Cipt. Nyak Oemar Ayri
Titah-Ku jatuh pada kalam yang menggores
Cahaya-Ku meliputi kelam buih permohonan
Aku tau mereka datang pada-Ku dengan rintihan
Mereka menghadap-Ku dengan gores kepedihan
Â
Bulu halus yang berterbangan terkunci oleh angan
Tak luput dari segala jangkauan merah ataupun hitam
Tak ada pembedaan antara rajut oleh benang
Limpahan kesejahteraan atas mereka yang bodoh dalam diam
Â
Terbelenggu oleh jeratan mata rantainya sendiri
Kudengar bisikan laknat dirapalkan suka cita
Menduakan tanpa ragu telah mati jiwanya
Bersaksilah jika Tuhan hanya hayalan dongeng
Â
Teruslah meminum darah untuk menutupi haus
Teruslah memakan bangkai untuk melenyapkan lapar
Teruslah bermandikan nista untuk semu bahagia
Teruslah mencari jalan buta, kau tuli sesat tanpa kala
Â
Titik menjadi garis, garis menjadi pola begitulah dengan dosa
Tak usah kau bersedih hati, Tuhan telah mati
Tak usah kau ratapi, itulah kematian Tuhan di hati kau pendosa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H