Mohon tunggu...
Nyak OemarAyri
Nyak OemarAyri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Tidak berbakat di bidang menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tinta Terakhir

25 April 2021   08:00 Diperbarui: 25 April 2021   08:09 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://jogja.tribunnews.com

Guratan-guratan ilusi mencengkram paradigma

Menipu tetapi satu sisi benar adanya

Temukan dua arah berlawanan, menyingkap rahasia

Kayuh peluh luruh jatuh menyerang tubuh

Kebodohan mendera kala bestari tak lagi berharga

Pada jiwa-jiwa terluka bila asa tak sampai masa

Bagi hati teriris, tergores luka menganga

Kini karma bagi khayalan tak bertepi

Ranjang itu bukan wahana meraih mimpi

Satu waktu kan merayu nafsu gemilang kejayaan

Delusi kaya raya, masih bercinta dengan gulingnya

Impian raih butir tiara, gawai setia dalam genggamnya

Sikapnya memenjarakan diri dalam taksa akan tujuan

Bersimbah duka derana, air mata darah lalu kecewa

Kiranya ia mutlak celupkan diri pada kekalahan

Lembar demi lembar telah dijabarkan

Bangkit! Pekik suara mu jadi awal perubahan

Petik bintang-bintang, patahkan haluan temukan jalan!

Goresan pena tak seorang pun 'kan mampu hentikan

Bersumpah atas nama Sang Hyang Tunggal

Tetap rajut kilau keberhasilan

Walau mata kucurkan darah dengan derasnya

Tulislah! Sampai pena itu habiskan tinta terakhir

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun