Mohon tunggu...
Nizwar Syafaat
Nizwar Syafaat Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Masa Lalu Menjadi Takdir, Menanti Ide Cemerlang BPIP

30 Mei 2018   08:45 Diperbarui: 30 Mei 2018   08:51 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Allah memuliakan Adam dengan memerintahkan para Malaikat sujud kepadanya dan memasukkan Adam ke dalam surga, maka Adam berkata dalam hatinya "adakah Allah menciptakan manusia yang lebih utama dariku". Muncul rasa ujub (sombong) dalam diri Adam, selanjutnya Allah memerintahkan Adam "angkatlah kepalamu Adam dan lihatlah pada permukaan Arsy-KU" dan Adam melihat tulisan "Tiada Tuhan selain Allah. 

Muhammad utusan Allah, Ali bin Abi Thalib Amirul Mukminin, Fathimah istrinya penghulu kaum wanita dan Hasan dan Husein pemuda ahli surga". Adam bertanya wahai Tuhanku siapakah mereka itu? Mereka adalah keturunanmu lebih baik darimu dan seluruh mahlukKU.

Berjalannya waktu benar-benar Muhammad muncul sebagai Nabi akhir zaman.  Ketika Khadijah merasa mau meninggal, dia minta sorban nabi suaminya untuk dijadikan kain kafan, ternyata Jibril datang dengan membawa 5 kain kafan.  Untuk siapa ini Jibril ? kata Nabi.  Satu untuk kamu, satu untuk Khadijah, dan sisanya untuk Ali, Fathima dan Hasan.  Ternyata benar Husein mati dan dikubur tidak pakai kain kafan karena mati sahid.

Masa Lalu adalah Kekuatan

Pelajaran yang bisa dari kisah di atas adalah bahwa Allah merencanakan dengan teliti perjalanan alam semesta dan seisinya sampai akhir zaman melalui takdir dan ketetapanNya, termasuk perjalanan bangsa Indonesia mulai dari Soekarno, Soeharto, Habibi, Gusdur, Megawati, SBY dan Jokowi.  Pembangunan berkelanjutan yang dilaksanakan mulai dari Soekarno sampai  SBY adalah takdir dan ketetapanNya.  Mereka mulai dari Soekarno sampai SBY adalah kekuatan masa lalu sebagai takdir dan ketetapanNya.

Soekarno sebagai penemu Pancasila, Soeharto perencana pembangunan yang handal melalui GBHN-nya dan perumus serta pengamalan Pancasila di seluruh lapisan masyarakat untuk meningkatkan komitmen kebangsaan untuk seluruh rakyat Indonesia.  

Habibi, Gusdur, Megawati dan SBY sebagai implementasi pembangunan untuk kesejahteraan lahir dan bathin seluruh rakyat Indonesia.   Sayangilah mereka dan jangan hinakan mereka agar kita bisa mengambil pelajaran sebagai pijakan untuk melangkah ke depan.

Ada komentar dari Ahlis Qoidah Noor pembaca tulisan saya di Kompasiana " Cara Membuat Rakyat Mencintai Pancasila Sepenuh Hati" sebagai berikut: "Bagus pak idenya...salaaam", selanjutnya dia berkomentar: "Saya jadi ingat waktu SD ketika diminta menghafal butir- butir P 4 dan bagaimana cara mengaplikasikannya dalam kehidupan. diberi beberapa kasus dan bagaimana problem solvingnhya ....saya kira itu juga bisa jadi referensi....pak Sukarno sebagai penemu Pancasila dan Pak Harto yang menghidup- hidupkan Pancasila patut kita apresiasi...silakan para pemimpin yang lain..bagaimana langkah kreatif selanjutnya....".

Ide Cemerlang BPIP

Setelah satu tahun bekerja Dewan Pengarah BPIP telah berhasil menyampaikan ide Cemerlangnya kepada Presiden mengenai amandemen UUD 1945 tentang perlunya haluan negara dalam arah pembangunan terhadap kepala negara, gubernur, bupati/wali kota. "Kepala negara, gubernur, bupati ada arahan pembangunan, supaya masing-masing tidak maunya sendiri,".

Selanjutnya dengan berubahnya UKP menjadi BPIP maka cakupan tugasnya menjadi luas dan berat kata Ma'ruf Amin sebagai salah satu anggota Dewan Pengarah. Presiden memberikan arahan agar BPIP ini merumuskan materi pendidikan bagi pelajar SD hingga SMA ada pelajaran Pancasila. BPIP menangai juga komitmen kebangsaan, implementasi Pancasila, misalnya sila kelima, pemerataan, kemudian juga peningkatan kualitas hidup masyarakat dan pemerataan distribusinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun