Mohon tunggu...
Nyak OemarAyri
Nyak OemarAyri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Tidak berbakat di bidang menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tuhan Mati Hati

2 Juli 2020   00:10 Diperbarui: 3 Juli 2020   21:31 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by turnbacktogod.com

Cipt. Nyak Oemar Ayri

Titah-Ku jatuh pada kalam yang menggores

Cahaya-Ku meliputi kelam buih permohonan

Aku tau mereka datang pada-Ku dengan rintihan

Mereka menghadap-Ku dengan gores kepedihan

 

Bulu halus yang berterbangan terkunci oleh angan

Tak luput dari segala jangkauan merah ataupun hitam

Tak ada pembedaan antara rajut oleh benang

Limpahan kesejahteraan atas mereka yang bodoh dalam diam

 

Terbelenggu oleh jeratan mata rantainya sendiri

Kudengar bisikan laknat dirapalkan suka cita

Menduakan tanpa ragu telah mati jiwanya

Bersaksilah jika Tuhan hanya hayalan dongeng

 

Teruslah meminum darah untuk menutupi haus

Teruslah memakan bangkai untuk melenyapkan lapar

Teruslah bermandikan nista untuk semu bahagia

Teruslah mencari jalan buta, kau tuli sesat tanpa kala

 

Titik menjadi garis, garis menjadi pola begitulah dengan dosa

Tak usah kau bersedih hati, Tuhan telah mati

Tak usah kau ratapi, itulah kematian Tuhan di hati kau pendosa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun