Mohon tunggu...
Nizar Abdul Ghani Alfaritsi
Nizar Abdul Ghani Alfaritsi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

College Student at Airlangga University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menggapai Sustainable Development Goals (SDGs): Berjuang untuk Masa Depan yang Lebih Baik

20 September 2023   19:50 Diperbarui: 20 September 2023   20:20 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pendidikan. Sumber: Pexels

Sebagai bagian dari Agenda 2030 untuk meningkatkan pembangunan global, PBB menetapkan 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) pada tahun 2015. Dengan tujuan akhir untuk menciptakan dunia yang lebih adil, berkelanjutan, dan bermartabat bagi seluruh penghuninya, SDGs mewakili komitmen bersama komunitas internasional untuk menyelesaikan beberapa tantangan terbesar yang dihadapi planet ini.

SDGs mencakup pemberantasan kemiskinan dan pengurangan ketidaksetaraan sebagai salah satu dari beberapa tujuan utamanya. Ini adalah upaya signifikan untuk menjamin bahwa setiap orang di dunia memiliki akses yang sama terhadap peluang dan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai standar hidup yang terhormat. Dalam perjalanan untuk mencapai tujuan ini, manusia mengamati efek domino spektakuler yang dimulai dengan penurunan ketidaksetaraan dan meluas ke berbagai sektor pembangunan yang saling berhubungan. 

Mengatasi Ketidaksetaraan, Kemiskinan, Kelaparan, Air Bersih, dan Sanitasi Bersama-sama untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Masalah-masalah seperti ketidaksetaraan, kemiskinan, kelaparan, air bersih, dan sanitasi menjadi semakin rumit di era globalisasi ini. Merupakan komitmen bersama semua orang untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi semua orang dan dunia untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dunia yang kita tinggalkan untuk generasi mendatang akan dibentuk oleh bagaimana kita bekerja sama untuk mengatasi berbagai hambatan ini.

Salah satu faktor yang berdampak pada kesejahteraan sosial dan ekonomi secara global adalah ketidakadilan. Ketidakadilan yang konsisten dapat terjadi ketika sebagian besar peluang dan sumber daya terkonsentrasi pada sejumlah kecil individu atau kelompok. Namun, ada beberapa perkembangan yang menggembirakan dalam memerangi ketidakadilan. Kita dapat mengurangi ketidaksetaraan yang merusak ini dengan menerapkan kebijakan inklusif yang mendorong akses setiap orang terhadap peluang ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Fakta bahwa kesenjangan ekonomi terjadi di seluruh dunia sangatlah penting. Menurut laporan Oxfam, 1% populasi terkaya di dunia akan memiliki lebih banyak kekayaan pada tahun 2020 daripada 99% populasi lainnya.

   

Di banyak negara, kemiskinan - yang sering kali merupakan hasil langsung dari ketidaksetaraan - tetap menjadi masalah yang signifikan. Upaya-upaya yang realistis harus dilakukan untuk menciptakan lapangan kerja yang berkualitas, memberikan akses kepada masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan yang murah, dan memberikan bantuan sosial kepada mereka yang membutuhkan untuk memerangi kemiskinan. Hal ini akan membantu mengakhiri siklus kemiskinan yang penuh tantangan.

Ketika kita membahas kelaparan, yang dimaksud bukan hanya kekurangan makanan, tetapi juga termasuk akses yang adil terhadap sumber daya dan memiliki cukup uang untuk membeli makanan. Program-program bantuan pangan, pendidikan gizi, dan pertanian berkelanjutan semuanya dapat berkontribusi dalam mengurangi kelaparan dan meningkatkan ketahanan pangan global. Pada tahun 2020, PBB memperkirakan bahwa 9,2% populasi dunia akan mengalami kelaparan kronis. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada masalah besar terkait kelaparan yang harus diatasi. Penyebab utama kelaparan adalah konflik, perubahan iklim, dan alokasi sumber daya yang tidak merata.

Ilustrasi Kelaparan. Sumber: iStock
Ilustrasi Kelaparan. Sumber: iStock

Hak asasi manusia yang paling mendasar adalah memiliki akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak. Untuk menjaga kesehatan dan menjalani kehidupan yang sehat, air bersih harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Selain itu, kondisi yang tidak sehat dapat menyebabkan penyakit yang sebenarnya dapat dihindari. 

Oleh karena itu, sangat penting untuk terus meningkatkan infrastruktur air bersih dan sanitasi, terutama di daerah-daerah yang kurang berkembang - Sekitar 4,2 miliar orang masih berjuang dengan kondisi sanitasi yang buruk, dan lebih dari 2 miliar orang tidak memiliki akses yang layak ke air bersih. Karena hal ini, kemungkinan tertular infeksi meningkat.  Masalah lingkungan termasuk kontaminasi air dan pencemaran lingkungan adalah hasil dari praktik sanitasi yang buruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun