indonesia secara keseluruhan mulai menipis yang disebabkan karena minyak bumi yang tidak dapat diperbaruhui dan sumbernya yang kurang. Penting bagi Indonesia untuk menggunakan sumber daya alam minyak bumi dengan bijaksana, dengan menghindari penggunaan kendaraan pribadi dan menggunakan bahan bakar alternatif. Indonesia dapat memastikan sumber daya alam minyak bumi dapat terus digunakan dan dinikmati untuk generasi - generasi masa depan. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H