Turun jalan jangan bungkus mata mu dengan sutra
Keping receh yang kau anggap sial itu penyambung nyawa
Hingga malam tiba mata terkunci dalam mimpi angan tinggi
Tak peduli pada nyata dunia terus bersolek megah Â
Isi kepalanya terbang jauh pada pertanyaan pedih
Apakah esok bisa makan? Jangan lupa jatahku Tuhan!
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!