Mohon tunggu...
Najmah Saadah
Najmah Saadah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

enjoy ur flight

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jugun Ianfu: Pemuas Hasrat Nafsu Tentara Jepang

1 Juli 2024   07:14 Diperbarui: 1 Juli 2024   07:16 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jepang telah menduduki Indonesia kurang lebih 3 tahun. Penjajahan ini memiliki kisah dan luka yang mendalam bagi bangsa Indonesia. Walaupun bangsa ini sudah merdeka, ada beberapa masyarakat yang mengalami trauma dengan penjajahan, salah satu nya Jugun Ianfu. Jugun Ianfu ialah salah satu sistem yang dibuat Pemerintahan Jepang untuk mengatur tentaranya agar mendapat hiburan yang layak, sehingga meningkatkan moral dan kinerja.

Pemerintah Jepang juga berharap, jugun ianfu bisa mengendalikan penyebaran penyakit kelamin di antara para tentara Jepang dan meminimalisir izin istirahat.

            Jugun Ianfu biasanya merupakan gadis-gadis muda cantik yang umurnya berkisar antara empat belas hingga delapan belas tahun (Matsui, 2002). Selian itu umumnya mereka adalah orang-orang yang tidak terpelajar dan berasal dari keluarga miskin. Kejahatan perang yang dilakukan oleh Jepang, salah satunya adalah perbudakan seksual yang dilakukan oleh militer Jepang selama masa perang tahun 1930-1940 an di wilayah Asia Pasifik, termasuk di Indonesia (Amini, 2021).

            Perempuan Indonesia yang direkrut sebagai Jugun memiliki kisaran umur sekitar 14-18 tahun. Para perempuan Jugun Ianfu ini nantinya akan dikumpulkan dirumah khusus dengan penjagaan yang ketat. 

Di Indonesia sendiri Jepang diperkirakan telah mendirikan setidaknya empat puluh rumah hiburan yang diperuntukan untuk para tentara Jepang. Setiap harinya para perempuan Jugun Ianfu ini diharuskan untuk melayani para tentara Jepang yang datang. Setidaknya terdapat 30 tentara Jepang yang datang kepada satu perempuan Jugun Ianfu. 

Pada umunya setiap tamu yang datang (tentara militer Jepang) diharuskan membeli karcis terlebih dahulu untuk mendapatkan pelayanan seks dari perempuan Jugun Ianfu, namun mirisnya para perempuan Jugun Ianfu ini tidak pernah sekalipun dibayar. Bahkan jika mendapatkan uang sekalipun biasanya diberikan dari para tentara militer Jepang setelah selesai melayani itupun biasanya diberikan dari para perwira.


`           Sebelum perempuan Jugun Ianfu dibawa ke ianjo (tempat-tempat hiburan), mereka akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu yang dilakukan oleh Dokter suruhan Jepang. Selain itu pada saat pemeriksaan dilakukan keadaan sekitar ruang pemeriksaan dijaga ketat oleh dua tentara militer Jepang. 

Setelah sampai di ianjo keperluan perempuan Jugun Ianfu juga sudah disiapkan dari perlengkapan mandi sampai pakaian. Setiap kamar perempuan Jugun Ianfu di isi dengan satu dipan kasur, meja untuk berias, dan kamar mandi. Di sudut kamar juga disediakan lubang pembuangan. Dimana lubang pembuangan ini berfungsi sebagai tempat bersih-bersih perempuan Jugun Ianfu setelah mereka selesai melayani tamu. Bahkan para perempuan Jugun Ianfu ini juga selalu melakukan pemeriksaan secara rutin oleh dokter.

            Jika terdapat salah satu perempuan Jugun Ianfu yang terserang penyakit maka mereka akan di berikan obat-obatan. Dan jika ada yang ketahuan hamil maka mereka akan dipaksa menggugurkan kandungannya. Para tentara Jepang tidak memberikan belas kasihan kepada perempuan Jugun Ianfu yang sedang hamil. 

Cara dalam menggugurkan janin pada perempuan Jugun Ianfu juga sangat kejam mulai dari pemberian obat-obatan, dipijat, atau bahkan dengan cara ekstrem sekalipun yaitu dengan cara di plenet (mengurut perut sampai janin keluar dari perut sang ibu). Biasanya hal tersebut dilakukan di Rumah Sakit ulin atau pada dukun beranak. 

Bahkan setelah perempuan Jugun Ianfu ini selesai melakukan pengguguran janin biasanya mereka hanya diberi waktu istirahat beberapa hari atau bahkan langsung dipaksa melayani para tamu lagi. Dalam melayani para tamu tak jarang para perempuan Jugun Ianfu mendapatkan kekerasan secara fisik dan perlakuan yang tidak manusiawi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun