Mohon tunggu...
Ahmad Nizar
Ahmad Nizar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Makna Perubahan dari Runtuhnya Tembok Berlin

1 Februari 2019   08:32 Diperbarui: 2 Februari 2019   06:07 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

' Perubahan belum tentu menjadikan segala sesuatu menjadi lebih baik, tetapi tanpa perubahan sudah pasti tidak ada pembaharuan'

Tembok Berlin merupakan saksi nyata dari pandangan konservatif atas pertentangan suatu ideologi. Tembok berlin adalah sebuah tembok pembatas terbuat dari beton yang dibangun oleh Republik Demokratik Jerman yang memisahkan Berlin Barat dan Berlin Timur serta daerah jerman timur lainnya sehingga membuat berlin barat sebuah enclave. 

Tembok ini dibangun sebagai akibat perbedaan perbedaan pemahaman, ideologis, yang dimiliki pemegang kekuasaan saat itu. Pembangunan tembok berlin menimbulkan kesengsaraan bagi warga di kedua kota ini. 

Selama 28 tahun hubungan warga berlin terputus satu sama lain, menjadi terbatasi, terblokade, dan tak dapat berjumpa dengan keluarga yang berada diseberang tembok tersebut. Ada sekitar 5000 orang yang berhasil melarikan diri dari jerman timur ke jerman barat dan sekitar 200 orang mati dalam prosesnya (Pratama, 2018).

Akar kemunculan Tembok Berlin sesungguhnya ialah pemikiran yang kolot menutup ruang-ruang diskusi untuk menyelesaikan masalah dan kecenderungan penggunaan jalur militer dalam menyelesaikan masalah. 

Terdapat sebuah keengganan untuk mendengarkan gagasan, pemikiran, pendapat dari masyarakat. Selama 28 tahun tersebut juga warga berlin mecoba melakukan demonstrasi ingin adanya perubahan tetapi tidak banyak yang terjadi. Hal yang tidak diduga menjadi pemicu perubahan justru berasal dari anak muda yang bernama Mathias Rust.

Mathius Rust merupakan pemuda yang menerbangkan pesawat kecil melintasi jerman barat ke jerman timur. Hal yang dilakukannya mungkin merupakan hal sederhana, tetapi penuh dengan resiko. 

Apa yang dilakukan Mathias Rust kemudian menginisiasi gerakan yang lebih besar dan memberikan sebuah gagasan bahwa setiap manusia bisa melakukan perubahan. 

Dalam kasus ini, menghancurkan tembok berlin.  Keberanian yang dilakukan Mathias Rust dan bantuan 'God Hand' yang menghendaki pergantian pemimpin jerman timur menjadi Mikhail Gorbachev telah menggulung tradisi lama cara berpikir para pimpinan partai komunis yang tidak menginginkan terjadinya perubahan. 

Jatuhnya tembok berlin menjadi kemenangan bagi seluruh warga berlin. Warga yang dulu terbatasi oleh sebuah pembatas nyata akhirnya dapat kembali bersatu.

Hal yang dapat dipelajari dari gambaran singkat runtuhnya Tembok Berlin ialah perubahan akan selalu ada. Pilihan yang kita miliki ialah berdiam diri atau menyesuaiakan diri. Perubahan membutuhkan pengetahuan, dilandasi nilai-nilai fundamental, tak pernah lepas dari rintangan, dan pengorbanan. 

Untuk dapat beradaptasi dalam perubahan seseorang perlu untuk tidak terbelenggu zona nyaman, mampu melihat perspektif baru, melihat perubahan sebagai peluang, mau mendengarkan, dan berbagi informasi.

==========================================================================================================

Sumber

Pratama, 2018. Hari Ini dalam Sejarah: Pembangunan Tembok Berlin. dalam: diakses pada 1 februari pukul 7.55 WIB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun