Contoh dalam bidang ekonomi yang memerlukan pikiran inovatif adalah bagaimana seorang Presiden mampu membuat kebijakan ekonomi dari perkawinan antara ekonomi pasar global dengan ekonomi pasal 33 UUD 45. Â Saya kira kebijakan itu akan mampu mengatasi permasalahan ekonomi bangsa, utamanya kemiskinan dan kesenjangan ekonomi lebih cepat.
Catatan akhir, kenapa seorang Presiden harus memiliki pikiran dan pengetahuan luas serta memiliki kemampuan membaca dan belajar terus menerus? Hal ini karena seringkali pembantunya memiliki agenda tersendiri. Â Jika ada usulan kebijakan strategis dari seorang Menteri atau pembantunya, bagi Presiden hanya untuk mencocokkan thesisnya saja. Â Kalau sesuai diterima, tapi sebaliknya ditolak. Â Dengan demikian Presiden benar-benar sebagai pengendali seluruh kebijakan strategis yang dibuatnya.
Presiden ke depan bukan kerja tapi berfikir untuk membuat sebuah kebijakan strategis yang kredibel.  Karena itulah memang tugasnya.  Kunjungan kerja hanya untuk menguju hipotesis yang dibuat dari analisisnya.  Apabila hipotesisnya benar baru dituangkan dalam sebuah  kebijakan strategis.
Nizwar Syafaat, Ekonom dan Pengamat Kebijakan Publik
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI