Mendayu nyanyian sendu mengiring rihlah puja itu
Ada duka bahagia berjalan pada lajur nan sama
Satu waktu ‘kan kuceritakan pada aku punya teman
Nanti ‘kan kutuliskan oleh aku punya tangan
Ayat keindahan tanah aku pijak, yang dibesarkan aku olehnya
Tidak bisa kata dusta, ini nyata bukan cerita tipu mata
Atma meronta keras, paksa lidah tuturkan kisah
Betapa gagahnya rimueng berkuasa di tanah Sumatra
Indahnya seni wayang di tanah Jawa
Ranumnya hutan-hutan bumi Borneo
Pekat mistis tradisi ma’nene dari tanah Celebes
Mutiara hitam dari kepingan surga pulau Papua
Kau tanya mengapa aku cinta?
Jelas jatuh aku mencinta ia, aku begitu dimanja
Aku dibuainya dalam dekap janardana akan pesona
Aroma harum Nusantara telah menghipnotis sukma
Ragam warna, corak sastra, paduan unsur budaya
Disana adalah tanah persaudaraan, tanah kedamaian
Aku tak bicara perkara hitam atau putih
Menyorot pada banyak variasi warna yang disediakan
Tanah itu tanah pelangi, penuh warna penuh arti
Ada kisah heroik dalam perjuangan
Ada darah, air mata, tumbal nyawa tika pendiriannya
Kini tak lagi, aku dan kau sama-sama lihat kemegahan
Keindahan
Keanggunan
Kecerian
Hingga ‘kan kusebut ia… Tanah Pelangi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H