Mohon tunggu...
nizham_saja
nizham_saja Mohon Tunggu... -

berpola pikir simple dan berprinsip jalani saja hidup ini apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kenapa Pantat Ayam Jika Ditiup Kedut-kedut?

15 Februari 2017   16:12 Diperbarui: 15 Februari 2017   16:26 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

"Tua itu pasti, dewasa itu pilihan"

Pepatah bijak jaman baheula yang sampai kini masih dikenal baik oleh orang modern. Pikiran manusia akan Berubah dengan sendirinya seiring dengan bertambahnya usia (jika semuanya berjalan normal dan wajar adanya)

Warung adalah tempat berkumpulnya bermacam orang dan berbagai karakter untuk kepentingan yang sama, yaitu memenuhi hak perut untuk makan dan minum.

Duduk santai di Warung di pagi hari sudah menjadi kebiasaan yang jamak bagi kami. Pada jam jam tertentu tempat duduk akan penuh dan riuh rendah oleh ocehan manusia. Bermacam profesi berkumpul menjadi satu dengan pilihan menunya masing masing.
Seperti pagi ini, nasi kuning dengan iwak masak habang sudah tiba didepanku. Aromanya menguar menambah "garurukan" perut minta diisi. Aku, dengan pakaian seragam dinas warna cokelat, bersepatu kulit yang sudah agak sedikit kotor, dan sebuah tas ransel berisi laptop dan lainnya disampingku. Itulah keseharianku yang harus berangkat pagi setelah subuh karena jarak tempat kerja yang lumayan jauh, 49 km dari rumah.

Sudah sering makan diwarung ini karena suasananya yang hangat. Meski tak mengenal nama hanya hapal wajah sudah cukup bagi kami untuk bertegur sapa bila ketemu disini atau ditempat lain.

Segelas teh hangat membasahi tenggorokanku. Hangatnya menjalar sampai ke perut lalu menyebar keseluruh badan. Membuang hawa dingin setelah berkendara hampir 1 jam. Alhamdulillah.

Satu persatu berdatangan. Menu andalan mereka masing masing pun sudah disuguhkan. Maka mulailah keajaiban itu terjadi, sesuatu yang selalu membuatku kadang harus duduk lebih lama dari cuma sekedar sarapan.
Berbagai macam topik saling dilempar bebas, lengkap dengan objek penderitanya masing masing.

Acil warung dengan wajah ngeri bercerita tentang teror "kuyang", hantu yang beberapa hari ini keliling beberapa kampung demi menghisap darah wanita perawan agar ilmu pesugihannya tercapai. Mengerikan memang, meski sebetulnya si acil tak perlu takut berlebihan. Soalnya dia sudah bukan perawan.
Semoga perawan di kampung ini masih tersisa bagi para bujangan seperti kami.

Pandi bisa tertawa lepas dan keras gara gara tanaman cabe rawitnya tembus 100 ribu/Kg, padahal baru kemarin dia misuh misuh karena bininya minta dibelikan motor matic. Jadi ini sebabnya sambal hari ini tak sepedas biasanya, cabe mahal!!
Bihman si tukang sayur juga nampak ceria. Kerja keras mereka berujung sukses, tak seperti tahun lalu yang tekor gara gara banjir.

Berbanding terbalik dengan pak agus, seorang makelar motor bekas yang cemas usahanya tersendat gara gara tarif STNK naik jauh.

Lain lagi dengan eka dan istrinya, mereka adalah artis media sosial. Bahkan endorse produk dan toko online mereka cukup dikenal di dunia maya.

Imam justru sama sekali tak sesuai namanya, seorang pecandu narkoba yang kerjaannya teler hampir tiap hari, anehnya katanya bininya tetap awet. Entah cinta entah karena sama kelakuannya. Entahlah.

Oom eko mantan anggota DPRD lebih berkelas. Masih selalu rapi. Setiap saat pasti galau memikirkan mau dibawa kemana negeri ini. Politik sudah mendarah daging bagi beliau. Selalu update tentang kabar terbaru lokal dan nasional.

Masalahku?
Aku bosan dengan rutinitasku yang melelahkan. Stress. Tertekan. Kerjaan sambung menyambung.
Jadi dewasa ternyata tak begitu menyenangkan. Apalagi sekarang udah tua dan harus menjadi terpaksa dewasa.

Tiba tiba aku rindu joke joke absurd macam "tiup pantat ayam" ketika sekolah dan kuliah dulu. Rindu akan mudahnya melepas beban dan hidup "jalani apa adanya" lagi.

Aku stess. Aku bukanlah seorang yang bisa berkembang dalam tekanan. Bukan seperti beberapa kawanku yang penjilat, yang baru tampak bekerja jika ditekan. Pengecut dan munafik.
Aku tidak begitu. Aku perlu suasana kerja sama. Atau akan berontak bila terlalu ditekan.
Seperti hari ini aku sengaja terlambat agar dipanggil oleh atasanku.

Aku butuh liburan!!!

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun