Obesitas adalah dimana kondisi tubuh seseorang mengalami kelebihan berat badan dari batas normal yang dapat menyebabkan penururan harapan hidup atau resiko komplikasi penyakit.obesitas terjadi karena pola makan yang berlebihan dan kurangnya gerak fisik seseorang yang mengakibatkan pengendapan lemak dalam tubuhnya. Studi nasioanal terbaru mwngungkap bahwa 45% menu makanan anak-anak terlalu banyak  mengandung lemak transgenic dan lemak jenuh, yang didapat meningkatkan kadar kolestrol dan risiko penyakit jantung ( Center for Science in the Public Interest, AS, 2008 ).  Perilaku makan anak sangat dipengaruhi oleh perilaku orangtua mereka ( Black & Hurley, 207; Ventura, Gromis, & Lohse, 2010 ).
Obesitas pada anak adalah salah satu masalah yang harus diperhatikan oleh masyarakat. Karena hal tersebut sangat berpengaruh pada perkembangan fisik maupun motorik anak. Ketika seorang anak suda mengalami obesitas, mereka akan susah mengendalikan segala keinginannya. Ketika semua keinginannya tidak dipenuhi mereka  akan berontak bagaimana agar keinginan tersebut terpenuhi.Â
Perilaku makan anak-anak akan membaik ketika orantua makan bersama anak mereka dengan jadwal tertentu, makanan sehat, menjadikan suasana makan yang menyenangkan, dan melakukan berbagai gaya dalam membuat makanan. Berbagai gangguan seperti televise, argumentasi keluarga, dan aktivitas persaingan harus dikurangi agar anak-anak hanya berfokus pada kegiatan makan.
Perilaku orangtua yang memaksa dan sangat ketat tidak disarankan. Sebagai contoh, gaya makan yang sangat ketat terkait dengan kegemukan pada anak-anak. Risiko anak-anak yang kegemukan akan terus gemuk ketika mereka dewasa terdokumentasi dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian itu, 80%  anak-anak yang berisiko kegemukan pada usia tiga tahun juga berisiko kegemukan pada usia 12tahun  ( Nader, dkk 2006). Untuk menghidari hal yang tidak diinginkan, orangtua harus benar-benar memahami cara mengatasinya.Â
Selain itu orangtua harus memiliki progam diet untuk mengurangi obesitas tersebut tanpa menyakiti fisik sang anak. Anak obesitas tersebut harus tetap berada dalam pengawasan orangtua. Karena ketika dia lepas dari pengawasan, mereka akan memanfaatkan waktu sekecil apapun untuk memenuhi keinginannya makan. Jika hal tersebut terulang-ulang terjadi akan menyebabkan dampak buruk untuk anaknya sendiri dan beresiko pada kesehatan anak yang semakin lama bertambah umur, sehingga mengganggu proses menuju kedewasaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H