Mohon tunggu...
Noval Kurniadi
Noval Kurniadi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Speaking makes words, writing makes wor(l)ds

Passion is the fashion for ur ACTION. Passion without action is NO MENTION! | Kontributor wikipedia | www.valandstories.com | Novalku@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Patah Hati dan Berjuang demi Cinta ala "Mr. Hurt"

6 Agustus 2017   22:12 Diperbarui: 7 Agustus 2017   08:50 1065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Komik Nobar/ dokumentasi pribadi


Apa yang kamu rasakan kalau kamu  diputusin sama pacar padahal kamu sayang banget sama dia bahkan ingin menikah dengannya?

Pasti sedih banget!  

Itulah  yang dialami oleh Don-Sri Chang, seorang petenis profesional Thailand.  Don (Sunny Suwanmethanont) boleh saja berbangga memiliki pacar secantik  Anna (Maria Broenner) yang merupakan seorang artis ternama. Namun apalah  artinya jika kebanggaan itu hanya sesaat. Nyatanya, Anna menolak  lamaran pernikahan Don padahal ia bersungguh-sungguh ingin  mempersuntingnya. Nyesek banget deh ini :(


Patah  hati Don bukan semata karena diputusin, melainkan karena tak lama  setelah putus Anna justru menjalin hubungan asmara dengan seorang musisi  group band rock "The Rockets" bernama Jimmy (Pongsatorn Jongwilak).  Inilah awal mula kemunduran karier Don. Ia terlibat perkelahian dengan  sejumlah pemuda di bar sehingga mengakibatkan tangannya harus digips.  Hal itu membuatnya vakum bermain tenis selama 6 bulan sehingga  berpengaruh pada peringkatnya. Prestasinya menurun drastis. Bayangkan,  dari berada di posisi 10 besar dunia Don harus rela menduduki peringkat  400-an! 

Semula  Don merasa biasa saja karena ia berpikir tabungan dari hasil kariernya  dalam bidang tenis masih cukup. Tapi ternyata itu salah besar. Tanpa  sepengetahuannya, tabungan yang dimiliki olehnya habis karena dipakai  ayahnya untuk bermain saham. Beberapa aset Don juga telah dijual oleh  sang ayah. Mau tak mau, Don harus kembali ke lapangan lagi. Selain  karena terikat kontrak dengan sponsor, juga untuk menghidupi kebutuhan  hidupnya ke depan. Demi mengembalikan semangat Don dalam bermain tenis  sekaligus membuatnya mampu "move on" dari Anna, sang ayah pun  mengirimkan Don ke Pattaya. 

Ternyata  ada misi tertentu kenapa sang ayah mengirim Don ke Pattaya. Selain  karena Pattaya adalah tempat masa kecil Don, Pattaya juga merupakan  tempat dimana Don  bertemu dengan Dew (Mashannoad Suvalmas), teman  semasa kecilnya yang dulu sangat mendukung karier pertenisannya. Dengan  mengirimkan Don ke Pattaya, sang ayah berharap Don dapat kembali bangkit  dan mampu mengejar ketertinggalannya dalam kariernya di bidang tenis. 

Komik Nobar/ dokumentasi pribadi
Komik Nobar/ dokumentasi pribadi
Tak  lama berada di Pattaya, kabar baik dan kabar buruk datang bersamaan.  Kabar baiknya, Don kembali bertemu dengan Dew. Don seketika kaget karena  sepengetahuannya Dew telah meninggal karena suatu penyakit. Dew mengaku  bahwa ia belum meninggal. Ia hanya pindah ke Amerika Serikat untuk  mengalami perawatan. Kabar buruknya, di saat Don sedang berusaha "move  on", Anna dan Jimmy justru berada di hotel yang sama sepertinya. "Move  on" pun menjadi tertunda.

Sebagai  sahabat yang baik, Dew pun menawarkan diri untuk membantu. Tak hanya  mendukung Don untuk kembali ke puncak kariernya, Dew juga membantu  mendekatkan kembali hubungan antara Don dan Anna. Don tahu bahwa ia  telah patah hati. Namun demi cinta, ia pun berjuang untuk  mendapatkannya. Pertanyaannya, mampukah Don dan Anna kembali bersatu?

Seperti  film Thailand pada umumnya, "Mr. Hurt" juga disisipi berbagai adegan  komedi. Di sini Anna hanya sebagai pemanis. Adegan yang mengocok perut  justru datang saat Don berhadapan dengan Jimmy dan saat Don berhadapan  dengan Dew. Salah satu adegan yang mengundang gelak tawa adalah saat Don  diam-diam membakar celana Jimmy saat beberapa fans meminta berfoto  bersama mereka. Itu kocak banget!

Secara  keseluruhan saya suka dengan film yang disutradarai oleh Itthisak  Eusunthornwattana ini. Ciri khas film Thailand adalah akan ada "kejutan"  di tengah-tengah cerita. Namun di sisi lain, bukan berarti "Mr. Hurt"  sempurna. Alur cerita yang memaksa yang dapat dilihat di akhir cerita  membuat saya agak kecewa. Mungkin karena sutradara khawatir jalan cerita  menjadi terlalu panjang sehingga ada beberapa yang "dipaksakan"  alurnya. Saya tidak perlu menjabarkan lah ya, nanti jadi spoiler. Hehe. 

Selain  itu beberapa adegan atau alur cerita juga menurut saya tidak masuk  akal. Salah satunya adalah saat Don berada di salah satu bar di Amerika  dan ia meminta salah satu pemusik di sana memainkan salah satu lagu  Thailand. Menurut saya tidak masuk akal saja seorang pemusik di salah  satu bar di Amerika dapat memainkan salah satu lagu pop Thailand. Mana  kenal orang Amerika dengan lagu pop Thailand? Tapi ya namanya juga  film. 

Menghibur?  Ya. Tapi film Thailand komedi terbaik? Tidak. Atas beberapa hal yang  saya sebutkan di atas, saya memberikan nilai 7 dari skala 1-10 untuk  film ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun