Berita yang belakangan ini menggemparkan media massa tentang berlangsungnya festival memakan daging anjing di Yulin. sepertinya masih menjadi sorotan dunia, terutama bagi para dog lovers.Â
Menurut masyarakat Tiongkok yang hidup di wilayah Utara, konsumsi daging anjing dapat memberikan rasa hangat di tubuh untuk melawan udara dingin yang cukup ekstrim.  Tapi pada kenyataannya, daging anjing sendiri lebih banyak dikonsumsi di wilayah Tiongkok bagian Selatan dengan keadaan suhu yang cukup hangat, atau bahkan bisa terbilang panas. Bagi mereka, daging anjing dipercaya dapat mendatangkan keberuntungan. Ada juga yang berpendapat bahwa daging anjing bisa menangkal panasnya udara di musim panas. Benarkah demikian?
Dikutip dari change.org- "Tak terhitung banyaknya nyawa anjing yang dikorbankan setiap tahunnya untuk memenuhi tradisi brutal yang telah berlangsung bertahun-tahun. Ini saatnya untuk mengakhiri kisah mengerikan ini. Di Festival kejam ini, orang-orang akan menikmati kelezatan hotpot daging anjing. Membunuh anjing dengan terlebih dahulu menggantung tubuhnya dan memadukannya dengan minuman beralkohol. Festival ini meningkatkan penculikan anjing liar dan hewan peliharaan, dan juga meningkatkan penangkapan dan penyiksaan yang tak manusiawi di peternakan daging anjing, tempat di mana sahabat terbaik manusia dibesarkan untuk tujuan tersebut. Ribuan anjing akan menderita, disembelih, dipukuli sampai mati, dikuliti hidup-hidup dan dimakan. Waktu terus berjalan dan pembunuhan anjing besar-besaran itu diperkirakan akan diadakan dari tahun ke tahun. Kita harus bersatu dan mengangkat suara, tidak hanya untuk menyelamatkan nyawa makhluk hidup tapi juga membawa harapan bagi kemanusiaan. Untuk menjadi bagian dari dunia yang penuh kasih di mana kita semua bisa bersama-sama menyuarakan dan membela semua makhluk hidup yang tidak bersalah, bukan hanya manusia. Jika kita berpaling dan mengabaikan ajakan/permohonan bantuan dari hewan ini, maka kita benar-benar telah berpaling dari nilai-nilai kemanusiaan."
Dikutip dari Liputan6.com- "Seorang perempuan asal Tiajin, Tiongkok, rela menempuh perjalanan lebih dari seribu mil untuk menyelamatkan anjing yang akan disembelih untuk Dog Eating Festival di Yulin. Yang Xiaoyu, perempuan berusia 65 tahun ini tiba-tiba menjadi sorotan masyarakat di sebuah pasar di Yulin. Ia pun tak segan menghabiskan sekitar 7000 yuan atau setara dengan Rp 15 juta untuk membeli lebih dari seratus anjing dari penjual hewan di pasar."
Dan masih banyak lagi berita serta kutipan yang menunjukkan kontra dunia terhadap festival ini.
Berjuta-juta masyarakat di dunia yang menandatangani petisi untuk menghentikan festival makan daging anjing di Yulin tampaknya tidak dihiraukan oleh pemerintah daerah setempat. Pasalnya, tradisi makan daging anjing ini sudah ada sejak 400 tahun lamanya, walaupun festival tersebut baru dikenal pada tahun 2009. Selain itu juga, Tiongkok tidak memiliki undang-undang perlindungan terhadap hewan.
Di sini aku tidak menyalahkan tradisi makan anjing di Tiongkok, dan aku juga tidak akan menyalahkan para dog lovers yang berjuang demi membela hak asasi hewan.Â
Tapi beberapa pertanyaan pun muncul di pikiranku. Tradisi ini sudah diselenggarakan dari beberapa ratus tahun yang lalu, tapi mengapa baru beberapa tahun belakangan ini tradisi tersebut dikecam? Dan sebenarnya apa yang para dog lovers tentang? Memakan daging anjing atau proses penyajian daging anjing yang tidak wajar?Â
Aku setuju jika dog lovers menentang proses penyajian daging anjing yang bisa dikatakan menyiksa anjingnya terlebih dahulu sebelum dimasak. Aku pernah melihat cuplikan video yang menayangkan darimana anjing itu didapat, proses pengangkutannya ke tempat jagal, bahkan bagimana anjing-anjing itu dibunuh untuk kemudian disajikan di meja makan. Sungguh mengerikan!Â
Aku pun berpikir, jika memang pemerintah Tiongkok menyadari bahwa rakyatnya suka mengkonsumsi daging anjing, mengapa tidak dibuatkan saja peternakan anjing yang benar-benar dirawat dan dijamin kesehatannya seperti halnya peternakan sapi, sehingga mereka tidak perlu menangkap anjing liar yang tidak diketahui bagaimana kondisinya, ataupun mencuri anjing peliharaan yang menurutku masuk dalam tindak kriminal. Ditambah lagi dengan tingkat kematian di Yulin yang cukup tinggi akibat rabies, apakah pemerintah setempat tidak tergerak untuk mengatasinya? Atau mungkin memang sengaja untuk mengurangi populasi penduduk yang padat?Â
Seperti yang diucapkan @olivia_erwima23 pada akun twitter-nya 9 Juli lalu, "Skinned alive, boiled alive, can you imagine that? Where is your heart? please. stop it! #StopYulin2015"  Aku pun tidak setuju dengan cara penyajian daging anjing yang harus disiksa terlebih dahulu sebelum dimasak.
"Ngapain sih pake disiksa dulu, toh ujung-ujungnya bakalan dimasak juga. Kenapa lo harus nyuruh dia ngerasain sakit digebukin, panas kebakar, menderita dicekek? Kenapa ga langsung disembelih aja? Coba deh bandingin kalo lo mati karena sakit atau kecelakaan, sama kalo lo mati pas lagi tidur di kasur, enak mana?"
How can they eat man's best friend?
Kata "best friend" di sini menurutku agak sedikit rancu. Kita dapat menganggap seseorang sebagai best friend jika ia dekat dengan kita. Tapi jika orang tersebut tidak dekat dengan kita, apakah kita akan tetap menganggapnya sebagai best friend?
No offense, but sorry I can't agree with you guys. Kali ini aku tidak bisa sependapat dengan para dog lovers yang menentang konsumsi daging anjing karena alasan anjing adalah sahabat manusia. Mungkin ini dilhat dari sudut pandang dog lovers yang memiliki kedekatan dengan anjing sehingga tumbuhlah rasa cinta kalian terhadap anjing. Tapi apakah setiap manusia di muka bumi ini memiliki relationship yang baik dengan anjing? Coba kita lihat dari sudut pandang lain. Misal di Inner Mongolia, rakyat mengandalkan kuda sebagai alat transportasi dan teman bicara mereka, mungkinkah mereka memakan teman mereka sendiri? Di India, sapi dianggap hewan yang sakral, mungkinkan rakyat India memakan sapinya?
Aku pernah memelihara anjing, dan aku juga menyukai anjing. Aku menghargai jasanya dalam membantuku menjaga rumah, aku menghargai kesetiaannya yang menemaniku hingga akhir hayatnya. Buatku, anjing adalah best friend. Tapi berbeda dengan masyarakat Yulin, mereka menganggap sapi adalah best friend, karena sapi yang membantu mereka membajak sawah.Â
Aku sendiri pernah memakan daging anjing, dan jujur aku tidak suka. Bukan karena aku berpikir bahwa anjing terlalu innocent untuk dimakan, tapi karena saat dicerna perutku terasa panas. Sebenarnya aku lebih bisa menerima alasan untuk tidak memakan daging anjing karena daging anjing tidak baik untuk metabolisme tubuh manusia, atau alasan ilmiah lain.
Dikutip dari akun twitter @unpunkmikeyy pada 3 Juli lalu, "Why do people think it's okay to kill pigs but it's not okay to kill dogs ?? #StopYulin2015"Â
"Mungkin anjing punya tampang imut kali ya, makanya orang pada ga tega buat makan. Kalo babi kan jelek tuh idungnya, sapi juga mukanya datar gitu, bebek jorok, kambing bau, ayam ga ada lucu-lucunya."
Dikutip dari akun twitter @stephsel2000 pada 3 Juli lalu, "A dog is more that a pet. They're our friends, our confident and even our hero #StopYulin2015"Â
No offense again, menurutku masih ada hewan lain yang lebih pantas menerima sebutan "hero". Coba pikirkan, dari bayi hingga sekarang susu siapa yang kamu minum? Waktu kamu pertama kali mengenal makanan padat, daging siapa yang kamu makan? Untuk melindungi kakimu dari permukaan tanah, kulit siapa yang kamu pakai? Hingga saat ini pun pastinya kamu tidak pernah terlepas dari telur dan susu, darimanakah semua itu berasal?
"Dari bayi sampe sekarang minumnya susu sapi, kadang suka dibilang orang anak sapi. Eh pas udah gede gue makan tuh sapi. Durhaka ga sih gue makan emak sendiri? LOL."
Pada dasarnya semua hewan itu sama, mereka memiliki perasaan dan rasa takut. Jika kamu menyayangi satu hewan, maka sayangilah hewan yang lain. Jika kamu ingin melindungi satu hewan, maka lindungilah hewan yang lain. Jangan hanya karena hewan tersebut tidak memiliki muka yang lucu atau karena hewan tersebut berbadan besar dan tidak menarik, kamu lantas mengacuhkan mereka.Â
Dikutip dari akun twitter @McGaw18 pada 3 Juli lalu, "If you want to #StopYulin2015 then work on America first, ita no different whether its a cow, pig, or even a dog."
Â
Â
Â
*Tulisan ini dibuat secara netral tanpa memihak pada siapapun. Jika ada kesalahan pada isi tulisan ini, harap dimaklumi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H