Mohon tunggu...
Nizamuddin Sadiq
Nizamuddin Sadiq Mohon Tunggu... Dosen - Pendidik yang terus belajar sepanjang hayat

Kebenaran sejati adalah kebenaran yang hakiki, dan itu sulit dicari kecuali oleh kebenaran itu sendiri

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mudik ala PPI Southampton di Isle of Wight, UK

29 Juli 2018   02:46 Diperbarui: 29 Juli 2018   15:46 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pantai Cowes ini sebetulnya hanya tepi laut berbatu kerikil yang mirip dengan kontur Laut Selatan Jawa, yang landai beberapa meter puluh meter, kemudian membentuk palung laut yang dalam sekali. Meskipun demikian, gelombang airnya tidak terlalu deras, sehingga banyak orang yang berenang di lokasi ini. Air nya juga terasa dingin dan asinnya tetap terasa.

Untuk penggemar air, tempat ini juga cocok melepas penat dengan mandi dan berenang. Tidak hanya itu, disepanjang garis pantai ada beberapa klub-klub Yacth dan SRJ terminal. Sehingga hilir mudiknya Yatch dan SRJ dari dan menuju pelabuhan menjadi daya tarik untuk background foto. Oleh karena itu, bagi yang membawa kamera atau HP, mereka sudah berpose dan jepret sana-sini, mengabadikan pesona pinggir laut yang eksotis tersebut.

Oleh karena itu, pantai Cowes menjadi pilihan banyak peserta karena lokasinya yang dekat, hanya berjalan 12 menit berjalan kaki. Pantai ini dipilih karena mereka akan kembali ke rumah  pukul 3 sore untuk nonton bareng perempat final Piala Dunia antara Inggris vs. Swedia. Sayapun memilih ikut rombongan ke pantai Cowes dan setelah itu akan bergerak menuju ke Appley Beach.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Tepat jam 3 sore kami berangkat ke Ryde Beach. Kira-kira 20 menit berkendara dari rumah Cowes ke lokasi pantai. Agak berbeda dengan pantai di dekat rumah tadi, Pantai Ryde adalah pantai berpasir di mana saat surut permukaannya akan naik, dan pasir akan terlihat sampai ke tengah lautan. Namun karena hari sudah beranjak senja, pasang berangsur-angsur datang.

Menurut informasi dari kelompok yang sudah langsung datang ke sini selesai makan siang, peralatan yang mereka bawa tadi berada cukup jauh dari garis pantai. Kini setelah pasang, semua peralatan sudah berpindah semakin ke tepi. Sementara ibu-ibu menjaga semua perlatan sambal befoto sana-sini, anak-anak sudah berhamburan ke tengah. Sudah tidak kuat untuk bermain air dan membuat istana pasir.

Airnya yang jernih dan ombaknya yang tidak deras, serta kedalamannya yang sesuai utuk anak-anak membuat mereka asik untuk berlarian dan menhempaskan tubuh mereka ke air. Sementara suguhan Yatch yang lalu lalang di seberang menambah indahnya pemandangan pantai ini. Semakin sore, air pasang semakin tinggi. Kamipun segera menuju ke tepian.

Padang-padang pasir yang tadi kelihatan membentang, kini sudah tertutup kembali oleh air pasang. Kamipun sejenak menikmati air pantai dari tepi. Ternyata, di pantai ini banyak kerang yang tampaknya bisa di konsumsi. Buktinya ada seorang ibu yang sejak kami berhasil mengumpulkan satu kantong plastic kecil yang berisi kerang. 2 jam tidak terasa, kamipun segera bergegas pulang. Karena acara inti BBQ di rumah Cowes di mulai jam 5 sore.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Sesampainya kami di rumah Cowes, kemeriahan sudah terlihat di halaman belakang. Aroma kambing dan ayam yang terbakar sudah menyambut kami dari kejauhan. Benar saja, ketika kami menjejakkan kaki ke halaman belakang, tampak dua kelompok yang sedang sibuk.

Satu kelompok yang bertugas mengipasi bara api untuk membakar sate ayam dan kambing, sementara kelompok yang lain membaluri ayam dan kambing dengan bumbu untuk di bakar. Hasil pembakaran yang sudah selesai langsung didistribusikan kepada mereka yang sudah antri menunggu. Walhasil, belum sempat hasil pembakaran ditaruh ditempat, semua sudah habis, berpindah ke piring para pengantri. 

Kemeriahan semakin terasa ketika ada yang mendendangkan lagu-lagu romantis yang di iringi gitar. Sementara ada yang mengabadikan momen tersebut dengan memvideotapping dan tidak sedikit pula yang berselfieria dengan kamera HP masing-masing.

Lengkap sudah, ada kelompok pembakar sate, ada kelompok yang bernyanyi dan ada kelompok yang mendokumentasi kegiatan. Perut kenyang, hati gembira dan keakraban tercipta. Semua disatukan oleh BBQ sate ayam dan kambing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun