Di Skotlandia terdapat sebuah daerah bernama Kepulauan Flannan (Flannan Isles). Nama Flannan sendiri diambil dari Saint Flannan, seorang pendeta dari Irlandia pada abad ke-7. Di sana berdiri sebuah mercusuar yang dibangun dekat titik tertinggi di Eilean Mor antara tahun 1895 dan 1899.
Baru setahun beroperasi, tiba-tiba terjadi sesuatu di area mercusuar tersebut. Tiga orang petugas mercusuar, masing-masing bernama Thomas Marshall, James Ducat dan Donald MacArthur yang ditempatkan di sana dikabarkan menghilang secara misterius.Â
Pada 15 Desember 1900 sebuah kapal yang berlayar dari Philadelphia, AS ke Leith, Skotlandia menemukan kejanggalan. Saat melintas di sana, mereka tidak melihat lampu mercusuar yang menyala sebagaimana biasanya.
Akhirnya saat mereka berlabuh di Leith pada 18 Desember 1900, mereka melaporkan temuan tersebut ke Northern Lighthouse Board (Dewan Mercusuar Utara). Sebagai tindak lanjut, otoritas mercusuar kemudian mengirimkan sebuah kapal bantuan bernama Hesperus dari Breasclete, Lewis ke Flannan Isles.
Awalnya, kapal direncanakan berlayar pada 20 Desember. Namun karena cuaca yang buruk, maka kapal bantuan baru bisa berangkat pada 26 Desember 1900. Kapal tersebut dipimpin oleh Kapten James Harvey dan Joseph Moore.
Setibanya di sana, Harvey dan Moore membunyikan klakson kapal berkali-kali. Namun ternyata tidak ada jawaban sama sekali. Mereka pun menemukan berbagai keanehan lainnya, mulai dari jam yang berhenti, gerbang yang terkunci dan bahkan hingga tempat tidur di dalam mercusuar yang berantakan.
Harvey dan Moore telah mencari ke sana kemari namun tidak menemukan tanda-tanda kehidupan di sana. Alhasil, Kapten Harvey lalu mengirimkan sebuah telegram ke Dewan Mercusuar Utara di hari yang sama. Isi telegramnya sebagai berikut:
A dreadful accident has happened at the Flannans. The three keepers, Ducat, Marshall and the Occasional have disappeared from the Island... The clocks were stopped and other signs indicated that the accident must have happened about a week ago. Poor fellows they must have been blown over the cliffs or drowned trying to secure a crane.
(Kecelakaan mengerikan terjadi di Flannans. Tiga penjaga, Ducat, Marshalls dan 'Occasional' (Donald) telah menghilang dari pulau. Jam berhenti dan tanda-tanda lain mengindikasikan bahwa sebuah kecelakaan terjadi sekitar seminggu yang lalu. Turut prihatin. Mereka pasti terlempar ke tebing atau tenggelam ketika mencoba mengamankan dek.)Â
Tiga petugas mercusuar di Flannan menghilang tanpa jejak. Jasad mereka tidak ditemukan sama sekali. Apa yang sebenarnya terjadi dan kemana ketiga penjaga mercusuar itu menghilang? Setelah 119 tahun kejadian itu berlalu, kisah tersebut masih menyisakan misteri. Â
Inspirasi Sajak, Buku dan Film "The Vanishing"
Tragedi yang terjadi di Flannan Isles 119 tahun silam ternyata menginspirasi sejumlah seniman dalam menghasilkan sebuah karya. Salah satunya ditunjukan oleh seorang penyair bernama Wilfrid Wilson Gibson. Pada 1912 ia  menulis sebuah sajak berjudul "Flannan Isle" yang merujuk pada kursi-kursi yang terbalik dan makanan yang tidak dimakan yang menunjukkan bahwa para penjaga mercusuar terganggu.
We only saw a table spread
For dinner, meat, and cheese and bread;
But, all untouch'd; and no-one there,
As though, when they sat down to eat,
Ere they could even taste,
Alarm had come, and they in haste
Had risen and left the bread and meat,
For at the table head a chair
Lay tumbled on the floorÂ
Beda dengan Wilson, beda pula dengan Keith McCloskey. Ketimbang membuat sajak, ia justru memilih menjadikan inspirasi kisah di Flannan Isles sebagai subjek penelitian di bukunya yang berjudul "The Lighthouse: The Mystery of the Eilean Mor Lighthouse Keepers". Buku yang dijual di Amazon ini terbit pada 2014.
Menariknya, film ini menggunakan 3 nama tokoh seperti kejadian aslinya, yakni Thomas Marshall yang diperankan oleh Peter Mullan, James Ducat yang diperankan oleh Gerard Butler dan Donald MacArthur yang diperankan oleh Connor Swindells.
James dkk. awalnya hendak menyelamatkan si pria tersebut. Namun lantaran Donald telah memeriksanya dan ia menduga bahwa pria tersebut sudah meninggal dunia, maka ia memutuskan untuk membawa sebuah kotak yang ditemukan di dekat sekoci. Ia mengikatkan kotak pada seutas tali untuk kemudian diangkat ke atas oleh James dan Thomas.
Seketika Donald merasa bersalah. Ia tak menyangka bahwa ia telah membunuh seseorang, padahal ia hanya bermaksud melindungi diri sendiri. Sebagai sesama rekan kerja, James dan Thomas berusaha menenangkannya. Keadaan berangsur reda. Namun sejak diketahui bahwa isi kotak tersebut adalah emas batangan dan masing-masing dari mereka ingin menguasai emas tersebut, konflik pun kian memanas. Mereka tidak sadar bahwa menyimpan sesuatu yang bukan milik mereka ternyata lambat laun membawa mereka pada malapetaka.
Apa yang terjadi selanjutnya dan apa yang akan mereka lakukan dengan kotak berisi emas tersebut? Nah, itulah premis yang akan diungkap dalam "The Vanishing". Sebagai sutradara, Kristoffer Nyholm seakan mengajak kita menjelajah waktu mengenali 3 penjaga mercusuar di Flannan Isles lebih dari satu abad silam.
Menurut saya film ini menarik. Selain karena adanya unsur inspirasi dari kisah nyata, juga karena karakter masing-masing tokohnya. Bagaimana antartokoh mengatasi ketakutan dirinya sendiri dan bergulat dengan pikirannya masing-masing setelah insiden penemuan kotak emas menjadi sesuatu yang menarik untuk diperhatikan, mulai dari Thomas si pengatur, James yang emosional dan Donald si polos. Hal itu wajar karena film berdurasi 1 jam 47 menit ini mengusung genre psychological thriller, yang artinya unsur ketegangan ditimbulkan dari sisi psikologis masing-masing tokoh.
Baik sebelum ataupun sesudah film ini rilis, penyebab hilangnya tiga penjaga mercusuar di Flannan  masih menjadi misteri. Beragam teori pun bermunculan. Ada teori yang menyatakan bahwa ketiga penjaga mercusuar hilang karena tersapu badai. Ada yang mengatakan bahwa ketiga penjaga mercusuar hilang karena diserang oleh rombongan penyerang. Bahkan ada pula teori yang menyatakan bahwa salah satu di antara penjaga mercusuar mengalami gangguan kejiwaan.Â
Apakah kamu mempercayai salah satu di antaranya? Pilihan ada di tanganmu. Jika kamu tidak mempercaya satu pun, tak perlu khawatir. Kamu masih bisa menyaksikan "The Vanishing" yang saat ini masih ditayangkan di CGV. Dengan ending yang tak terkira, bukan tak mungkin kamu akan mempercayainya dan menganggap bahwa boleh jadi itulah jawaban atas teka-teki yang terkubur selama ratusan tahun di Flannan Isles.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H