Mohon tunggu...
Naila Kemalasary
Naila Kemalasary Mohon Tunggu... Mahasiswa - 22107030103 Ilmu Komunikasi - UIN Sunan Kalijaga

cat enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sering Merasa Ngantuk Sehabis Makan? Hati-hati Diabetes!

17 Juni 2023   14:00 Diperbarui: 17 Juni 2023   17:02 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : KompasHealth

Diabetes atau diabetes mellitus adalah kelompok penyakit kronis yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa (gula) dalam darah. Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi atau menggunakan insulin dengan efektif. Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas dan berperan dalam mengatur kadar glukosa darah.


Lalu apakah benar saat kita merasa ngantuk setelah makan itu merupakan salah satu gejalanya? Mari kita simak jawabannya di bawah ini

Rasa ngantuk setelah makan memang bisa menjadi salah satu gejala yang dialami oleh beberapa orang dengan diabetes, terutama terjadi setelah mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat tinggi.

Kronolginya begini, ketika seseorang dengan diabetes mengonsumsi makanan yang kaya akan karbohidrat, tubuh memecah karbohidrat menjadi glukosa, yang kemudian masuk ke dalam aliran darah. Pada individu yang sehat, insulin yang diproduksi oleh pankreas membantu glukosa memasuki sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai energi.

Namun, pada individu dengan diabetes, produksi insulin terganggu atau insulin tidak bekerja secara efektif (resistensi insulin). Akibatnya, glukosa tetap berada dalam darah, sehingga kadar glukosa darah menjadi tinggi.

Kadar glukosa darah yang tinggi ini dapat menyebabkan peningkatan produksi hormon lain seperti hormon insulin, yang dapat meningkatkan penyerapan triptofan oleh otak. Triptofan adalah asam amino yang digunakan oleh tubuh untuk membuat serotonin dan melatonin, yang berperan dalam regulasi tidur dan suasana hati.

Ketika kadar triptofan meningkat, produksi serotonin dan melatonin juga meningkat. Nah, kombinasi antara serotonin dan melatonin yang meningkat ini dapat menyebabkan rasa kantuk setelah makan pada individu dengan diabetes.

Jadi, jika Anda sering merasa ngantuk setelah makan, terutama setelah mengonsumsi makanan berkarbohidrat tinggi, penting untuk memeriksakan diri ke dokter untuk evaluasi lebih lanjut, terutama jika Anda memiliki faktor risiko diabetes atau gejala lain yang mencurigakan. Selain faktor genetik yang sangat memengaruhi, berikut faktor-faktor lain yang juga dapat berperan dalam risiko mengembangkan diabetes:

1. Obesitas atau Kelebihan Berat Badan: Lemak yang terkumpul terutama di sekitar perut dapat mempengaruhi cara tubuh menggunakan insulin dan mempengaruhi kontrol gula darah.

2. Gaya Hidup Tidak Sehat: Pola makan yang tidak sehat, seperti makan makanan tinggi gula dan lemak jenuh, serta kurangnya aktivitas fisik, dapat meningkatkan risiko diabetes.

3.Usia: Risiko diabetes tipe 2 meningkat seiring bertambahnya usia. Hal ini karena penuaan yang menyebabkan penurunan sensitivitas terhadap insulin dan penurunan fungsi pankreas dalam memproduksi insulin.

4.Diabetes Gestasional Sebelumnya: Jika seorang wanita pernah mengalami diabetes gestasional (diabetes yang terjadi selama kehamilan), risikonya lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes tipe 2 di kemudian hari.

5.Sindrom Metabolik: Sindrom metabolik adalah kondisi yang melibatkan kombinasi faktor risiko seperti obesitas, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol yang tidak seimbang, dan resistensi insulin. Orang dengan sindrom metabolik berisiko tinggi mengembangkan diabetes tipe 2.

6.Penyakit Terkait: Beberapa kondisi kesehatan seperti penyakit polikistik ovarium (PCOS), penyakit pankreas, dan penyakit endokrin tertentu dapat meningkatkan risiko diabetes.

Penting untuk diingat bahwa faktor-faktor di atas meningkatkan risiko seseorang mengembangkan diabetes, tetapi tidak menjamin bahwa seseorang akan menderita diabetes. Perubahan gaya hidup yang sehat, termasuk pola makan seimbang, aktivitas fisik yang cukup, dan menjaga berat badan yang sehat, dapat membantu mengurangi risiko diabetes, bahkan pada individu dengan faktor risiko yang tinggi. Menerapkan gaya hidup sehat secara keseluruhan adalah kunci dalam pencegahan diabetes. Jika Anda memiliki risiko tinggi, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan saran khusus dan rekomendasi yang sesuai dengan kondisi Anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun