Mohon tunggu...
Noval Kurniadi
Noval Kurniadi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Speaking makes words, writing makes wor(l)ds

Passion is the fashion for ur ACTION. Passion without action is NO MENTION! | Kontributor wikipedia | www.valandstories.com | Novalku@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

WEF Davos 2020: Jalan Mulus Indonesia Hadapi Kegamangan Ekonomi Global

27 Januari 2020   16:17 Diperbarui: 27 Januari 2020   16:29 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menko Ekonomi Airlangga Hartanto (kedua dari kiri) saat menyampaikan paparan di WEF Davos 2020 (dok. infopublik.id)

Memasuki tahun tikus logam di 2020 ini, Indonesia harus berimprovisasi dan berani melakukan terobosan.  Pasalnya, situasi ekonomi global semakin tidak menentu, bahkan sejumlah pakar ekonomi mensinyalir ada perlambatan kembali.

Konflik antara Amerika Serikat (AS) versus Iran, perang dagang antara AS vs Tiongkok, hangatnya isu geopolitik di Timur Tengah, Brexit, bahkan hingga demonstrasi Hong Kong menyebabkan perlambatan ekonomi global.

Saking lambatnya, Bank Dunia dan IMF bahkan sampai merevisi prakiraan pertumbuhan ekonomi global dengan jumlah yang lebih rendah. 

Bank Dunia merevisi pertumbuhan ekonomi dari yang awalnya 2,9% pada 2019 menjadi 2,6 serta 2,8% pada 2020 menjadi 2,6%. Sementara IMF merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari semula berjumlah 3,5% pada 2019  menjadi 3% dan 3,6% pada 2020 menjadi 3,4%.

Dengan ketidakpastian ekonomi global yang terjadi, cepat atau lambat akan mempengaruhi kondisi perekonomian di tanah air. Invetasi luar negeri yang diharapkan dapat menggerakkan pembangunan akan tersendat masuk, nilai ekspor pun akan terganggu lantaran daya beli menurun, belum lagi wabah virus Corona yang sekonyong-konyong menciptakan suasana horor secara global yang membuat perdagangan terganggu.

Di tengah situasi ekonomi yang serba dalam kegamangan ini, pemerintah Indonesia terus berupaya melakukan berbagai lompatan strategis 'berjualan" solusi. World Economic Forum (WEF) 2020 menjadi forum yang sangat potensial diikuti Indonesia baru-baru ini di Davos -- Swiss pada 21-24 Januari 2020.

Konferensi ekonomi yang cukup bergengsi tersebut  diikuti oleh 3000 peserta yang terdiri dari kepala negara, pimpinan perusahaan global dan organisasi politik serta 500 jurnalis dari seluruh dunia.

Bertema "Stakeholders for a Cohesive and Sustainable World", WEF Davos 2020 menjadi momentum yang tepat sekaligus kesempatan yang besar bagi Indonesia untuk meningkatkan berkolaborasi dengan negara lain dalam menciptakan dunia yang saling berpadu dan berkelanjutan.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartanto dalam kesempatan tersebut menyampaikan 5 program prioritas yang sedang digenjot  pemerintah untuk mengatasi hambatan ekonomi. Adapun kelima prioritas tersebut adalah pengembangan sumber daya manusia (SDM), reformasi sistem pendidikan, pembangunan infrastruktur, penyederhanaan regulasi, penyederhanaan birokrasi dan transformasi ekonomi.

Kelima program ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan nilai ekspor. Omnibus Law khususnya RUU Cipta Lapangan Kerja dan RUU Perpajakan harus segera dilaksanakan demi percepatan ekonomi.

Strategi ini diyakini Airlangga Hartarto dapat memacu  perekonomian mencapai 5,3% dengan tingkat inflasi terkendali sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 6% sepanjang 2020-2024.

"Dengan modalitas yang dimiliki serta pelaksanaan economic transformation, kita  yakin,  pertumbuhan ekonomi Indonesia akan positif," tandas Menko Airlangga.

Untuk peningkatan kualitas SDM, pemerintah mengambil langkah kolaborasi dengan 2 perusahaan yang telah memiliki program human capital development yang  bagus yakni Lego dan Infosys. Sedangkan untuk  pengembangan skills training institutions, pemerintah juga akan meluncurkan insentif Super Tax Deduction yang dialokasikan untuk kegiatan pengembangan vokasi, pelatihan, penelitian serta pengembangan di Indonesia.

Sekali Mendayung, Dua Tiga Pulau Terlampaui

Keikutsertaan Indonesia di WEF Davos 2020 ternyata tak sekadar menjadi arena sharing dan memperoleh insight, tetapi sekaligus juga membawa berkah tersendiri. 

Ya, siapa sangka, Menko Airlangga berhasil memboyong sejumlah komitmen bilateral dengan berbagai pihak baik pemerintah maupun pihak swasta, diantaranya  Traveloka, Hyundai Motor, Menteri Ekonomi dan Perencanaan Arab Saudi dan Menteri UKM dan Startup Korea Selatan.

Mimpi Indonesia untuk menjadi negara dengan keuangan inklusif di masa mendatang  jalannya semakin terbentang. Indonesia mendapatkan dukungan dari Presiden VISA dan Ratu Maxima dari Belanda untuk mewujudkan keuangan inklusif di tanah air, khususnya yang berkaitan dengan masyarakat kalangan bawah.

WEF Davos 2020 juga menjadi ajang diplomasi budaya dan country branding melalui Indonesia Pavilion dan Indonesia Night. Sajian kuliner nusantara serta tari-tarian dan alunan gamelan yang dimainkan oleh warga Swiss yang dibina oleh KBRI Bern berhasil merebut apresiasi dari peserta WEF Davos. Tak pelak, Prof. Klaus Schwab selaku Founder and Executive Chairman WEF pun mendaulat Indonesia  sebagai tuan rumah WEF on ASEAN yang berlangsung pada Juni 2020.

Indonesia promosikan kearifan lokal melalui Indonesia Pavilion di WEF Davos 2020 (dok. CNBC Indonesia)
Indonesia promosikan kearifan lokal melalui Indonesia Pavilion di WEF Davos 2020 (dok. CNBC Indonesia)
Semoga ini merupakan awal yang baik untuk masa depan Indonesia menuju ekonomi yang berdikari di masa mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun