Belakangan ini, maraknya kasus korban keracunan akibat usai mengonsumsi minuman berupa es campur yang dibeli dari penjual es pinggir jalan mulai sering terdengar di telinga masyarakat. Akibatnya, banyak data warga terserang diare di puskesmas setempat yang diduga akibat keracunan. Dugaan tersebut diperoleh dari gejala diare yang tidak dirasakan oleh beberapa orang saja, tetapi hingga belasan orang dimana seluruh korbannya merasakan gejala diare setelah beberapa jam mengonsumsi es campur dan dalam waktu yang berdekatan. Melihat banyaknya kasus warga yang terserang diare, pihak puskesmas kemudian melakukan observasi terhadap penjual es campur dan pendataan terhadap para korbannya.
Hasil observasi tersebut memunculkan beberapa kemungkinan yang menyebabkan beberapa orang terserang penyakit diare. Hal utama adalah terletak pada proses pengambilan air untuk dijadikan bahan utama dalam pembuatan es campur. Jarak tempat mengambil air sumur dan septic tank rumah tangga minimal berjarak 10 meter, fungsinya agar air sumur tidak terkontaminasi dengan air tangki septic tank oleh bakteri patogen yang dapat mengganggu kesehatan. Namun, dalam kenyataannya jarak 10 meter terutama pada rumah-rumah padat penduduk atau perumahan type RSS (Rumah Sangat Sederhana) jarak sejauh itu sangat sulit diperoleh.Â
Bisa jadi antara sumur dan tangki septic di suatu rumah berjarak 10 meter, tetapi dengan tangki septic tetangga sebelah jaraknya kurang dari 10 meter. Hal tersebut memungkinkan muncul nya bakteri E-coli patogen (bersifat anaerob) yang biasanya mempunyai usia harapan hidup selama tiga hari. Adapun angka 10 meter setelah ditambah satu meter sebagai jarak pengaman. Jadi, apabila jarak antara sumur tempat mengambil air dengan septic tank kurang dari 10 meter, maka kemungkinan terbesar air tersebut terkontaminasi bakteri dari septic tank yang dapat menyebabkan penyakit diare apabila air tersebut dikonsumsi.
Kemungkinan selanjutnya adalah akibat dari ketidaktepatan ketika memasak air yang telah diambil dari sumur. Apabila air atau makanan yang telah terkontaminasi bakteri Salmonella typhi dan E.coli tidak di masak dengan baik, maka bakteri tersebut masih aktif dalam makanan atau minuman dan masuk ke dalam pencernaan manusia yang dapat menyebabkan diare hingga terjangkit penyakit diare. Salah satu cara memasak air dengan benar yaitu air dimasak terlebih dahulu sampai mendidih. Kita dapat melihatnya dari ciri-ciri fisik air ketika mendidih yaitu ditandai dengan adanya gelembung-gelembung air yang banyak dan air mulai berkurang. Dengan cara merebus air hingga matang dengan baik dapat membuat kuman benar- benar mati.
Perlu diperhatikan kembali bahwa masih banyak kemungkinan yang menyebabkan bakteri penyebab diare dapat mengontaminasi es campur. Bukan hanya dari bahan bakunya saja yang perlu diperhatikan, kemungkinan lainnya ada pada kebersihan alat-alat yang digunakan oleh penjual es campur. Kebersihan alat makan dan kondisi tempat jual juga harus di perhatikan, apabila alat makan tidak dicuci dengan air bilas yang bersih dan kondisi tempat jual es campur yang berada di pinggiran jalan dengan hanya menutup asal pada tempat bahan-bahan es campur tidak diperhatikan. Hal tersebut dapat menjadi penyebab banyaknya bakteri dan debu yang menempel pada alat makan maupun mengkontaminasi bahan-bahan yang menjadi komposisi es campur tersebut. Dengan terbukanya penutup yang digunakan, tidak menutup kemungkinan hinggapnya lalat di bahan es campur.
Pencegahan diperlukan agar hal ini tidak terjadi lagi dan tidak menimbulkan lebih banyak korban, maka upaya dari masyarakat sekitar untuk mengatasi permasalahan di atas diantaranya adalah masyarakat dapat melaporkan pada pengurus daerah setempat seperti RT, RW, Kepala Desa dan pejabat tinggi lainnya. Masyarakat juga bisa memberi peringatan atau nasehat kepada penjual tanpa menjelekkan di depan umum dan apabila penjualan es campur ini terlanjur memakan korban, masyarakat dapat mengerahkan bantuan pada pusat kesehatan yang ada di daerah tersebut seperti puskesmas agar korban dapat langsung ditangani.Â
Pencegahan lain yang disarankan kepada masyarakat yaitu masyarakat hendaknya memastikan bahwa tempat pembuatan es campur dan alat-alat yang digunakan dalam proses persiapan makanan tersebut bersih dan terjaga kebersihannya. Ini meliputi kebersihan tangan pengolah, alat potong, dan wadah penyimpanan.  Masyarakat juga hendaknya memastikan bahwa air yang digunakan dalam pembuatan es campur adalah air yang bersih untuk dikonsumsi sesuai dengan apa yang dibahas di atas.Â
Pemilihan bahan baku juga harus diperhatikan yaitu bahan baku yang segar dan berkualitas tinggi. Masyarakat juga mempunyai hak untuk memilih membeli es campur di tempat yang lebih bersih dan terjamin kualitasnya. Upaya terakhir yang mungkin dapat dilakukan yaitu diadakannya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai cara-cara menjaga kehigienisan dan sanitasi kesehatan.Â
Program sosialisasi ini tidak dilakukan oleh perseorangan atau satu kelompok saja, akan tetapi dapat juga bekerja sama dengan puskesmas setempat, pemerintah daerah, dinas kesehatan, dan lembaga lainnya. Kerja sama ini dilakukan agar informasi yang disampaikan dapat menjangkau lebih banyak orang dan tervalidasi kebenarannya dan dapat diterima oleh semua golongan masyarakat dimana semua informasi disampaikan oleh pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah ini, sehingga tidak menimbulkan informasi yang simpang siur bahkan hoax.