Sementara itu umat Buddha di luar justru tidak memperingatinya. Detik-detik Waisak sendiri adalah terjadinya bulan purnama Waisak yang terjadi hanya satu kali saja, tidak lewat atau kurang dari sedetik.
Kok gitu? Ya, soalnya umat Buddha di luar cenderung menggunakan sistem pergantian hari secara masehi. Jadi kalau sudah ganti hari, ya itu artinya sudah masuk purnama Waisak untuk pergantian Waisak Buddhis.
Nah, ini beda banget dengan yang terjadi di Indonesia. Berdasarkan buku "Hari-hari Besar Agama Buddha" yang ditulis oleh Herman S. Endro, tradisi Waisak di Indonesia dipengaruhi oleh tradisi purnama di Bali sehingga membuat umat Buddha di Indonesia sangat detil dalam penentuan detik-detik Waisak. Enggak hanya hitungan jam atau menit, tapi juga detik!
Maka dari itu setiap tahunnya ummat Buddha Indonesia merayakan detik-detik Waisak dengan waktu berbeda-beda. Pada tahun 2016 detik-detik Waisak jatuh pada pukul 04.04.06 WIB, pada 2017 jatuh pada pukul 04.42.09 sementara pada tahun ini jatuh pada pukul 21.19.13 WIB
Memuat tiga peristiwa penting
Hari Raya Waisak bukan sekadar hari raya, melainkan juga peringatan atas 3 peristiwa penting. Umat Buddha menyebutnya dengan istilah Tri Suci Waisak.
Pertama, lahirnya Pangeran Siddharta di pada 623 SM.
Kedua, Pangeran Siddharta mencapai penerangan sempurna dan menjadi Buddha pada 588 SM. Di fase ini Pangeran Siddharta melihat 4 kondisi (deva-dutta), di antaranya adalah seorang tua renta (jinna), seseorang yang mengalami sakit parah (byadhita), kematian (kalakata), dan seorang pertapa berjubah kuning dengan wajah yang anggun (pabbajita).
Sejak itu Ia berpikir bahwa kehidupan di dunia tidaklah kekal (anicca) dan penuh dengan ketidakpuasan. Untuk itulah Ia meninggalkan segala kenikmatan dan kemewahan yang ia miliki dan setelah melalui serangkaian proses yang tidak mudah, ia pun mencapai penerangan dan menjadi Buddha.
Ketiga, wafatnya Sang Buddha atau dikenal dengan istilah Parinibana (wafat) pada 543 SM.
Kesepakatan Sri Lanka 1950
Buddha memiliki sejumlah aliran, di antaranya adalah aliran Theravada dan Mahayana.