Muslim Bukanlah Teroris: Pandangan Faktual tentang Terorisme dan Islam
Saya lelah harus berulang kali mengatakan bahwa Muslim bukanlah teroris. Sudah saatnya kita membungkam Islamofobia ini dengan fakta.
Oleh
Muchamad Nizar Ubaidillah
Setiap kali terjadi aksi teror atau penembakan, umat Islam dengan sangat gentar menyaksikan berita tersebut dengan sangat khusyuk, berdoa agar tersangkanya bukan seorang Muslim.
Hal ini bukan karena para teroris ini kemungkinan besar adalah Muslim, melainkan karena dalam kasus-kasus di mana terorisme terjadi, kita melihat liputan dalam media-media massa yang memberitakan pelakunya adalah seorang muslim meskipun mereka tidak tahu kebenarannya. Apalagi diperkuat dengan kebencian ekstrem yang tidak dapat dibenarkan terhadap Muslim.
Sebagai seorang Muslim, saya lelah mengutuk serangan teroris yang dilakukan oleh orang-orang yang secara intoleran melakukan kekerasan mengatasnamakan agama saya. Saya lelah mengutuk serangan ini kepada orang-orang yang diam saja dan apatis ketika Muslim dibunuh oleh teroris radikal yang sama.
Saya bosan mendengar kata "teroris" tidak digunakan ketika tersangkanya adalah non-Muslim. Saya bosan dengan alasan "cacat mental" yang ditujukan ketika tersangka dalam serangan teroris adalah seorang bule. Saya bosan melihat ratusan serangan teroris yang dilakukan oleh non-Muslim tidak mendapatkan liputan yang sama, akan tetapi satu serangan teroris di mana tersangkanya adalah Muslim diberitakan dengan penuh kebohongan dan dibesar-besarkan.
Di atas semua itu, saya lelah harus berulang kali mengatakan bahwa Muslim bukanlah teroris. Sudah saatnya kita membungkam Islamfobia ini dengan fakta. Ada lima poin yang akan saya sampaikan untuk membuktikan bahwa Muslim bukanlah teroris:
1. Non-Muslim merupakan mayoritas teroris di Amerika Serikat
Menurut FBI , 94% serangan teroris yang dilakukan di Amerika Serikat dari tahun 1980 hingga 2005 dilakukan oleh non-Muslim. Ini berarti bahwa seorang tersangka teroris Amerika sembilan kali lebih mungkin dilakukan oleh non-Muslim daripada seorang Muslim.
Menurut laporan yang sama, ada lebih banyak tindakan terorisme Yahudi di Amerika Serikat daripada Islam, namun kapan terakhir kali kita mendengar tentang ancaman terorisme Yahudi di media? Untuk alasan yang sama, kita tidak dapat menyalahkan seluruh orang-orang Yahudi atau Kristen atas tindakan kejahatan yang mengatasnamakan agama mereka, kita sama sekali tidak memiliki alasan yang dapat dibenarkan untuk menyalahkan Muslim atas tindak terorisme yang terjadi.
2. Non-Muslim merupakan mayoritas teroris di Eropa
Menurut data resmi dari Europol, lembaga penegak hukum Uni Eropa, dalam 4 tahun antara 2011 dan 2014 ada 746 serangan teroris di Eropa. Dari jumlah tersebut, hanya delapan yang terinspirasi agama, yaitu 1% dari total keseluruhan. Bahkan pelaku tindakan ini tidak semuanya Muslim.
"Terinspirasi secara agama' termasuk ekstremis Islam, Kristen, Yahudi, Hindu dan Buddha yang dimotivasi oleh (bentuk menyimpang) agama mereka untuk menyakiti orang lain."
Sebelum 2011, Europol mengkategorikan serangan teroris secara berbeda, tetapi statistik melukiskan gambaran serupa:
"Antara 2006 dan 2010, negara-negara anggota mencatat 2.131 serangan teroris di eropa, dan hanya delapan yang "Islamis". Bagi Anda yang memperhatikan angka ini, itu berarti teroris Muslim hanya melakukan 0,3 persen terorisme dari keseluruhan terorisme yang terjadi di eropa selama bertahun-tahun.
3. Bahkan jika semua serangan teroris dilakukan oleh Muslim, Anda tetap tidak dapat mengaitkan terorisme dengan Islam
Ada 140.000 serangan teror yang dilakukan di seluruh dunia sejak tahun 1970 . Bahkan jika Muslim melakukan semua serangan ini (yang merupakan hanya sebatas asumsi yang tidak masuk akal, mengingat fakta yang disebutkan di poin pertama saya), teroris tersebut hanya mewakili kurang dari 0,00009 persen dari seluruh Muslim dunia, itu hanyalah jumlah yang sedikit dari persentase seluruh muslim di dunia, segelintir orang islam yang melakukan kejahatan tidak bisa dikatakan bahwa islam mengajarkannya, karena masih banyak orang dalam persentase tersebut yang menolak dan menentang tindak kejahatan tersebut.
Dengan perkiraan 1,5 miliar Muslim di seluruh dunia dan kurang dari 150.000 anggota organisasi seperti ISIS, (al-Qaeda, al-Shahbab dan Boko Haram) teroris mewakili kurang dari 0,001 persen dari seluruh Muslim. Melihat statistik ini, ini berarti bahwa Anda lebih mungkin disambar petir dalam hidup Anda daripada kemungkinan seorang Muslim melakukan serangan teroris selama rentang waktu yang sama.
4. Jika Muslim adalah teroris, maka semua Muslim yang lain adalah pembawa kedamaian
Asumsi statistik yang sama yang digunakan untuk menggambarkan Muslim sebagai orang yang kejam dapat digunakan secara lebih akurat untuk menggambarkan Muslim sebagai orang yang damai. Jika semua Muslim dianggap teroris karena persentase satu digit teroris yang kebetulan adalah Muslim, maka semua Muslim yang lain adalah pembawa kedamaian. Karena 5 dari 12 pemenang Hadiah penghargaan Nobel Perdamaian 42 persennya adalah Muslim.
5. Jika Anda takut pada Muslim, maka Anda juga harus takut pada perabot rumah tangga dan balita
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of North Carolina menunjukkan bahwa kurang dari 0,0002% orang Amerika yang terbunuh sejak 11 September dibunuh oleh Muslim. (Ironisnya, penelitian ini dilakukan di Chapel Hill: tempat yang sama di mana seorang non-Muslim berkulit putih membunuh tiga Muslim yang tidak bersalah ketika media utama mereka menepis serangan teroris ini sebagai sengketa parkir).
Berdasarkan angka-angka ini, dan angka-angka dari Komisi Keamanan Produk Konsumen , rata-rata orang Amerika lebih mungkin diremukkan oleh sofa atau televisi mereka daripada dibunuh oleh seorang Muslim.Faktanya tiga orang Amerika tewas dalam pengeboman di Boston Marathon.
Berapa banyak orang yang dibunuh balita pada tahun 2013? Lima, semuanya dengan tidak sengaja tertembak pistol oleh seorang balita. Itu berarti orang Amerika lebih mungkin dibunuh oleh balita pada tahun 2013 daripada mereka dibunuh oleh "teroris Muslim".
Menurut Biro Statistik Australia, dalam 36 tahun antara 1978 dan 2014, 113 orang meninggal karena terorisme, tetapi pada tahun 2016, 730 warga australia meninggal karena kekerasan dalam rumah tangga. Rata-rata dua wanita setiap minggunya dan sekitar 2.500 orang melakukan bunuh diri.
Ketika pengemudi mabuk menyebabkan kecelakaan mobil, kami tidak pernah menyalahkan produsen mobil atas tindakan kekerasan pengemudi itu. Ini karena kami memahami bahwa kami tidak dapat menyalahkan seluruh perusahaan mobil yang memproduksi jutaan kendaraan yang aman, hanya karena salah satu mobil mereka dibajak oleh orang yang sembrono untuk menimbulkan kerugian. Jadi apa hak kita untuk menyalahkan seluruh agama yang lebih dari 1,6 Miliar orang yang cinta kedamaian, hanya karena tindakan segelintir orang yang relatif tidak signifikan?
Saya tidak akan menyangkal bahwa terorisme adalah ancaman nyata, itu pasti. Namun, sangat tidak tepat untuk mengasosiasikan kata "Muslim" dan "teroris" ketika secara harfiah semua fakta menunjukkan hal yang sebaliknya. Satu-satunya cara kita sebagai warga negara indonesia dapat mengalahkan terorisme di dalam negeri dan di seluruh dunia, dengan secara akurat yaitu menargetkan akar masalahnya.
Sebagai seorang Muslim, saya meminta Anda semua untuk mempertimbangkan secara mendalam fakta-fakta yang disebutkan di sini pada saat Anda melihat berita utama tentang Muslim dan terorisme. Martin Luther King Jr pernah berkata, "Kebencian tidak bisa mengusir kebencian, hanya cinta yang bisa melakukannya". Kita tidak bisa membiarkan perbedaan dalam liputan media membutakan kita dari fakta dan mengubah kita menjadi orang yang penuh kebencian, kita lebih pintar dari itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H