Siapa bilang kupu-kupu hanya ada di taman
Kupu-kupu ternyata ada juga di leher depan bagian bawah lho.
Kupu-kupu di leher? Emang ada?
Ada. Namanya kelenjar tiroid. Bukan kupu-kupu beneran, namun bentuknya menyerupai seperti kupu-kupu. Kalau kupu-kupu di taman itu bermanfaat banget untuk penyerbukan bunga, kupu-kupu di leher justru bermanfaat untuk tubuh kita. Itu karena kupu-kupu di leher alias kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid yang dapat mempengaruhi setiap sel, jaringan dan setiap organ tubuh kita. Selain itu juga mampu membuat tubuh untuk menggunakan energi agar tetap hangat dan intinya untuk kerja otak, jantung, otot dan organ lainnya. Bahkan menurut Thyroid Foundation of Canada, kelenjar tiroid juga berperan penting dalam perkembangan otak dan tumbuh kembang anak loh! Waw!
Namun kelenjar tiroid bagaikan dua sisi mata uang. Di satu sisi ia sangat bermanfaat, di sisi lain ia bisa menjadi bumerang untuk tubuh kita jika kita tidak waspada. Tiroid bisa mengalami gangguan yang bisa mengancam kesehatan kita. Beberapa gejalanya antara lain adalah mudah merasa cemas, mata tampak melotot, kerja otak melamban, sering merasa dingin hingga kadar kolestrol meningkat. Hiiii... Ngeri ya?
Nah, guna sosialisasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan gangguan pada kelenjar tiroid, Kementerian Kesehatan RI mengadakan seminar tentang tiroid  bertajuk "Bukan Karena Anda. Tetapi Tiroid Anda". Kegiatan ini diadakan pada Jumat, 26 Mei 2017 di Ruang Siwabessi di Kemenkes RI dalam menyemarakkan Pekan Tiroid Sedunia yang jatuh setiap tanggal 25 Mei setiap tahunnya. FYI, Pekan Tiroid Sedunia pertama kali diselenggarakan pada 2009 dan Jerman adalah inisiatornya.
Apa saja bentuk gangguan tiroid? Setidaknya ada 2 tipe utama gangguan tiroid yang dipengaruhi oleh kelainan fungsi atau hormon tiroid yang dihasilkan, yakni hipotiroid dan hipertiroid. Kelenjar tiroid tidak boleh terlalu aktif sehingga menghasilkan hormon yang terlalu banyak, juga tidak boleh kurang aktif sehingga menghasilkan hormon yang terlalu sedikit. Intinya, harus pas atau sedang-sedang saja.
Jangan remehkan hipotiroid. Sebab hipotiroid yang meningkat bisa menyebabkan komplikasi yang serius sampai mengancam jiwa. Waduh?!
Untuk mengenali hipotiroid kita bisa melihat pada berbagai gejala yang ditimbulkan. Di antaranya adalah berupa fisik yang lemah, lelah, ngantuk, kurang konsentrasi, sulit BAB, mengalami gangguan bahkan tidak tahan dingin.
Tidak tahan dingin? Iya. Masih ingat kan kalau hormon tiroid berfungsi untuk menghangatkan tubuh? Nah, karena hormon tiroidnya kurang, maka tubuh menjadi kurang hangat sehingga menjadi tidak tahan terhadap dingin.
Adapun tanda-tanda orang yang terkena hipotiroid bisa dilihat pada nadi yang menurun, bengkak pada muka dan kaki, pembesaran kelenjar tiroid hingga gangguan menstruasi. Buat kamu yang perempuan, hati-hati dengan gangguan ini. Itu karena hipotiroid lebih rentan terjadi pada wanita ketimbang pria!
Pada hipertiroid, hormon yang kebanyakan membuat banyak hormon dalam darah sehingga mempercepat metabolisme dalam tubuh. Biasanya terjadi karena faktor keturunan dan pada perempuan usia muda.
Gejala yang terasa antara lain adalah mudah marah, sulit tidur, sulit konsentrasi, berdebar, banyak makan tetapi berat badan tidak bertambah bahkan hingga tidak tahan panas. Tanda-tandanya dapat dilihat pada mata yang tampak melotot, nadi berdenyut cepat, keringat berlebihan, mudah bergemetar, pembesaran kelenjar tiroid hingga gangguan menstruasi.Â
Struma biasa disebut dengan gondok, yakni berupa pembesaran kelenjar tiroid atau karena GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Iodium). Sementara Nodul adalah benjolan pada kelenjar tiroid yang dapat bersifat jinak ataupun ganas. Baik hipo, hiper, struma, nodul atau bahkan kanker tiroid, gangguan tiroid tidak boleh dipandang sebelah mata.
Kenapa? Itu karena gangguan tiroid dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Kualitas hidup akan turun dan tentunya juga akan berdampak pada dampak psikologis kita. Enggak hanya pada orang dewasa saja tetapi juga pada anak-anak, ibu hamil hingga bayi yang baru lahir!
Apa saja gangguannya?
1. Bayi
-Dapat terjadi retardasi mental. Retardasi mental adalah kondisi sebelum 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan/IQ (biasanya nilai IQ di bawah 70) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari.
2. Anak-anak
-Gangguan tumbuh kembang dan perilaku
3. Usia dewasa
-Penyakit jantung
-Tulang keropos
-Gangguan kesuburan
4. Ibu hamil
-Meningkatkan risiko keguguran
-Kelahiran prematur
-Gangguan pertumbuhan pada janin
Duh, ngeri banget ya?
Tapi tenang, kita bisa melakukan beberapa cara untuk mencegah dan mengobati penyakit tiroid.Berikut adalah cara-caranya:
1. Lakukan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) pada bayi yang baru lahir dalam 48 hingga 72 jam kelahiran (umur bayi 3-4 hari). Hipotiroid kongenital adalah kelainan akibat kekurangan hormon tiroid sejak lahir. Dalam SHK, darah akan diambil sebanyak 2-3 tetes dari tumit bayi dan diteteskan ke kertas saring kemudian diperiksa di laboratorium. Â Minta petugas medis untuk melakukan SHK. Bila positif tiroid, segera obati sebelum bayi berusia 1 bulan.
2. Kenali gejala-gejala gangguan tiroid yang telah disebutkan di atas. Konsultasikan ke dokter apabila kita menduga ada gangguan tiroid.
3. Lakukan diagnosa dengan melakukan pemeriksaan darah.
4. Sebarkan informasi atau pengetahuan tentang gangguan tiroid dan gejalanya.
5. Mengonsumsi makanan yang banyak mengandung iodium, contohnya garam dan makanan laut. Cara ini dilakukan untuk mencegah GAKI.
Kesehatan ada di tangan kita sendiri. Saatnya kita kenali, pahami dan waspadai gangguan tiroid. Biarkan kupu-kupu di taman mengepakkan sayap-sayapnya, asal jangan kupu-kupu di leher yang mengepakkan gangguannya untuk merenggut kesehatan kita!
(dipublikasikan juga di blog pribadi: www.valandstories.blogspot.com)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H