Mohon tunggu...
Humaniora

GENJIK di Kawasan Prostitusi #1

20 Juni 2016   17:23 Diperbarui: 20 Juni 2016   17:28 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari berikutnya kami melakukan koordinasi dengan Redaktur Kaca SKH Kedauatan Rakyat, Mas Agung. Kami membicarakan strategi pemberian materi jurnalistik kepada anak-anak agar mereka tidak merasa bosan. Dipilihlah permainan yang akan dikombinasikan dengan materi kejurnalistikan. Diskusi berlanjut sampai kami mendengar Adzan Maghrib, melakukan kewajiban kami dan melanjutkan diskusi kami di Joglo KR. Bayangkan betapa bau-nya kami saat itu. Lalat pun enggan mendekat.

Sebelum benar-benar terjun, kami rutin berkomunikasi dengan dosen pembimbing kami, Bapak Agung Hastomo. Semakin sering menerima masukan, semakin kami merasa persiapan kami masih kurang.

Tim kami yang terdiri dari 5 orang membagi tugas sesuai kemampuan masing-masing. Dua anggota tim kami melakukan persiapan alat dan bahan. Sedangkan sisanya melakukan koordinasi dengan mitra, mengumpulkan data anak-anak kelas 4-5 SD bukan perkara mudah apalagi sebagian besar tidak terdata di desa manapun. Sehingga kami harus bekerja ekstra mengumpulkan data anak dari rumah ke rumah.

“Lho, kan itu daerah prostitusi, mbak”

Memang awalnya kami takut dengan respon yang akan kami dapat. Bermodal nekat, kami memasuki hampir semua rumah yang digunakan sebagai tempat karaokean dan penginapan nakal. Kurang lebih ada 15 rumah yang kami datangi untuk mendata dan memberikan undangan kepada anak-anak agar mengikuti kegiatan ini.

Jangan tanya apa saja yang kami lihat disana

Ada hal menarik yang kami temui, saat kami masuk dalam rumah bercat putih. Pemilik rumah dengan ramah menanyakan tujuan kedatangan kami, setelah itu beliau memaksa anaknya untuk ikut. Tidak sampai disitu, kami juga ditawari memakan bakso bersama penghuni rumah yang rata-rata adalah PSK. Kami tersentuh, bahkan masih ada lentera cahaya dalam hidup yang gelap. Sayangnya kami tidak bisa bersantai menikmati bakso, masih ada lebih dari 10 rumah yang harus kami datangi.

Keramahan demi keramahan kami temui, walaupun ada beberapa yang menatap kami dengan ketus.

Hari itu berjalan lancar dengan diwarnai tragedi dikejar 2 anjing penjaga rumah. Its ok, we are strong!

H-5 sebelum pertemuan pertama, kami mencoba membat rundown dengan sesempurna mungkin. Setelah semua perjuangan itu, mana mungkin kami membirkannya berjalan setengah-setengah.

Semua peralatan disiapkan. Kami selalu berkomunkasi demi kelancaran kegiatan. Doa kepada Sang Pencipta tidak lupa kami panjatkan, usaha tanpa doa, jadi apa?

Dan sampailah pada hari H…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun