Mohon tunggu...
Nizar Machyuzaar
Nizar Machyuzaar Mohon Tunggu... Penulis - Pembelajar Tekstologi dan Stilistika

Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gemoy

28 November 2023   05:54 Diperbarui: 30 November 2023   04:41 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

GEMOY

Oleh Nizar Machyuzaar

Dari mana asal kata ini muncul? Banyak versi bisa dihampiri melalui penelusuran internet. Bahasa ragam cakapan ini masuk ke dalam ranah politik gegara dalam sebuah helatan satu pasangan capres-cawapres, para pendukungnya meneriaki mereka, "Gemoy!"

Kesemenamenaan penggunaan kata memang membuat suatu bahasa menjadi plastis. Kosakata atau perbendaharaan kata juga akan menambah kosamakna atau perbendaharaan makna. Pada kasus gemoy yang masuk dalam ranah politik, perbendaharaan makna kata tersebut telah mengalami perluasan.

Konon, kata gemoy digunakan untuk memplesetkan kata gemas. Dalam KBBI versi web, kata gemas bermakna 1) sangat jengkel (marah) dalam hati dan 2) sangat suka (cinta) bercampur jengkel; jengkel-jengkel cinta. Dengan ini, maksud perkataan gemoy cenderung bermakna negatif. 

Namun begitu, dalam praktiknya, kata gemoy yang masuk ke dalam ranah politik ini cenderung meluas dan bermakna positif. Kata gemoy mengacu pada makna sesuatu yang lucu dan menggemaskan. 

Lebih dari itu, produksi wacana dari para pelaku politik kita saat ini memang menguasa jagat maya. Tengok saja di berbagai aplikasi media sosial dan aplikasi berbagi pesan. Berbagai konten, baik visual, auditorial, maupun perpaduan keduanya, selalu menjadi perhatian dan perbincangan masyarakat, termasuk warganet.

Nah, bagaimana dengan kosamakna yang meluas dan bermakna positif  gemoy dapat berhubungan dengan wacana politik yang ingar-bingar saat ini? Menurut saya, sadar tidak sadar, sebagai homo simbolikum kita diajari untuk peka terhadap konteks pertama wacana yang melatarbelakangi viralnya kata ini.

Teristimewa, bahasa dapat mengatakan sesuatu sekaligus tentang sesuatu. Sesuatu yang menggemaskan dapat saja mengacu pada acuan-diri wacana yang sebaliknya. Yang pasti, istilah gemoy telah berterima pada khalayak ramai pengguna bahasa Indonesia.

Mangkubumi, 28 November 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun