Mohon tunggu...
Nizwar Syafaat
Nizwar Syafaat Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengkritisi Analisis Menaker tentang TKA China

15 Mei 2018   16:00 Diperbarui: 15 Mei 2018   17:57 885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Tulisan ini sebagai respon atas pernyataan Menteri Tenaga Kerja (Menaker) yang dinuat di Kompas.com 23 April 2018.  "Menaker Hanif Dhakiri membantah pernyataan sejumlah pihak yang menyebut tenaga kerja asing (TKA) asal China telah menyerang atau menyerbu Indonesia. Hal ini diungkapkan sebagai jawaban dari kekhawatiran sejumlah pihak terhadap Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing, di mana disebut banyak TKA asal China yang masuk ke Indonesia.

"Bukan TKA China yang menyerang kita, kita yang menyerang China," kata Hanif dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat, Senin (23/4/2018). Data TKA di Indonesia dan Perbandingan dengan TKI di Luar Negeri Hanif merujuk pada data World Bank dan Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai jumlah Tenaga Kerja Indonesia ( TKI) di luar negeri per akhir tahun 2017.

Dari data tersebut, ada total 9 juta TKI di beberapa negara, dengan sebaran paling banyak di Malaysia (55 persen), disusul Saudi Arabia (13 persen), China (10 persen), Hongkong (6 persen), dan Singapura (5 persen). Bila dirinci lebih detail lagi, ada lebih dari 150.000 TKI di Hongkong, 20.000 TKI di Makau, serta 200.000 TKI di Taiwan.

Sementara, jumlah TKA asal China yang bekerja di Indonesia per akhir 2017 hanya 24.800 orang. Hanif mengaku sudah sering menjelaskan hal ini dalam setiap kesempatan untuk membantah anggapan Indonesia banjir TKA, terutama yang berasal dari China. Namun, respons pihak yang diberi penjelasan masih sulit untuk menerima hal tersebut, bahkan cenderung menolak fakta dari data yang dibawakan".

Itulah analisis seorang Menteri tentang TKA. Argumentasi tentang serbuan TKI Ke China lebih besar daripada TKA China ke Indonesia, berdasarkan fakta yang ada memang benar dan tidak terbantahkan.  Tapi kalau cara anlisis seperti itu, tidak layak untuk seorang Menteri apalagi seorang Menaker yang mengurus bidang ketenagakerjaan.  Sungguh sangat tidak layak hasil analisis tersebut dijadikan argumentasi untuk menenangkan masyarakat tentang serbuan TKA China.  

Prinsip Dasar Ekonomi  

Ekonomi adalah kegiatan pertukaran (exchange) barang dan jasa bisa antar individu, kelompok individu, maupun antar negara untuk menghasilkan efisiensi paling tinggi.  Pertukaran tenaga kerja antar negara, seperti TKI ke China dan sebaliknya TKA China ke Indonesia.  Apabila tidak ada hambatan pertukaran, sesuai dengan prinsip ekonomi, tenaga kerja akan mengalir dari wilayah atau negara dengan upah rendah ke wilayah atau negara dengan upah tinggi.

Presiden Jokowi pernah mengatakan pada saat pertama kali terjadi kiruh TKA China serbu Indonesia, bahwa tidak mungkin TKA China mau kerja di Indonesia karena upah di Indonesia rendah.  Oleh karena itu adanya pergerakan tenaga kerja antar negara yang mengalir dari negara dengan upah tinggi ke negara dengan upah rendah patut dicurigai, apa motif pergerakan tersebut.

Negara China misalnya membutuhkan tenaga kerja pembantu rumah tangga atau cleaning servis.  Kalau menggunakan tenaga kerja local, upahnya mahal dan sulit mencari tenaga kerja karena jarang peminat pada pembantu rumah tangga.  Oleh karena itu, pemerintah China membuat kebijakan untuk mendatangkan TKI dengan pertimbangan cara kerjanya bagus dan upahnya dibuat lebih rendah daripada upah di China tapi lebih tinggi dibanding upah di Indonesia.

Kebijakan pemerintah China tersebut menguntungkan China dan Indonesia.  Itulah makna pertukaran yang akan menguntungkan keduabelah pihak apabila menggunakan prinsip ekonomi.  Jadi TKI ke China mengalir sesuai dengan prinsip ekonomi murni dan tidak akan terjadi benturan dengan tenaga kerja lokal.

Berbeda dengan TKA China yang ke Indonesia yang datang  bersamaan dengan paket industrinya.  TKA China level menengah ke bawah sebenarnya tersedia di Indonesia dengan upah yang lebih murah bisa sampai 1/3 kali lipat dibanding upah di China. Tetapi karena China berorientasi utntuk mempekerjakan tenaga kerjanya, maka China membawa serta tenaga kerjanya yang melekat pada pabriknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun