Berbicara tentang Universitas Malikussaleh, maka kita akan berbicara tentang dua poin penting  yang berkorelasi baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap  sejarah proses pendiriannya yakni; Kerajaan Samudera Pasai dan normalisasi Aceh pascakonflik.Â
Universitas Malikussaleh atau yang kerap disingkat menjadi Unimal merupakan sebuah lembaga perguruan tinggi negeri yang cukup prestisius bagi masyarakat Aceh khususnya masyarakat sekitar Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara.Â
Kampus utama Unimal terletak di Jalan Cot Tengku Nie, Reuleut, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara. Sementara itu, terdapat beberapa bagian dari kampus Unimal yang lokasinya terpisah dari kampus utama yakni kampus Unimal Bukit Indah, Kampus Unimal Cunda, dan terakhir di daerah Lancang Garam Kota Lhokseumawe.
Universitas Malikussaleh atau yang kerap kali disingkat menjadi Unimal merupakan sebuah lembaga perguruan tinggi yang beralih statusnya dari swasta menjadi negeri sejak September 2001 silam.Â
Sikap altruisme para tokoh pendiri dengan semangat untuk menciptakan lembaga pendidikan yang berintegritas demi memperbaiki kualitas masyarakat Aceh menjadi dasar berdirinya kampus bonafit yang kini menjadi incaran calon mahasiswa baik lokal maupun nasional ini.Â
Hadirnya Universitas Malikussaleh tentunya dengan maksud dan tujuan tertentu. Universitas Malikussaleh memiliki cita-cita menjadi penggerak dalam memajukan Pendidikan di daerah Aceh Utara dan Lhokseumawe khususnya.
The Blessing University bukan hanya sekedar slogan, Universitas Malikussaleh telah membuktikan dirinya sebagai kampus yang keberadaannya menjadi berkah bagi seluruh masyarakat Aceh khususnya Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe, baik dari sektor perekonomian ditandai dengan lahirnya usaha-usaha mikro yang berada disekitar kampus, terbukanya kesempatan yang luas bagi generasi muda untuk peningkatan ilmu pengetahuan, serta menghasilkan sumber daya manusia yang hebat dalam aspek ilmu, teknologi, seni dan budaya.
Penamaan kampus ini diambil dari nama besar Raja Kerajaan Samudera Pasai pertama yakni Sultan Malik As-Shaleh atau yang akrab dikenal dengan sebutan Sultan Malikussaleh, tentunya hal ini sebagai bentuk penghormatan atas semangat perjuangan, semangat dalam menjalankan estafet kepemimpinan dan pembangunan yang kemudian diaplikasikan melalui sifat kepeloporan, kedinamisan, serta patriotismenya bagi negeri.Â
Universitas Malikussaleh telah berdiri sejak tahun 1969 atas prakarsa Drs. Tgk. Abdul Wahab Dahlawy yang saat itu menjabat sebagai Bupati Aceh Utara.Â
Pendirian Kampus Unimal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengetahuan masyarakat Aceh sehingga di masa depan akan muncul generasi yang berpendidikan dan berilmu pengetahuan hingga mampu mengelola dan memajukan peradaban di Tanah Aceh.
Universitas Malikussaleh juga berkeinginan untuk menjadi Universitas yang dapat bersaing baik di tingkat Provinsi, Nasional bahkan Internasional. Sejak dikeluarkannya Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 95 Tahun 2001, pada tanggal 1 Agustus 2001 mengenai Penegerian Universitas Malikussaleh oleh Presiden Megawati Soekarno Putri, Unimal terus berupaya untuk memperbaiki diri agar menjadi lebih baik dengan tetap konsisten dalam mengupayakan penyelenggaraan pengembangan terhadap ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya serta adat istiadat yang berpedoman atas keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Maka dengan demikian, diharapkan hal ini dapat mendorong terjadinya perubahan sosial politik dan ekonomi masyarakat secara signifikan, serta perubahan terhadap tingkat kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Hingga saat ini, Universitas Malikussaleh telah memiliki 7 Fakultas yang terdiri dari: Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Pertanian, Fakultas Teknik, Fakultas Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan serta Fakultas Kedokteran. Kampus hijau di ujung barat Indonesia ini kian hari terus memperbaiki segala celah kekurangan dan melakukan upgrade di berbagai lini yang berkaitan langsung terhadap kenyaman proses belajar bagi para mahasiswanya.Â
Representatif nama Universitas Malikussaleh atas nama raja dari Kesultanan Samudra Pasai pertama yakni Sultan Malikussaleh memberikan bayangan bahwa tersirat cita-cita, harapan dan tanggung jawab yang besar untuk mewujudkan semangat juang kepemimpinan dan perjuangan terhadap pembangunan peradaban masyarakat Aceh yang gemilang dengan SDM yang cemerlang.
Kampus Unimal juga memiliki korelasi terhadap pristiwa konflik yang pernah melanda Aceh di masa lalu. Memanasnya keadaan politik di Aceh yang menyebabkan terjadinya konflik berkepanjangan hingga menimbulkan dampak yang sangat serius dan mendalam terhadap kehidupan masyarakat Aceh, rusaknya psikis dan mental anak-anak Aceh akibat trauma yang dialami mereka, rusaknya harkat dan martabat, serta terjadinya degradasi nilai-nilai sosial yang kian memprihatinkan dan memposisikan Aceh jauh dari impian sebagai Masyarakat Madani (Civil Society).Â
Dalam prosesnya, demi menghindarkan Aceh dari krisis kemanusiaan yang berlarut-larut. Maka dimunculkanlah gagasan sebagai upaya penyelesaian yang bersifat kongkrit dan komprehensif, yakni berupa pendirian Universitas Negeri Kedua setelah Universitas Syiah Kuala yang telah menjadi dambaan seluruh masyarakat Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara khususnya dan Aceh pada umumnya.Â
Langkah ini merupakan bagian dari kebijakan atas penyelesaian konflik di Aceh yang sifatnya menyeluruh sekaligus berperan sebagai suatu kebijakan strategis politik sehingga ancaman berupa disintegrasi bangsa dapat dihindari.
Universitas Malikussaleh tidak hanya terfokus kepada perkuliahan di dalam ruangan semata dengan mahasiswa yang hanya mampu menerima teori yang disampaikan oleh dosen saja, akan tetapi sejalan dengan slogan kampus Universitas Malikussaleh yakni The Blessing University dimana mahasiswa juga dituntut untuk mampu memberikan keberkahan kepada masyarakat atas eksistensinya dengan cara mengimplementasikan segala pengetahuan yang mereka punya di lapangan.Â
Hal ini bertujuan agar terciptanya mahasiswa yang memiliki jiwa sosial tinggi dan kepekaan terhadap keadaan di sekitarnya. Menghadapi perkembangan dunia pendidikan yang kerap kali mendikotomikan antara mahasiswa dan masyarakat merupakan suatu hal yang keliru, mahasiswa yang merupakan Agent of Change pada hakikatnya memiliki integritas terhadap kondisi sosial masyarakat, mahasiswa kerap menjadi harapan masyarakat dalam menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.
Pendidikan yang diterapkan pada Kampus Universitas Malikussaleh adalah pendidikan yang berkarakter yang berbudi luhur dan taat kepada Tuhan Yang Maha Esa, akan tetapi dalam implementasinya pendidikan berkarakter ini dijalankan secara dinamis dan fleksibel sesuai dengan keadaan masa kini.Â
Sehingga para mahasiswa mampu beradaptasi dengan baik dan tidak merasa belajar dibawah tekanan, hal inilah yang menjadi sebab banyaknya lulusan dan alumni dari Unimal yang berhasil dan mampu beradaptasi dengan baik di lingkungan masyarakat setelah mereka berhasil menyelesaikan studinya.Â
Sebagai upaya meningkatkan kesadaran tentang pendidikan di kalangan masyarakat, yang sejalan dengan misi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Aceh.
Mahasiswa Universitas Malikussaleh merupakan mahasiswa yang sangat berintegritas dalam membela masyarakat, pendidikan yang diterapkan di Unimal merupakan pendidikan yang berasaskan kebebasan dalam berpikir, dan menyampaikan aspirasi serta kritis dalam menyikapi berbagai isu-isu sosial yang beredar dikalangan masyarakat.Â
Hal ini sejalan dengan bunyi poin ke 3 dari misi Unimal yakni melaksanakan pengabdian kepada masyarakat secara merata, untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat, menuju taraf kehidupan yang lebih baik.Â
Provinsi Aceh yang memiliki sumber daya alam melimpah yang dapat menjadi potensi utama dalam penggerak perekonomian Aceh di masa depan tentunya membutuhkan orang dengan tangan dingin untuk mampu mengelolanya.
Universitas Malikussaleh sebagai lembaga pendidikan tinggi tentunya memiliki andil yang cukup besar dalam mewujudkan hal ini, menciptakan generasi penerus yang berilmu pengetahuan, dan memiliki skill yang berkompeten sehingga mampu membawa perubahan bagi masyarakat secara etis sehingga menjadi strategi yang mendukung terwujudnya Aceh baru, yakni Aceh yang lebih bermartabat, dan mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakatnya.Â
Keberhasilan Unimal dalam memberikan kualitas yang baik dibidang pelayanan serta pemenuhan fasilitas yang mumpuni dalam proses perkuliahan merupakan langkah strategis menghindari ketertinggalan Aceh dalam bidang pendidikan di masa lalu yang menyebabkan munculnya degradasi terhadap nilai-nilai sosial yang memprihatinkan, berimbas pada kehancuran harkat dan martabat, serta semakin menjauhnya kehidupan sosial masyarakat Aceh dari suasana masyarakat madani.
Mahasiswa Universitas Malikussaleh merupakan kelompok pelajar yang sangat diversity baik dari ras, suku, agama, dan bahasa. Maka pemandangan yang begitu beragam akan kita temukan di Unimal. Hal ini dikarenakan mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah tidak hanya Aceh saja, akan tapi sangat beragam mulai dari Aceh hingga Papua kita dapat melihat keanekaragaman itu di kampus hijau ini.Â
Bukan perpecahan melainkan keunikan yang diikat erat dengan rasa persatuan menjadikan mahasiswa Universitas Malikussaleh memiliki wawasan pengetahuan yang luas, pergaulan yang di bungkus dengan nilai-nilai toleransi serta menjadikan kampus Unimal sebagai pusat bertemunya ragam corak budaya Nusantara.Â
Hal-hal yang demikian kerap menjadi jembatan lahirnya bibit-bibit unggul yang memiliki tingkat Intelektual tinggi sehingga mampu melihat secara visioner tentang perubahan apa dan langkah apa yang harus dilakukan ke depan dalam memajukan Indonesia khususnya Aceh.
Berdirinya Universitas Malikussaleh ini membawa dampak yang luar biasa bagi perkembangan dunia pendidikan bangsa Indonesia khususnya masyarakat Aceh, konflik yang berkepanjangan telah memberikan kita pelajaran yang sangat berarti. Pendirian Universitas Malikussaleh ini merupakan bagian dari proses penyelesaian konflik Aceh yang menyeluruh sebagai suatu kebijakan strategis politik.Â
Pendidikan merupakan salah satu cara untuk memperbaiki kerusakan lama yang disebabkan oleh konflik masa lalu, dengan majunya pendidikan, maka akan muncul tokoh-tokoh intelektual yang akan membawa perubahan berupa kemajuan bagi Aceh di masa kini dan masa yang mendatang.Â
Hingga pada akhirnya, mahasiswa yang merupakan Agent of Change diharapkan mampu memberikan distribusi baik dari pemikiran, maupun aksi nyata demi mendukung kemajuan peradaban di Tanah Serambi Mekkah ini. Dukungan para orang tua, masyarakat, serta pemerintah juga sangat dibutuhkan sebagai bentuk dukungan terhadap perkembangan tanah rencong menuju Aceh baru yang bermartabat dan sejahtera
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H