Mohon tunggu...
Nida Azumi
Nida Azumi Mohon Tunggu... Seniman - Mahasiswa

ما أحسن من انتهى إلى ما سمع

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dakwahmu, Dekaplah yang Terdekat

15 Maret 2021   07:18 Diperbarui: 15 Maret 2021   07:40 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perbedaan pemahaman ini sebenarnya merupakan tugas bagi seorang anak bagaimana mencoba memahamkan pemahaman yang sebenarnya sesuai madzhab ahli sunnah wal jama'ah kepada keluarganya. Ya inilah dakwah. Bisa kita ambil satu contoh dari sekian banyak pemahaman orang tua yang kadang berbeda dengan apa yang kita pahami, contohnya : cadar . 

Sebagian orangtua melarang anaknya memakai cadar atau berpakaian terlalu ekstrim, seperti serba hitam dan berhijab ukuran sangat besar hingga ke lutut, apalagi sedang marak-maraknya wanita berpakaian serba hitam dan bercadar disebut teroris, mungkin itu pula alasan orang tua melarang anaknya memakai cadar. Dalam hal ini bagaimana menyikapi dan mengambil strategi sehingga kita bisa membuat orang tua kita merubah sudut pandang mereka terhadap cadar . memang cadar bukanlah sesuatu yang diwajibkan dalam islam, namun bagi siapa yang memakainya merekalah perempuan terbaik atau disebut al-afdholiyyah
{ } .
Semoga Allah Subhanahu wata'ala  merahmati kaum wanita dari kalangan muhajirin generasi awal. Ketika Allah Subhanahu wata'ala menurunkan ayat :
 
"Dan hendaknya mereka -para wanita- menjulurkan penutup kepala mereka ke arah dada mereka!"  (An Nur: 31)). Lalu mereka merobek kain-kain mereka dan menutupi wajah-wajah mereka dengan kain itu"

Ibnu Hajar rahimahullah menjelaskan, "Ucapan Aisyah radhiallahu anha , muruth adalah jamak dari murth, maknanya izar atau sarung atau kain. Ucapan Aisyah radhiyallahu anha maksudnya mereka menutupi wajah mereka (dengan potongan muruth)."(Fathul Bari,8/490)

Maka tentunya setiap wanita ingin menjaga perhiasan mereka yang begitu indah, dan tidak ingin memberikan secara gratis orang-orang yang tidak berhak melihatnya. Jika sudah mantap dalam diri seorang wanita. Disini yang paling utama tentunya  seorang da'i haruslah mempunyai sikap yang sabar, tenang, tawadhu' dan tidak boleh egois dalam menyampaikan dakwahnya. 

Cobalah untuk mendapatkan hati mereka terlebih dahulu, melakukan kebaikan-kebaikan yang dianjurkan agama, kebaikan-kebaikan yang disukai orang tua. berlemah lembut kepada mereka ketika berbicara, mendampingi mereka dalam berbagai kesempatan, membantu pekerjaannya, melaksanakan perintahnya selama itu baik meski kita waktu itu sedang malas, singkirkan malas itu, keraherahkan daya upaya maupun harta untuk membahagiakan mereka. Karena inilah yang diperintahkan agama kita, bahkan dengan semua itu kita belum bisa membalas segala kebaikkan yang mereka lakukan kepada kita, seperti dalam kisah salah satu shohabah
: : : " : " : : " .
"Mengatakan kepadaku Adam, mengatakan kepadaku Syu'bah, mengatakan kepadaku Sa'id bin Abi Burdah ia berkata, aku mendengar ayahku berkata bahwasanya beliau melihat Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma sedang di sana ada seorang lelaki dari negri Yaman tawaf mengelilingi ka'bah sambil menggendong ibunya di atas punggunya sembari bersyair :
Sesungguhnya aku adalah onta hina yang sangat patuh bagi ibuku.
Apabila tunggangan yang lain lari, maka aku tidak akan lari.
Orang itu lalu bertanya kepada Ibnu Umar, "Wahai Ibnu Umar, apakah aku telah membalas budi baiknya kepadaku ?".
Ibnu Umar menjawab ; "Belum, engkau belum membalasa budi baiknya meski hanya setarik napas yang keluar dari lisan ibumu ketika melahirkan engkau
". (Shahih Adabul Mufrad : 9).

Kemudian pilihlah waktu yang tepat seperti saat semuanya sedang santai dan tidak sedang Lelah, lalu mulailah dengan cara bertanya guna menghormati mereka, bagaimana pendapat mereka tentang hijab yang menutup seluruh tubuh dan cadar, kemudian selingi dengan menceritakan kisah-kisah wanita mulia seperti sayidah aisyah yang menjaga kecantikan wajahnya dengan cadar, gunakan kata-kata yang sopan juga tidak menyinggung hati, semoga dengan usaha yang kita upayakan bisa menyatukan kembali pemahaman orang tua kita dengan kita dan bersama memperdalam agama islam.

Sumber :
satu diakses pada Jum'at, 12 Maret 2021 pukul 17.00 WIB

dua diakses pada Rabu, 10 Maret 2021 pukul 13.52 WIB

tiga diakses pada Rabu, 10 Maret 2021 pukul 13.52 WIB

Hukum Bercadar dari Penjelasan Para Ulama Islam | IHI (islamhariini.com) diakses pada Rabu, 10 Maret 2021 pukul 13.20 WiB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun