Mohon tunggu...
Noval Kurniadi
Noval Kurniadi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Speaking makes words, writing makes wor(l)ds

Passion is the fashion for ur ACTION. Passion without action is NO MENTION! | Kontributor wikipedia | www.valandstories.com | Novalku@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Antara Jam Tangan, Nyawa dan Pesawat

28 Maret 2018   18:52 Diperbarui: 29 Maret 2018   21:41 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aturan dari Kemenhub saat melewati mesin X-Ray (dok. Kemenhub 151)

Masih ingat tentang kasus ibu pejabat yang menampar petugas bandara Sam Ratulangi Manado?

Itulah  salah satu kasus viral di dunia penerbangan Indonesia yang terjadi  setahun lalu. Pada Juli 2017, seorang istri pejabat hendak  berpergian ke Jakarta menggunakan pesawat. Sesuai prosedur, setiap  calon penumpang yang hendak terbang harus melepaskan benda-benda yang  terbuat dari logam saat melewati mesin X-ray. Semua calon penumpang  patuh, namun tidak dengan si ibu pejabat. Ketika petugas Avsec (Aviation  Security) memintanya untuk melepaskan jam tangannya yang terbuat dari  logam untuk diperiksa melalui mesin X-ray, si ibu justru menolaknya. Ia  marah-marah dan bahkan parahnya lagi, ia sampai memukul dan menampar dua  orang petugas Avsec! Ckckck. 

Menanggapi  hal tersebut, pihak bandara pun tak tinggal diam. Mereka kemudian  menahan si ibu dan melakukan pemeriksaan. Kabar baik masih milik dua  petugas Avsec yang ditampar. Kendati sempat mengalami kekerasan fisik,  mereka tidak terluka sehingga tetap bisa melanjutkan tugas sebagai salah  satu garda terdepan di bandara.

Memeriksa penumpang, salah satu tugas Avsec (Aviation Security) (dok. indoaviation.co.id)
Memeriksa penumpang, salah satu tugas Avsec (Aviation Security) (dok. indoaviation.co.id)
Saat  pertama kali tahu tentang berita tersebut reaksi saya hanya satu: KZL.  Saya memang tidak mengalaminya apalagi kenal dengan petugas Avsec. Tapi melihat perlakuan tersebut, kok saya jadi gregetan ya? Saya jadi ikut merasa panas dan ingin bilang, "Ngopi dulu ngapa bu!" Cukuplah "the power of emak-emak" adalah saat emak-emak bawa motor tapi salah kasih sen.  Maksudnya sih belok kiri, tapi kasih sennya malah ke kanan. Cukup itu  saja. Nah, kalau di bandara, 'the power of emak-emaknya jangan dibawa dulu. Biarkan the power of aviation securityyang bekerja.

Dunia  aviasi memiliki prosedur keselamatan baik sebelum, saat atau bahkan  setelah penerbangan. Salah satu prosedur prapenerbangan yang harus dipatuhi adalah calon penumpang harus melepaskan barang-barang yang  terbuat dari logam seperti jam tangan dan ikat pinggang untuk kemudian diperiksa melalui mesin X-Ray. Aturan tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor PM 127 Tahun 2015 tentang Program Keamanan Penerbangan Nasional (PKPN).

Sebagai  orang awam mungkin kita berpikir, "Ngapain sih pake lepas barang-barang  yang berbau logam?" "Apa hubungannya sih dengan pesawat?" Sekilas,  kalau dilihat dari kacamata orang awam sih  tidak ada faedahnya. Jam  tangan kan digunakan untuk menunjukkan waktu dan ikat pinggang digunakan  sebagai pengencang celana, jadi apa bahayanya? Namun kalau kita teliti  dan telusuri lebih dalam lagi, ternyata ada maksud baiknya lho. Prosedur  tersebut dibuat semata demi keselamatan dan kenyamanan para penumpang  pesawat.

Jam tangan, salah satu barang yang suka dibawa oleh calon penumpang pesawat (dok. bacaterus.net)
Jam tangan, salah satu barang yang suka dibawa oleh calon penumpang pesawat (dok. bacaterus.net)
Kejahatan bisa terjadi  dimana-mana, tak terkecuali di dalam bandara dan pesawat. Kita mungkin berpikir  bahwa tak ada salahnya dari jam tangan karena fungsinya hanya untuk  menunjukkan waktu saja. Namun bagi orang yang memiliki niat jahat, jam  tersebut bisa disalahgunakan. Jam tangan yang canggih dapat menjadi  senjata yang dapat membahayakan nyawa orang. Pada jarum-jarumnya  terdapat racun. Sekali pencet dengan menggunakan tombol yang terdapat  pada jam saja, racun pada jarum tersebut dapat keluar dan melukai orang  lain. Korban nyawa pun bisa melayang.

Kita  juga mungkin berpikir bahwa ikat pinggang hanya sebagai pengencang  celana. Namun bagi orang yang memiliki niat jahat, ikat pinggang  tersebut bisa disalahgunakan. Di baliknya, seorang pemakai ikat pinggang  bisa saja menyelipkan senjata atau pisau tipis yang dapat membahayakan  nyawa orang.

Aturan dari Kemenhub saat melewati mesin X-Ray (dok. Kemenhub 151)
Aturan dari Kemenhub saat melewati mesin X-Ray (dok. Kemenhub 151)
Pemerintah terutama Dirjen Perhubungan Udara ingin keselamatan bagi semua penumpang. Oleh karena itu sebelum  naik pesawat, ada aturan tegas yang mengatur bahwa semua calon penumpang harus melepaskan benda-benda berbau  logam untuk diperiksa di mesin X-Ray. Mau pejabat, istri pejabat, anak  pejabat apalagi bukan pejabat harus melalui prosedur tersebut karena di mata petugas pengamanan bandara, semua orang dengan latar belakang  apapun dipandang sama. Jika seorang memenuhi prosedur tersebut, maka orang lain juga harus melakukannya agar menimbulkan keadilan dan tidak menimbulkan kecemburuan. Pengecualian hanya diberikan kepada  orang-orang khusus, seperti presiden, wakil presiden, kepala negara dari  negara lain dan juga panglima ABRI.

Maka jika suatu waktu ada orang yang menyalahgunakan jam tangan atau ikat pinggang, hal itu dapat dicegah karena akan terdeteksi saat melewati mesin X-Ray. Coba bayangkan, bagaimana jadinya jika tidak ada pemeriksaan? Wah, kalau ini ceritanya, jangan salahkan pihak bandara jika terjadi hal-hal tak diinginkan di dalam pesawat. Nyawa pun bisa menjadi taruhannya. Misalnya, seseorang terluka gara-gara ada orang yang mengeluarkan racun dari jam tangannya. Amit-amit! Jangan sampai deh!

Jika  kita hendak berpergian naik pesawat, tak ada alasan lagi bagi kita untuk tidak mematuhi prosedur yang telah ditetapkan. Tak hanya prosedur tentang melepas benda-benda berbahan logam saat melewati mesin X-ray, namun prosedur apapun itu. Yakinlah bahwa itu demi keselamatan penumpang. Jam tangan dan ikat pinggang kelihatannya sepele, tapi justru benda-benda itulah yang dapat memastikan keselamatan dan keamanan kita saat  berada di dalam pesawat. Semoga kasus di atas tidak terulang lagi dan semakin banyak orang yang sadar akan keselamatan jiwa baik sebelum, saat dan setelah terbang. Yuk kita patuhi aturan pemerintah!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun