Beberapa waktu lalu  saya mendapatkan kesempatan berharga. Saya mewakili Komik (Komunitas Film Kompasiana) mendapatkan undangan dari Cinemagz untuk menghadiri media screening. Acara sendiri dilaksanakan di IFI Jakarta pada Rabu, 10 April 2019 pukul 13.00 WIB. Sesuai namanya, acara ini terbatas untuk media sehingga penonton umum tidak bisa mengikutinya. Bisa dibilang media screening ini adalah semacam pemanasan sebelum Europe on Screen 2019 benar-benar digelar.
Media screening yang saya ikuti tersebut menampilkan 2 film Eropa yang berjudul In Blue dan We Need Your Vote. In Blue adalah film asal Belanda yang bercerita tentang ketertarikan seorang pramugari berusia 40an dengan seorang remaja tunawisma asal Bucharest, Romania bernama Nicu. Pertemuan keduanya diawali saat taksi yang ditumpangi oleh si pramugari menabrak Nicu secara tak sengaja ketika ia ingin ke bandara. Sejak itu si pramugari menjalin hubungan dengan Nicu dan ia mengalami perasaan yang rumit.
Sementara itu We Need Your Vote adalah film komedi asal Prancis yang berkisah tentang Arnold, seorang staf muda yang belum berpengalaman masuk ke tim sukses seorang calon presiden. Di tengah-tengah profesinya sebagai tim komunikasi, ia kemudian jatuh cinta Agnes yang menjadi atasannya di tim tersebut.
Jujur, kedua film tersebut sebenarnya bukan dua film yang benar-benar saya targetkan untuk ditonton saat Europe on Screen 2019 diadakan. Meski begitu, saya tetap menikmati jalinan kedua cerita yang ditawarkan.Â
Ngomongin tentang Europe on Screen 2019, tentu dong film yang akan diputar bukan hanya In Blue dan We Need Your Vote. Ada 101 film dari berbagai negara Eropa pilihan yang akan ditayangkan. Film-film tersebut tak hanya berasal dari Inggris, Jerman, Belanda atau bahkan Prancis saja, melainkan juga Romania, Hungaria dan bahkan pendatang baru seperti Serbia dan Azerbaijan.Â
Asyiknya lagi, tempat penyelenggaran pada Festival Film Eropa tahun ini bertambah banyak lho. Selain diselenggarakan di Jakarta, Europe on Screen 2019 juga berlangsung di 7 kota besar lainnya seperti Bekasi, Tangerang, Medan, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Denpasar.
Semua film yang ditawarkan di Europe on Screen 2019 tentu adalah film-film pilihan yang telah mengalami proses pemilihan atau seleksi yang ketat. Bingung mau nonton yang mana? Eits, enggak perlu khawatir. Sebagai salah satu netijen yang pengen maraton nonton film di Europe on Screen 2019, saya telah memilih 5 judul film rekomendasi wajib untuk ditonton. Intinya, film-film di bawah ini amat sayang deh untuk dilewatkan! Film-film di bawah ini saya pilih berdasarkan beberapa aspek, mulai dari jalan cerita, prestasi dan bahkan 'kelangkaan' dari pemutaran film itu sendiri. Semoga rekomendasi film-film di bawah ini dapat memberikan pencerahan! Â
1. Cold War (Polandia)
Cold War adalah film pertama yang wajib ditonton. Kenapa? Soalnya film Polandia yang rilis pada 2018 ini masuk sebagai nominasi film bahasa asing terbaik dan sinematografi terbaik pada Oscar ke-91. Sebagai film yang mendapatkan salah satu penghargaan terbaik di dunia, tentu film yang disutradarai oleh Pawel Pawlikowski ini adalah film yang berkualitas.
Cold War sendiri berkisah tentang kehidupan seorang pianis dan komposer Polandia di era 50-an bernama Wiktor. Suatu hari ia jatuh cinta dengan seorang penyanyi muda bernama Zula. Bagaimana kisah mereka berdua di tengah-tengah Polandia yang masih dikuasai pemerintah komunis menjadi fokus utama dari film ini.
Â
Jadwal penayangan:
-Erasmus Huis Auditorium Jakarta, 21 April 2019 pukul 19.30 WIB
-GoetheHaus Jakarta, 26 April 2019 pukul 19.30 WIB
Â
2. Ali and Nino (Azerbaijan)
Menonton film dari negara Eropa seperti Inggris, Jerman dan Prancis mungkin adalah hal yang biasa. Namun bagaimana dengan Azerbaijan? Wah, pasti penasaran!
"Ali dan Nino" jadi film yang wajib masuk sebagai daftar film yang harus ditonton karena selain Europe on Screen 2019 menjadi debut Azerbaijan sebagai negara peserta sepanjang sejarah Festival Film Eropa di Indonesia, "Ali dan Nino" juga merupakan satu-satunya film Azerbaijan di Europe on Screen 2019.Â
Film ini bercerita tentang percintaan beda agama yang dialami oleh Ali, seorang pria beragama Islam yang berasal dari keluarga terpandang dengan Nino, wanita asal Georgia yang beragama Kristen. Film yang disutradarai oleh Asif Kapadia ini menjadi makin menarik karena memakai latar Perang Dunia I sebagai latar ceritanya.
Jadwal penayangan:
-Erasmus Huis Exhibition Jakarta, 19 April 2019 pukul 19.45 WIB
-Grand Aston Medan, 23 April 2019 pukul 19.30 WIB
-IFI Surabaya, 24 April 2019 pukul 19.00 WIB
-Ke:Kini Jakarta, 27 April 2019 pukul 19.00 WIB
Â
3. Becoming Astrid (Swedia)
Bagi para pecinta sastra pasti sudah tidak asing lagi dengan kisah Pippi Longstocking yang ditulis oleh Astrid Lingden. Nah, dalam Europe on Screen 2019 ada kabar gembira nih karena festival film ini akan menayangkan film yang berkisah tentang kehidupan Astrid Lingden. Wow!
Kekepoan saya akan kehidupan Astrid Lingden membuat saya memasukkan film ini sebagai film yang wajib ditonton. Sesuai judulnya, film yang memiliki judul asli Unga Astrid ini akan mengajak kita untuk menyelami masa muda Astrid Lingden. Di balik karyanya yang luar biasa, ternyata Astrid memiliki sisi kelam karena pernah berselingkuh dengan editor surat kabar tempatnya bekerja. Atas perselingkuhan itu, Astrid hamil dan kemudian melahirkan seorang putra.
Becoming Astrid disutradarai oleh Pernille Fischer Christensen. Sementara para tokohnya diperankan oleh Albe August, Tryne Dyrholm dan Henrik Rafaelsen. Tahun lalu film ini memperoleh penghargaan untuk kategori Audience Choice Award di Festival Film Internasional Chicago 2018.
Jadwal penayangan:
-GoetheHaus Jakarta, 20 April 2019 pukul 14.30 WIB
-Erasmus Huis Auditorium Jakarta, 24 April 2019 pukul 17.00 WIB
- IFI Jakarta, 28 April 2019 pukul 14.30 WIB
4. A Polar Year (Prancis)
Greenland adalah salah satu kawasan di bumi yang memiliki cuaca dingin yang sangat ekstrem. Penduduknya pun sangat minim. Lalu bagaimana kehidupan sekolah di sana? Itulah yang akan diceritakan dalam A Polar Year, sebuah film dokumenter karya Samuel Collardey. Pada 2018, film ini masuk sebagai nominasi untuk kategori Grand Jury Prize for Documentary di Festival Film Sundace.
Bagi saya yang jarang melihat Greenland sebagai latar film (termasuk dokumenter), merasa bahwa  A Polar Year menjadi film yang harus ditonton pada Europe on Screen tahun ini. Lewat film ini kita akan diajak bertemu dengan seorang guru SD yang menerima pekerjaan di sebuah sekolah dasar di Desa Tiniteqilaaq, Greenland yang hanya memiliki 80 orang penduduk. Bagaimana ia tetap bertahan menjadi guru di tengah ekstrimnya cuaca di Greenland menjadi daya tarik film ini.
Jadwal penayangan:
-Erasmus Huis Auditorium Jakarta, 21 April 2019 pukul 12.00 WIB
-Wisma Jerman Surabaya, 21 April 2019 pukul 19.00 WIB
-Salihara Serambi Jakarta, 23 April 2019 pukul 19.00 WIB
-Grand Aston Medan, 28 April 2019 pukul 16.00 WIB
5. The Conformist (Italia)
Salah satu tradisi Europe on Screen dari tahun ke tahun adalah adanya program "Retrospective". Program ini menampilkan beberapa film dari karya sutradara Eropa yang sudah legend. Jika tahun lalu "Retrospective" menayangkan film-film karya Ingmar Bergmann, sutradara asal Swedia dalam rangka memperingati 100 tahun kelahirannya, maka pada tahun ini "Retrospective" akan menampilkan film-film karya Bertolucci.
Bernardo Bertolucci sendiri adalah sutradara legendaris Italia yang belum lama ini meninggal, tepatnya pada 26 November 2018 di usianya yang ke-77. Pria kelahiran Parma, Italia tahun 1941 ini telah menelurkan banyak karya. Namun dalam Europe on Screen 2019 hanya tiga karya yang ditampilkan. Salah satu karya yang menarik untuk ditonton berjudul The Conformist yang tayang pada 1970.Â
Mengambil latar 1938, film yang memiliki judul asli Conformista ini berfokus pada kisah seorang agen rahasia bernama Marcello yang bekerja untuk pemerintah fasis Italia. Konflik muncul ketika ia diberikan sebuah pistol untuk membunuh mantan dosennya yang telah menjadi pembangkang pemerintah saat ia melakukan perjalanan ke Prancis untuk berbulan madu. Jadulnya waktu perilisan film dan masuknya film ini ke dalam program spesial "Retrospective" menjadikan The Conformist menjadi film yang layak untuk dinikmati dalam Europe on Screen 2019 nanti.
Â
Jadwal penayangan:
-Istituto Italiano di Cultura Jakarta, 20 April 2019 pukul 19.00 WIB
-Kineforum Jakarta, 27 April 2019 pukul 17.00 WIB
Itulah beberapa judul film yang hendak saya tonton di Europe on Screen 2019. Bagaimana dengan versimu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H