Mohon tunggu...
salik
salik Mohon Tunggu... -

salik

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Manunggal Cinta

22 Juli 2012   16:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:43 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Nyata dingin selimuti malam

Aku dan kamu tepat di bawahnya

Berbisik ringan  seolah tak mau diganggu tiup angin

Berpeluk mesra disaksikan sungai-sungai langit yang membentang layak aurora

Dapatkah kamu rasakan denyut jantung di dadaku?

Sepertinya kamu tak bisa melerai antara denyut jantungku dan denyut jantungmu

Begitu pula yang aku alami

Ini kah manunggal cinta?

Dinginnya lapisan terbawah dari malam semakin menjadi

Erat dan semakin erat rangkulan diantara kita

Dapatkah kau resapi mana kehangatanku dan mana kehangatanmu?

Aku merasa hangat

namun tak ku ketahui itu kehangatanmu atau kehangatanku

Apakah kau juga selaras?

Ini kah manunggal cinta?

Tak kita hiraukan lagi saksi-saksi bisu di sekeliling

Acuh kita berdua kepada mereka sekarang

Bibirku dan bibirmu pun bercumbuan di tengah hamparan rasa kasih

Dan kini

sudah tak sanggup lagi kita bedakan

Apakah ini bibirku atau bibirmu

aku hanya ingin meyakinkanmu

Kemanunggalan adalah kerahasiaan

Dimana rahasia itu tak akan terungkap

Walau setangkup ucap atau setetes tinta tulis

Terkecuali kuat kamu rasakan kehadiranNya dalam diriku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun