Mohon tunggu...
Naila Kemalasary
Naila Kemalasary Mohon Tunggu... Mahasiswa - 22107030103 Ilmu Komunikasi - UIN Sunan Kalijaga

cat enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Belajar dari Kasus Rabies di Bali: Jika Sudah Terkena Gejalanya, Sudah Tidak Tertolong Lagi?

17 Juni 2023   20:00 Diperbarui: 17 Juni 2023   20:22 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini social media sedang dihebohkan dengan kasus seorang anak berumur 5 tahun yang tergigit anjing peliharaannya di Desa Pangkung Paruk, Buleleng, Bali. Lalu ia meninggal setelah sempat dibawa ke rumah sakit terdekat. Setelah ditilik ternyata hewan peliharaannya terjangkit penyakit rabies, yang kemudian anjing tersebut menggigit majikannya yang masih berumur 5 tahun itu dan tidak bisa terselamatkan.

Dikutip dari tweet user @djamtjoek, "Bahkan sifat penyakit ini sangat mematikan dan walaupun ditangani dengan cepat, umumnya tidak akan tertolong dengan alasan virus rabies ini masuk ke dalam tubuh manusia dan menyerang system saraf dan kecepatannya rata-rata 3mm/jam sampai menembus ke otak. Dan jika sudah sampai ke otak, maka manusia yang terinfeksi tidak akan selamat."

Gejala awal rabies pada manusia sebenarnya mirip dengan gejala flu biasa, termasuk demam, sakit kepala, dan kelelahan. Namun, seiring berkembangnya penyakit, gejalanya akan menjadi lebih parah. Beberapa gejala yang mungkin timbul termasuk:
1.Kecemasan dan kebingungan.
2.Gangguan tidur, seperti insomnia.
3.Rasa takut terhadap air (hidrofobia) yang dapat menyebabkan keterbatasan minum dan air liur berlebihan.
4.Sensitivitas terhadap rangsangan cahaya dan suara.
5.Kejang dan kelemahan otot.
6.Gangguan mental dan perilaku tidak biasa.

Tetapi sebisa mungkin, jangan sampai merasakan gejala-gejala tersebut pasca digigit hewan ya sobat kompasianer! Karena dalam sebagian besar kasus, setelah gejala muncul, tidak ada pengobatan yang efektif untuk menyembuhkan rabies.
Sebisa mungkin, jika tergigit di tempat yang fatal (posisi gigitannya dekat organ otak), ada baiknya langsung bergegas ke rumah sakit terdekat secepat mungkin. Lalu jika tidak terkena di bagian fatal bisa dengan cara membilas bagian yang terkena gigitan dengan sabun di air mengalir, tetapi kemudian harus tetap ke rumah sakit langsung untuk ditangani lebih lanjut. 

Dengan ini, perawatan medis akan segera dibagikan berupa pemberian vaksin rabies dan serum imunoglobulin rabies. Vaksinasi segera dan pengobatan yang tepat dapat membantu melawan virus sebelum mencapai otak dan memperpanjang waktu yang tersedia untuk mengambil tindakan yang lebih lanjut.

Karena itu, penting untuk melakukan tindakan pencegahan seperti vaksinasi anjing, menghindari kontak dengan hewan yang berpotensi terinfeksi rabies, dan mencari perawatan medis segera jika terpapar. Rabies adalah penyakit yang serius dan mematikan, oleh karena itu upaya pencegahan dan kesadaran akan pentingnya vaksinasi sangatlah penting.

Lalu, bagaimana pencegahan jangka panjang agar penularan rabies ini berkurang untuk kedepannya?

1)Melakukan vaksinasi hewan, terutama anjing dan kucing, merupakan langkah kunci dalam pencegahan penularan rabies kepada manusia. Vaksinasi yang tepat dan teratur membantu menjaga populasi hewan bebas rabies dan mengurangi risiko penularan pada manusia.

2)Jika Anda tinggal di daerah dengan risiko tinggi rabies atau berisiko tinggi terpapar, pertimbangkan untuk mendapatkan vaksin rabies sebagai langkah pencegahan.

3)Pengendalian populasi hewan liar, seperti anjing liar dan kelelawar, dapat menjadi sumber penularan rabies. Langkah-langkah pengendalian populasi yang efektif, seperti sterilisasi, vaksinasi, dan pengangkatan hewan liar yang terinfeksi.

4)Pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang risiko rabies dan langkah-langkah pencegahan sangat penting. Kampanye informasi yang efektif dapat memberikan pengetahuan tentang gejala, penularan, dan langkah-langkah pencegahan yang harus diambil.

5)Hindari kontak langsung dengan hewan liar, jangan mencoba menangani atau memberi makan hewan liar, dan laporkan gigitan hewan segera kepada otoritas kesehatan setempat.

6)Penting untuk memastikan kelangsungan program vaksinasi hewan yang efektif. Ini termasuk memastikan akses yang memadai ke vaksin rabies dan melibatkan komunitas dalam kampanye vaksinasi hewan yang teratur.

Dengan langkah-langkah yang tepat, kita dapat mengurangi risiko penularan rabies dan melindungi kesehatan manusia. Tetap waspada ya sobat kompasianer!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun