Bumi tasikmalaya geger. Seorang bocah 17 tahun perkosa siswi SD kelas 1 lalu membuangnya di laut. Walaupun siswi itu selamat ditolong oleh nelayan namun dia sekarang menderita trauma berat.
Anehnya nih pemirsa, si laki mengaku bukan saja pernah memperkosa MANUSIA. Dia ternyata udah berpengalaman memperkosa binatang yang unyu-unyu. AYAM dan KAMBING.
Tak disangka-sangka banyak ayam mati di 2 Rw setempat dengan dubur yang lecet. Ternyata ini semua ulah si pemuda yang saya sendiri tak ingin tau namanya. Sang Ketua Rw pun pernah memergoki si doi keluar dari kandang ayam dan setelah dicek ternyata beberapa ayam telah mati dengan dubur yang lecet. Parahnya, kambing pun pernah menjadi korbannya. Tak habis pikir memang. Tapi jika nafsu telah memuncak, tak ada uang, apa yang harus dilakukan? Kambing yang tak ber-lipstik pun jadi sasaran.
Kejadian mengenaskan ini telah terjadi. Mungkin si pemuda adalah seorang yang memiliki kelainan. Tapi kewajiban kita sebagai warga, aparat, pejabat dan pemerintah adalah mencari tau apa penyebab dari maraknya perkosaan dan kejadian aneh-aneh yang berhubungan dengan "ini" dan "itu".
Menurut hemat saya. Salah satu yang paling berpengaruh atas meningkatnya kriminalitas dalam bidang "ini itu" adalah karena media, apapun itu. Internet kah, tv kah, koran kah, dll.
Namun kali ini saya ingin sedikit fokus terhadap televisi.
Jujur saja, saya dan keluarga sering bingung saat nonton tv. apalagi ada anak-anak disamping kita. Acara tv kita tak leas dari pamer bibir lebar, pamer pantat, pamer dada dan pamer goyang. Apalagi selain itu?
Acara yang bermanfaat sepertinya hanya 1:50.
Jangan salahkan jika ayam-ayam yang lucu pun menjadi korban Manusia rusak hasil cetakan media perusak.
Bagaimana menurut anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H