Mohon tunggu...
Marianne Kuznetsova
Marianne Kuznetsova Mohon Tunggu... Pelajar -

All written here are about my personal opinion, no offense. There's no true or false in it, don't argue. If you don't like it, just leave it

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Dog Eating Festival Versi Korea

20 Juli 2015   19:54 Diperbarui: 20 Juli 2015   19:54 942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Anjing kalo disiksa dulu sebelom dimasak rasanya jadi lebih enak, ngaruh gitu?"

Aku juga tidak mengerti darimana teori ini berasal. Yang ada di benakku, jika anjing tersebut disiksa dahulu sampai mati, artinya kita memakan bangkai. Lalu apa bedanya kita dengan Sumanto?

Mungkin ini merupakan sebuah tradisi, atau kepercayaan, atau sugesti dari nenek moyang. Tapi kita yang hidup di zaman moderen ini, dan pastinya sudah memiliki wawasan yang terbuka, tidak bisakah untuk berpikir lebih normal? 

Dikutip dari hipwee.com- "Tak pernah ada riset yang mengatakan bahwa daging anjing itu bermanfaat untuk manusia. Ini cuma mitos karena sejatinya suku-suku pedalaman gemar memakan daging anjing sehingga menurun pada generasi berikutnya. Mitos-mitos ini berbeda dari satu negara ke negara lainnya. Di Tiongkok dan Vietnam daging anjing dipercaya dapat menghangatkan tubuh dan biasa dikonsumsi di musim dingin, sementara di Korea Selatan daging anjing biasa dikonsumsi di musim panas karena diyakini punya efek mendinginkan. Kritislah dan sadari bahwa embel-embel 'menghangatkan tubuh' dan 'menambah vitalitas pria' sesungguhnya cuma bumbu penyedap supaya warung rica B2 di kotamu tetap laku. Justru daging anjing adalah penyebab utama penyakit rabies, kolera, dan trikinosis. Anjing yang sering digunakan utnuk warung sate jamu biasanya diambil dari anjing liar, anjing terbuang, bahkan bisa juga diculik dari tuannya. Tanpa pengawasan yang baik, anjing-anjing ini tak pernah dapat kontrol kesehatan dari dinas terkait. Mutu pakan dan sanitasi kandangnya pun tak bisa dijamin. Hal ini bisa membuat para anjing stres dan sering berantem. Alhasil, virus rabies pun menyebar lewat gigitan dan cakaran dari anjing yang terinfeksi ke anjing yang sehat. Hal ini diperkuat oleh fakta dari WHO tahun 2008 bahwa penyebaran rabies di Tiongkok dan Vietnam meningkat pesat karena masyarakatnya gemar mengkonsumsi daging anjing."

Aku yakin pernyataan di atas bisa menjadi salah satu senjata para dog lovers untuk mengkampanyekan larangan memakan daging anjing. No offense, aku bukan ingin memberi dukungan pada larangan tersebut, tujuanku hanya ingin berbagi informasi untuk para penggemar daging anjing. Menurutku, rabies tidak hanya ditularkan semata-mata karena memakan daging anjing, tapi bisa juga dari gigitan atau cakaran anjing peliharaanmu yang tidak diberi vaksin secara rutin. Hanya sedikit saran untuk para penggemar daging anjing, jangan mengkonsumsi daging anjing secara berlebihan, karena kamu tidak pernah tahu darimana anjing-anjing itu berasal. Jangan mengorbankan kesehatanmu demi kenikmatan sesaat.

Seperti yang pernah aku ungkapkan sebelumnya bahwa semua binatang sudah selayaknya diperlakukan sama di mata manusia. Jangan menitikberatkan perasaanmu hanya pada hewan tertentu karena kamu menganggapnya lebih innocent dari yang lain. Bukankah kamu merasa tidak nyaman jika diperlakukan berbeda dari teman-temanmu?

 

 

 

*Tulisan ini dibuat secara netral tanpa memihak pada siapapun. Jika ada kesalahan pada isi tulisan ini, harap dimaklumi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun