Masih ingat tentang kasus ibu pejabat yang menampar petugas bandara Sam Ratulangi Manado?
Itulah  salah satu kasus viral di dunia penerbangan Indonesia yang terjadi  setahun lalu. Pada Juli 2017, seorang istri pejabat hendak  berpergian ke Jakarta menggunakan pesawat. Sesuai prosedur, setiap  calon penumpang yang hendak terbang harus melepaskan benda-benda yang  terbuat dari logam saat melewati mesin X-ray. Semua calon penumpang  patuh, namun tidak dengan si ibu pejabat. Ketika petugas Avsec (Aviation  Security) memintanya untuk melepaskan jam tangannya yang terbuat dari  logam untuk diperiksa melalui mesin X-ray, si ibu justru menolaknya. Ia  marah-marah dan bahkan parahnya lagi, ia sampai memukul dan menampar dua  orang petugas Avsec! Ckckck.Â
Menanggapi  hal tersebut, pihak bandara pun tak tinggal diam. Mereka kemudian  menahan si ibu dan melakukan pemeriksaan. Kabar baik masih milik dua  petugas Avsec yang ditampar. Kendati sempat mengalami kekerasan fisik,  mereka tidak terluka sehingga tetap bisa melanjutkan tugas sebagai salah  satu garda terdepan di bandara.
Dunia  aviasi memiliki prosedur keselamatan baik sebelum, saat atau bahkan  setelah penerbangan. Salah satu prosedur prapenerbangan yang harus dipatuhi adalah calon penumpang harus melepaskan barang-barang yang  terbuat dari logam seperti jam tangan dan ikat pinggang untuk kemudian diperiksa melalui mesin X-Ray. Aturan tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor PM 127 Tahun 2015 tentang Program Keamanan Penerbangan Nasional (PKPN).
Sebagai  orang awam mungkin kita berpikir, "Ngapain sih pake lepas barang-barang  yang berbau logam?" "Apa hubungannya sih dengan pesawat?" Sekilas,  kalau dilihat dari kacamata orang awam sih  tidak ada faedahnya. Jam  tangan kan digunakan untuk menunjukkan waktu dan ikat pinggang digunakan  sebagai pengencang celana, jadi apa bahayanya? Namun kalau kita teliti  dan telusuri lebih dalam lagi, ternyata ada maksud baiknya lho. Prosedur  tersebut dibuat semata demi keselamatan dan kenyamanan para penumpang  pesawat.
Kita  juga mungkin berpikir bahwa ikat pinggang hanya sebagai pengencang  celana. Namun bagi orang yang memiliki niat jahat, ikat pinggang  tersebut bisa disalahgunakan. Di baliknya, seorang pemakai ikat pinggang  bisa saja menyelipkan senjata atau pisau tipis yang dapat membahayakan  nyawa orang.
Maka jika suatu waktu ada orang yang menyalahgunakan jam tangan atau ikat pinggang, hal itu dapat dicegah karena akan terdeteksi saat melewati mesin X-Ray. Coba bayangkan, bagaimana jadinya jika tidak ada pemeriksaan? Wah, kalau ini ceritanya, jangan salahkan pihak bandara jika terjadi hal-hal tak diinginkan di dalam pesawat. Nyawa pun bisa menjadi taruhannya. Misalnya, seseorang terluka gara-gara ada orang yang mengeluarkan racun dari jam tangannya. Amit-amit! Jangan sampai deh!
Jika  kita hendak berpergian naik pesawat, tak ada alasan lagi bagi kita untuk tidak mematuhi prosedur yang telah ditetapkan. Tak hanya prosedur tentang melepas benda-benda berbahan logam saat melewati mesin X-ray, namun prosedur apapun itu. Yakinlah bahwa itu demi keselamatan penumpang. Jam tangan dan ikat pinggang kelihatannya sepele, tapi justru benda-benda itulah yang dapat memastikan keselamatan dan keamanan kita saat  berada di dalam pesawat. Semoga kasus di atas tidak terulang lagi dan semakin banyak orang yang sadar akan keselamatan jiwa baik sebelum, saat dan setelah terbang. Yuk kita patuhi aturan pemerintah!