Belakangan ini “katanya” masyarakat Indonesia sedang mendapatkan kehormatan sebagai tuan rumah atas di selenggarakannya acara tahunan yang melibatkan hampir seluruh negara dari belahan dunia, acara yang sengaja digelar sebagai ajang untuk mencari ratu kecantikan dunia yang “katanya” di nilai dari 3 aspek yaitu, “beauty, brain and behaviour” kecantikan, kepintaran dan perilaku, namun gelar kehormatan yang di sematkan bagi Indonesia, karena keberanian menjadi tuan rumah atas acara yang berskala lintas Nasional ini, bagi kebanyakan kaum muslimin itu tak ubahnya seperti acara yang hanya seperti tontonan kartun di minggu pagi, yang sama sekali tak menarik untuk di cermati.
Alasan yang sangat mendasar dari penyelenggaraan acara miss world adalah untuk menjual nama bangsa Indonesia di mata Dunia, sekalipun itu “katanya”, namun kalau semenit saja kita meluangkan waktu untuk kembali berpikir, apa yang akan kita dapat dari Miss World itu?? Popularitas-kah, rating bangsa, atau nilai rupiah yang akan semakin menaik sehingga menjadikan indonesia terbebeas dari ancaman akan kembalinya masa 1998, atau ada alasan yang lain?? Ah sebetulnya masalah itu masa bodoh bagi diriku yang kerdil ini, buat apa aku mengkritisi mereka, toh sejatinya aku ini siapa?, namun ternyata naluri nasionalismeku kembali berjalan dan menyulut diriku untuk menyadari bahwa aku adalah anak yang telah di besarkan di tanah yang katanya “cuilan” dari tanah firdaus ini, untuk tidak hanya diam dan “manggut-manggut” ketika melihat bangsa Indonesia yang mulai di rongrong budaya dan perilakunya.
Kalau kita kembali mengingat kejadian di abad 18an tentang kualitas kehebatan tentara islam yang selalu berjaya dalam segala bidangnya, yang ternyata kehebatan itu hanya lahir dari keimanan yang selalu dikedepankan oleh ummat islam, yang ternyata hal ini menjadikan inggris dan sekutunya berpikir untuk membuat berbagai macam konspirasi yang bisa mendiskreditkan nilai “keimanan”, yang selama ini mendasari kejayaan ummat islam, maka berpijak dari hipotesa itu mereka berusaha menciptakan konspirasi-konspirasi yang dapat melemahkan Islam, sehingga lahirlah Wahabi yang di motori atas perselingkuhan Muhammad bin Abdull Wahhab dengan Orientalis barat yang sukses mencuci otak pendiri Wahabi, Mr Hempher namanya, atau konspirasi lainnya adalah dengan cara mengenalkan setiap budaya mereka, budaya yang kebanyakan berorientasi kepada pengebirian keimanan seorang muslim, salah satunya adalah dengan di laksanakannya perhelatan Miss world yang secara halus akan menjadi instrument paling jitu untuk memperkenalkan budaya mereka yang lebih menonjolkan bentuk fashion yang terbuka.
Mungkin ini yang sampai sekarang jadi alasan penolakan Lembaga Persahabatan Ormas Islam yang di ketuai olek Pak Said Aqiel, yang dengan pernyataannya beliau menghimbau kepada seluruh masyarakat muslim Indonesia agar bersama-sama untuk berpikir apakah kemanfaatan dari adanya perhelatan tersebut lebih dominan dari madhorotnya, atau kah sebaliknya, adapun dari kebanyakan Ormas islam menyatakan bahwa kemadhorotan yang di timbulkan atas adanya acara ini, itu sangat lah besar, namun dalam hal ini ada sikap dari Ormas NU yang sangat menarik bagi saya yaitu "jika NU mengambil keputusan untuk menolak akan kelangsungan dari acara Miss world, maka NU pun harus tetap mengedepankan sikap tasammuhnya, dengan tidak mengedepankan kekerasan yang selama ini selalu menjadi jargon khusus bagi Islam garis keras".
***
Salah satu dari alasan lain penolakan LPOI adalah, “Untuk meningkatkan budaya bangsa itu tidak harus dengan miss world”.
Memang benar bahwa dengan adanya acara seperti ini indonesia akan banyak di untungkan dengan rating yang secara cepat akan naik dan di kenal oleh semua negara yang mendelegasikan ratu tercantiknya itu, namun apakah sudah tidak ada kegiatan lain yang lebih berorientasi kepada pemberdayaan masyarakat Indonesia??, pastinya berapa milyar nominal yang nantinya akan di glontorkan untuk mensukseskan acara tersebut itu, yang "katanya" karena alasan untuk meningkatkan nama indonesia di mata luar,coba kalau nominal sebanyak itu kita gunakan untuk memberdayakan SDM masyarakat negri ini, sehingga pada saatnya nanti nilai jual bangsa INDONESIA akan terus naik, tapi tidak dengan acara yang sedikit "kampungan"itu.
Dan kalau kita ikut menilik apa yang terjadi di salah satu negri afrika selatan, tepatnya di negara malawi, maka disitu kita akan menemukan kelaparan yang sangat akut sekali, sehingga sang presidenpun rela untuk menjual jet khususnya di tambah dengan 35 mercedes benz milik mentrinya, untuk menanggulangi kelaparan yang melanda negrinya itu, coba kita bayangkan betapa ironinya kita, ketika kita membandingkan dengan apa yang sedang terjadi di negri kita ini, alih-alihdi manfaatkan dengan baik setiap anggaran yang telah di subsidikkan oleh negara, namun mereka malah memanfaatkannya hanya untuk hura-hura dan foya-foya dengan acara yang sejatinya tidak ada.
Mungkin itu salah satu alasan yang sengaja di buat oleh kaum elit untuk kembali memuaskan keinginannya dengan mendukung di adakannya acara yang "katanya" untuk kebaikan bangsa, maka akupun berpikir dari pada secara serius membahas hal seperti ini, lebih baik tertawa terbahak-bahak membaca tweet dari presiden jancukers, Mbah Tejo yang berkata “pantesan orang-orang islam menolak miss world, wong artinya juga kangen dunia, coba di ganti namanya dengan miss hereafter, pasti mereka akan mendukungnya karena artinya adalah kangen akherat”.
*Baca coretan saya yang lainnya yah dan jangan lupa untuk menjadi pembaca yang baik, kita harus selalu meninggalkan kritik dan sarannyya..
* Aku menulis ini hanya sebagai ajang belajar untuk mengungkapkan setiap hal yang pernah ku ketahui, tentunya dengan menulis, karena menulis adalah ajang bagiku untuk merekam hidup.