Mohon tunggu...
Nyak OemarAyri
Nyak OemarAyri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Tidak berbakat di bidang menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Aku yang Terdistorsi

8 Februari 2024   02:17 Diperbarui: 8 Februari 2024   02:35 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bilamana kesadaranku yang melesat jatuh

Nafas terengah-engah menikmati tiap belaian serana

Ciuman-ciuman panas menggelitiki ego nan brutal

Mata sayu, kala lidah hangat menyapu tiap lekuk indah

Bibir ranum mencumbu dusta dengan panasnya

Getaran kenikmatan janji, melayangkan angan-angan

Terlihat lihai jari-jari merangsang kekacauan

Buah dada mengkal menggoda 'kan birahi kekuasaan

Tak puas-puas ku merogoh kocek dalam-dalam

Memuaskan hasrat keserakahan yang terlampau tinggi

Desahan ku bersahut-sahutan nikmati tiap centi pelanggaran

Ranjang berdecit seirama dengan sodokan-sodokanku pada kepalsuan

Melempar leguhan panjang saat puncak catur politik dimainkan

Berdesir aliran darahku tika rangsangan wacana-wacana gila diucapkan

Goyangan binal kampanye hitam mendistorsi sudut pandang

Kebohongan di pertontonkan bak cairan pelumas kian membanjir

Menggelinjang tak kuasa menahan kenikmatan debat sial lagi keliru

Klimaks dengan semburan dahsyat benih-benih penderitaan hangat

Aku....

Kamu...

Dia....

Serta mereka-mereka yang acapkali tertipu

Terdistorsi dengan legitnya rayuan dewan-dewan pelacuran

Bayaran tak setimpal tuk kenikmatan elektabilitas tak terbatas

Mencuri suara desahan-desahan binal demi tampuk kuasa nan liar

Masihkah membiarkanku di perkosa nafsu pemangku jabatan?

Aku yang terdistorsi

Suara pinggiran tak bernyali

Coba sampaikan aib yang tersembunyi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun